Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Meteor Jatuh

Bukan Meteor! Bola Api Berekor yang Bikin Heboh Warga Yogyakarta Ternyata Sampah Antariksa

Setelah mengamati sejumlah video beredar, astronom tidak menganggap objek tersebut sebagai meteor melainkan sampah antariksa yang jatuh.

Editor: Hasriyani Latif
Instagram/@merapi_uncover
Penampakan benda bercahaya diduga meteor jatuh di langit Jogja. Astronom amatir menyebut benda bercahaya itu sebagai sampah antariksa, bukan meteor. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Astronom amatir, Marufin Sudibyo, mengemukakan pandangan berbeda terkait objek terang yang terlihat di langit Yogyakarta dan sekitarnya semalam.

Menurutnya, kemungkinan besar peristiwa ini adalah hasil dari masuknya sampah antariksa buatan manusia yang tidak terkendali (uncontrolled reentry).

"Dari ciri-ciri yang terlihat, kemungkinan besar peristiwa ini adalah proses masuknya sampah antariksa buatan manusia (uncontrolled reentry)," ujar Marufin saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (15/9/2023).

Kecil kemungkinannya sebagai meteor.

Marufin melakukan analisis setelah mengamati sejumlah video yang beredar tentang penampakan tersebut, dan dia menjelaskan alasannya untuk tidak menganggap objek tersebut sebagai meteor jatuh.

"Penandanya minimal ada dua, terekam lama dan ada proses fragmentasi," ungkapnya.

"Cahaya ini terekam lebih dari 5 detik (bahkan dari video lain lebih dari 10 detik). Ini menandakan kecepatannya lambat atau kurang dari 10 km per detik," lanjutnya.

Dengan dasar analisis tersebut, Marufin menduga bahwa objek yang dilihat oleh warga kemarin malam adalah satelit buatan manusia.

"Meteor umumnya memiliki kecepatan tiga kali lebih cepat, sehingga hanya terekam kurang dari 5 detik," tambahnya.

Selain itu, Marufin juga mengamati bahwa cahaya tersebut terpecah-pecah, yang menurutnya merupakan bagian dari proses fragmentasi atau pemecahan objek saat memasuki atmosfer Bumi.

Hal ini berbeda dari meteor.

"Meteor khususnya meteor-terang (fireball) atau meteor-sangat terang (bolide), juga mengalami fragmentasi. Tapi saat itu terjadi, ia akan tampak sangat terang menyamai terangnya bulan purnama untuk sesaat," kata Marufin.

Baca juga: Warga Geger Lihat Bola Api Berekor Melintas di Langit Jogja dan Solo, BMKG: Itu Bintang Jatuh

"Namun, hal itu tidak terdeteksi pada fenomena kilatan cahaya tersebut," tegasnya.

Marufin juga menambahkan, saat ini dia masih mencari sampah antariksa mana yang cocok dengan fenomena tersebut.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait kejadian bola api berekor yang telah menyebabkan kehebohan di Yogyakarta dan Solo.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved