Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ibu RT Jual Air Pembagian

Perjual Belikan Air Pembagian Danny Pomanto Ancam Copot Ketua RT dan RW

Saat ini Danny Pomanto selaku Wali Kota Makassar tengah menginstruksikan pembagian air untuk menanggulangi dampak kemarau panjang.

Editor: Alfian
DOK TRIBUN TIMUR
Distribusi air bersih di Kota Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tegas, Danny Pomanto ancam copot Ketua RT dan Ketua RW jika perjual belikan air pembagian yang saat ini dilakukan Pemkot Makassar.

Saat ini Danny Pomanto selaku Wali Kota Makassar tengah menginstruksikan pembagian air untuk menanggulangi dampak kemarau panjang.

Di Makassar suplai air bersih PDAM terbatas hingga membuat warga kesulitan.

Danny Pomanto pun memerintahkan pihak Kelurahan mendata warga yang mengalami masalah suplai air bersih.

Setelah itu penyaluran air bersih pun dilakukan.

Namun belakangan muncul riak-riak di tengah warga.

Sebab baru-baru ini viral terkait adanya oknum Ketua RT yang memperjual belikan air pembagian tersebut.

Hal ini pun membuat Danny Pomanto mengambil langkah tegas sekaligus peringatan.

Baca juga: Viral di Twitter Warga Makassar Curhat Ibu RT Jual Air PDAM Padahal Pemkot Bagi Gratis

Namun sebelum itu, Danny Pomanto menegaskan jika ada warga yang diminta membayar oleh oknum tertentu diharapakan segera melapor dan menyampaikan kejadian tersebut dengan detail.

"Lapor ke saya, laporkan secara detail (lokasi) supaya bisa diidentifikasi langsung siapa oknumnya, tidak ada itu bayar-bayar, air bersih digratiskan untuk rakyat," tegasnya kepada Tribun-Timur.com, Selasa (12/9/2023).

Danny mengatakan, informasi yang beredar itu kurang lengkap, harusnya warga menyampaikan lokasinya agar mudah ditelusuri.

Danny pun menilai, dalam penyaluran air bersih ini masyarakat bersentuhan langsung dengan petugas yang mendistribusi air.

RT hanya bertugas untuk mengatur antreannya, sehingga proses transaksi atau bayar membayar cukup sulit dilakukan.

Karena itu, Danny Pomanto meminta pembuktian dari warga yang mengalami kejadian tersebut dengan melaporkan alamat lengkap dengan identitas RT nya.

"Logikanya sederhana, orang bagi air (secara) terbuka, bagaimana caranya minta bayar, tidak masuk akal, selama tidak masuk akal tidak ada (data) RT nya itu bisa fitnah, karena tidak ada RT yang atur (distribusi air), dia cuma atur antreannya saja, (masyarakat) langsung berhubungan (penyalur)," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved