Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Luwu Timur, Parepare, Sidrap, Maros, Gowa Zona Merah Kebakaran

Kepala DLHK Sulsel Andi Hasbi Nur melaporkan kebakaran lahan mencapai 200 hektar dalam sebulan terakhir.

|
Tribun-Timur.com
Pemadaman kebakaran lahan di area Soreang, Kota Parepare, Sulsel, Rabu (30/8/2023) 

BMKG memprediksi musim hujan baru akan dimulai pada November 2023 sekaligus mengakhiri kekeringan akibat El Nino.

Adapun puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari 2024.

kebakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Maros
kebakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Maros (TRIBUN-TIMUR.COM / NURUL)

"Puncak musim hujan 2023-2024 umumnya diperkirakan pada bulan Januari-Februari 2024," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Jumat (8/9/2023).

Dwikorita menyebut, musim kemarau tahun ini lebih panjang karena dampak dari El Nino.

Baca juga: Penyebab Kebakaran di Kompleks Pasar Waetuo Bone, Kerugian Ditaksir Rp1,5 M

Baca juga: Damkar Kerahkan Lima Mobil Padamkan Kebakaran Lahan Dua Titik di Parepare

El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut dan angin di Samudera Pasifik.

Kehadirannya pada tahun ini membuat curah hujan berkurang drastis.

Apa Itu Fenomena El Nino

Fenomena el nino berdampak besar bagi kelangsungan pertanian masyarakat.

Dinas Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel Imran Jausi menyebut telah melakukan pemetaan daerah yang terdampak el nino.

Pemetaan tersebut didasarkan pada data tiga sampai lima tahun terakhir.

Jika daerah tersebut mengalami kekeringan lahan pertanian lebih dari 5 ribu hektare maka itu masuk dalam kategori zona merah.

Adapun daerah yang masuk kategori zona merah ialah Kabupaten Bone, Soppeng, dan Wajo.

"Memang ada program itu dari Kementan, kita sudah melakukan pemetaan daerah mana saja yang terdampak el nino yang parah," ucap Imran Jausi kepada Tribun-Timur.com, Selasa (15/8/2023).

Kendati demikian, zona merah di tiga kabupaten ini hanya berada di titik atau desa tertentu.

Dikatakan zona merah karena wilayah tersebut sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk memproduksi padi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved