Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

LDII Sulsel Siap Suksekskan Pemilu Damai

Pihaknya berkomitmen membantu Polri dalam pengamanan Pemilu 2024 mendatang.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
handover
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan (Sulsel) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan (Sulsel) siap menyukseskan Pemilu Damai 2024.

Hal ini diketahui saat Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso silaturahmi dengan forkopimda dan para tokoh di Balai Prajurit Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/9/2023).

Salah satunya Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Ir H Abri, MP.

Dr Abri dalam kesemptan itu mengatakan, Pemilu 2024 terdiri dari pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Secara bersamaan dilaksanakan pula Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029.

"Pemilu merupakan momentum yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, dengan biaya yang sangat besar, sehingga seharusnya memang ikut mensukseskannya," katanya.

Untuk itu, kata Abri, arahan dan kebijakan organisasi LDII dari Pusat hingga PC dan PAC, berharap agar Pemilu 2024 tidak sampai merusak persatuan umat.

"Organisasi kemasyarakatan LDII ikut menyokong kesuksesan pemilu 2024, sehingga pesta demokrasi lima tahunan itu diharapkan bisa berlangsung dengan damai," tuturnya.

LDII sambung Abri, menganut sikap politik netral dan aktif. Warga LDII didorong menyalurkan aspirasi politiknya, untuk dipilih, maupun untuk memilih.

Bahkan sebagai penyelenggara di daerah-daerah, untuk menyukseskan Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai.

"Warga LDII dilarang golput sebab hal itu hanya akan menguntungkan bagi calon yang tidak kredible. Sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mampu menilai calon yang terbaik," harapnya.

Dalam kaitannya untuk mewujudkan pemilu yang damai dan aman, LDII sebagai lembaga dakwah yang membina umat dalam praktek dakwahnya mengacu pada pola green dakwah.

"Artinya dalam dakwah bil qolam, maupun dakwah bil hal, tidak melakukan cara-cara radikal, kekerasan atau anarkis," sambungnya.

Untuk mewujudkan hal itu, paling utama dapat memahami ajaran Islam secara mendalam melalui pengajian-pengajian.

Tentunya juga, kata Abri, pemahaman Pancasila, UUD 1945 dan wawasan kebangsaan perlu terus ditingkatkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved