Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Peta Koalisi Capres Bisa Tiga atau Dua Kubu

Begitulah real politik dengan rumus umumnya yang tidak tertampik berdasarkan kalkulasi kepentingan. Tak ada yang konsisten kecuali kepentingan itu sen

Editor: Ilham Arsyam
Tribun Timur
Adi Suryadi Culla, Dosen Fisip Unhas 

Oleh:
Dr Adi Suryadi Culla (Dosen Fisip Unhas)

Dalam catatan saya, tim bersama yang dibentuk Nasdem, Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menggodok Cawapres tampaknya tidak mampu menahan keputusan Surya Paloh (SP) yang dari awal memang adalah king maker koalisi mereka.

Perkembangan menarik dan mengejutkan: munculnya Cak Imin (Muhaimin Iskandar - PKB) dipilih oleh SP sebagai Cawapres Anies Baswedan adalah tanpa melibatkan dan di luar sepengetahuan PD dan PKS.

Begitulah real politik dengan rumus umumnya yang tidak tertampik berdasarkan kalkulasi kepentingan. Tak ada yang konsisten kecuali kepentingan itu sendiri.

Mungkin masih akan muncul kejutan berikutnya dari kesepakatan koalisi yang retak itu.

Dengan melihat rilis yang disampaikan PD terkait arah sikap Nasdem atau SP tersebut yang di luar kesepakatan itu, nampak jelas menunjukkan kekecewaan berat PD.

Konstalasi politik ke depan masih unpredictable terkait konfigurasi Capres, komposisi bisa kemungkinan 3 pasang atau 2 pasang calon. Untuk konteks afiliasi Nasdem dan PKB mengusung Anis - Cak Imin itu nampaknya sudah memenuhi syarat Presidensial Threshold dengan gabungan kursi 20 persen di DPR.

Demikian halnya syarat yang sudah terpenuhi dalam Koalisi Gerindra - PAN - Golkar mengusung Prabowo dan PDIP - PPP yang mengusung Ganjar.

Namun demikian, potensi keretakan koalisi yang ada tersebut hingga kini tetap saja mungkin pecah entah kemana arahnya.

Sebagaimana Potensi laten dari awal yg sudah membayangi retaknya koalisi Nasdem, PD dan PKS yang kini bakal sudah tidak jelas, seperti hal serupa terjadi dengan bangunan Koalisi yang dibuat Gerindra dan PKB yang akhirnya pecah. Dan juga kesepakatan Koalisi Golkar, PPP dan PAN yang juga sudah bubar setelah PPP merapat ke PDIP mengusung Ganjar Pranowo, serta bergesernya PAN dan Golkar ke kutub Gerindra yg mengusung Prabowo.

Gambaran yang dihadapi ke depan masih akan dinamis dan masih sulit untuk diprediksi, kemungkinan pergeseran koalisi masih mungkin terjadi. Termasuk dipengaruhi peta Cawapres yang akan mencuat dari bursa yang masih abu-abu.

Jadi tidak ada rumus pasti untuk prediksi selain berdasar faktor kepentingan setiap partai didominasi elit masing-masing. Konstalasi baru bisa jelas terbaca jelas kecuali jika konstalasi dinamis sampai pada terminal pendaftaran resmi Capres-Cawapres ke KPU. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Manuver KPU RI

 

Taubat Politik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved