Opini
Setelah Pesta Kemerdekaan Selesai
Indonesia, Negara yang kaya akan budaya dan keragaman, telah mengalami sejarah panjang dalam perjalanan menuju Demokrasi Ideal.
Merah tidak sama dengan hijau, kuning tidak sama dengan biru, putih, oranye, hitam, serta seluruh tetek bengek yang mengikuti jejak-jejak langkah dan tarian erotis mereka menarik simpati rakyat banyak.
Namun di hatinya tetap menambat kuat-kuat para oligark yang siap mengacaukan kembali tatanan sosial karena privatisasi lahan basa di sana-sini dibiarkan dilibas habis atas nama pemberdayaan dan pengembangan sektor potensial.
Sementara kampanye menghajar politik identitas adalah aksi nyata yang mengarah pada polarisasi masyarakat dan potensi konflik yang dapat mengancam stabilitas nasional.
Maka dalam perjalanan menuju pesta demokrasi 2024, penting untuk mendorong politik yang berfokus pada solusi dan mempromosikan kesejahteraan sosial tanpa tebang pilih.
Namun jika memang cara-cara lama tak bisa diandalkan, maka carilah opsi lain untuk mensejahterahkan rakyat.
Berpikirlah dengan jernih, lalu putuskanlah dengan penuh kejujuran.
Selain itu, praktik korupsi yang masih merajalela juga menjadi sasaran kritik yang tidak boleh diabaikan.
Korupsi telah merongrong fondasi kedaulatan negeri kita dan menghambat pembangunan berkelanjutan.
Dana publik yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat malah dijadikan bancakan demi kepentingan pribadi, pangkat dan golongan sendiri.
Praktik korupsi ini tidak hanya merugikan ekonomi negara, tetapi juga menggerus kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik.
Maka wajarlah jika di media sosial senantiasa ribut, bahkan netizen kita diberi julukan “malas baca namun cerewet di sosmed”.
Padahal itu semua karena para pengemplang uang negara susah sekali ditangkap dan diadili setimpal-timpalnya.
Pembaca yang Budiman, benar kita sudah amat risau dengan keadaan yang sudah seperti benang kusut yang sulit untuk diurai.
Lihatlah ketidaksetaraan sosial juga tetap menjadi isu yang mengemuka.
Meskipun telah ada upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan, kesenjangan antara kaya dan miskin, antara perkotaan dan pedesaan, masih belum teratasi sepenuhnya sebagaimana kehendak rakyat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.