Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Sorowako Tolak Nama Andalan

Warga Siap 'Sambut' Andi Sudirman Resmikan Bandara Andalan di Sorowako, Rencana Sudah Tersusun

Di media sosial juga ramai soal penolakan nama Andi Sudirman Sulaiman dijadikan nama baru Bandara Sorowako.

Editor: Ansar
kolase Instagram Palopo_info
Bandara Andalan Datuk Patimang. Di media sosial juga ramai soal penolakan nama Andi Sudirman Sulaiman dijadikan nama baru Bandara Sorowako. warga siap jalankan rencana baru saat Andi Sudirman datang peresmian. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Warga yang tergabung dalam Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS) menyusun rencana saat Gubenur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman meresmikan Bandara Sorowako, Luwu Timur.

Warga menolak keras nama baru Bandara Sorowako, Andalan Datuk Patimang.

Andalan adalah singkatan Andi Sudirman Sulaiman.

Di media sosial juga ramai soal penolakan nama Andi Sudirman Sulaiman dijadikan nama baru Bandara Sorowako.

Netizen pertanyakan peran Andi Sudirman sehingga mengganti nama Bandara Sorowako.

Padahal Andi Sudirman bukan tokoh pejuang kemerdekaan atau pun ulama penyebar Islam.

Rencana warga saat hari peresmian Bandara Andalan, hari ini disampaikan Ketua KWAS Andi Baso Makmur.

KWAS dengan tegas menolak keputusan tersebut. 

Ternyata, Bupati Luwu Timur, Budiman juga tak setuju dengan nama baru Andalan di Sorowako.

Budiman pernah mengusulkan dua nama untuk Bandara Sorowako, tapi ditolak.

Menurut Baso Makmur pergantian nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang akan menghilangkan unsur kearifan lokal.

Andi Baso mencurigai, jika ada ego tersendiri dalam pemberian nama baru ini yang mengarah ke tujuan politik.

Seperti penyematan kata 'Andalan' yang merupakan slogan politik Gubernur Sulsel saat ini.

"Harusnya Pemprov Sulsel bijaksana memberikan nama bandara ini. Nama yang diusulkan tidak memperlihatkan kearifan lokal,"

"Ini keinginannya sendiri pak gubernur, makanya kami tolak," tegas Baso, Selasa (29/8/2023) kepada wartawan.

Dia menyarankan pemerintah provinsi, harusnya melibatkan masyarakat Sorowako dalam pemberian nama bandara dan tidak menghilangkan identitas asli daerah.

"Kan sudah ada sebenarnya usulan sebelumnya dari Bupati Luwu Timur seperti penyematan nama Batara Guru Sorowako atau Matano Sorowako," 

"Jika itu yang digunakan kan artinya kearifan lokalnya tidak hilang, dengan masih ada nama Sorowako," ujarnya.

Jika pemerintah provinsi tetap meresmikan nama baru untuk bandara tersebut pada 1 September 2023 mendatang.

Maka pihaknya dan semua element masyarakat Sorowako akan melakukan pembentangan spanduk penolakan di sepanjang bandara.

Usulan Budiman ditolak

Bupati Luwu Timur, Budiman telah mengusulkan dua nama untuk nama baru Bandara Sorowako, di Kecamatan Nuha, Luwu Timur, Sulsel.

Surat tersebut perihal rekomendasi usulan nama Bandara Sorowako yang ditujukan ke Gubernur Sulsel tertanggal 1 Agustus 2023.

Surat ini menindaklanjuti Surat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : 553.2/6802/DISHUB tanggal 21 Juni 2023 perihal Rekomendasi Usulan Nama Bandara Sorowako.

Dalam salinan surat bupati diterima Tribun Timur, Rabu (30/8/2023l ini, dijelaskan, pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sangat mendukung dan mengapresiasi upaya gubernur dan jajaran dalam mengoperasionalkan Bandar Udara Sorowako dan menyediakan layanan penerbangan komersil di daerah ini.

Terkait usulan perubahan nama Bandar Udara Sorowako menjadi Bandar Udara Andalan Datuk Pattimang, pada dasarnya hal ini merupakan kewenangan gubenur selaku pemilik dan pengelola bandar udara, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sebagai tambahan informasi bahwa nama Andalan Datuk Patimang yang merujuk pada tokoh agama yang berasal dari Minangkabau bernama asli Datuk Sulaiman, dalam sejarah melaksanakan Syiar Islam ke daerah Suppa, Soppeng, Wajo dan Luwu.

Setelah wafat dimakamkan di sebuah Kampung yang bernama Pattimang yang terletak di Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara.

Sehingga diberi gelar Datuk Pattimang.

Saat ini Makam Datuk Sulaiman atau Datuk Pattimang telah menjadi ikon dan objek wisata religi di Kabupaten Luwu Utara.

Sekaitan pergantian nama tersebut, setelah kami berkoordinasi dan melaksanakan rapat dengan Pimpinan DPRD dan tokoh masyarakat Kabupaten Luwu Timur.

"Kami mengusulkan dua nama untuk menjadi bahan pertimbangan gubernur. Dua nama tersebut yakni Bandar Udara Matano dan Bandar Udara Batara Guru," kata Budiman dalam suratnya.

Kedua nama ini merupakan ikonik dari Kabupaten Luwu Timur.

Nama Matano merujuk kepada Danau Matano yang berlokasi dekat dengan bandar udara Sorowoko di
Kecamatan Nuha.

Danau Matano tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara, dengan kedalaman 590 meter dan berada di peringkat ke-9 dalam daftar danau terdalam di dunia.

Saat ini Danau Matano dalam proses pengusulan sebagai geoheritage ke Kementerian ESDM dan menjadi destinasi wisata unggulan Kabupaten Luwu Timur. 

Sedangkan Batara Guru merupakan tokoh yang sangat terkenal dalam sejarah Kerajaan Luwu.

Tokoh yang masyhur dan diyakini oleh masyarakat Luwu sebagai orang pertama kali mendirikan Kerajaan Luwu di sekitar wilayah Ussu, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur.

Yang dalam epos I La Galigo wilayah tersebut dikenal dengan Ale Luwu.

Karena faktor historis itulah Kabupaten Luwu Timur mendapatkan Gelar Bumi Batara Guru.

"Kami berharap bahwa nama pengganti Bandar Udara Sorowako dapat diambil dari nama tokoh atau tempat yang lebih mewakili kekhasan dan kearifan lokal daerah Kabupaten Luwu Timur," harap Budiman.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved