Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polimarim

Menuju Digitalisasi, Prodi Manajemen Pelabuhan Polimarim Review Kurikulum Bersama Stakeholder

Kegiatan ini untuk melakukan review kurikulum yang sudah diterapkan untuk kemudian dilakukan sejumlah perbaikan prodi D3 Manajemen Pelabuhan.

Editor: Sudirman
Ist
Polimarim mengadakan Workshop Pemutakhiran Kurikulum di Auditorium Kampus Polimarim, Jl Nuri Baru No 1, Makassar, Kamis (31/8/2023). 

“Satu yang jadi masukan saya adalah pentingnya kemampuan Continuos Improvement dan Environment. Kemampuan bagaimana lulusan bekerja di perusahaan bisa tetap hidup dengan kondisi minim sekalipun. Pengalaman, di masa Pandemi, kami banyak mengurangi karyawan,” kata Agus.

Titik fokusnya bagaimana peserta didik memiliki ilmu bagaimana perusahaan bisa tetap berjalan meski dengan biaya yang berkurang dan bekerja efisien. “Ini yang membuat SPIL bisa bertahan. Juga soal lingkungan bisa hidup dan bersaing. Punya Self of belonging,” lanjutnya.

Berikutnya Kapten Zulkifli (Ketua DPC INSA Makassar) memberikan masukan jika transformasi SDM dan transformasi digital sebuah keniscayaan, ini hal yang sangat penting di jaman sekarang ini.

“Kalau dari materi sudah terekam semua oleh Capt Indra. Saya fokus bagaimana Polimarim ini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain. Jangan mau tertinggal dari yang negeri. Siapkan strateginya,” sarannya.

Masukan berikutnya dari GM PT Pelindo Multi Terminal Regional 4 Anwar yang menyebutkan di Pelindo saat ini semua serba digital.

Semua sistem berbasis aplikasi yang menjalankan planning dan kontrol dalam satu sistem terkoneksi.

“Sistem digital ini untuk memberikan kenyananan dan keamanan bagi pelanggan. Kami di dalam ruang, sudah tahu berapa truk yang termuat dan keluar, berapa kembali dan berapa ton di Palka 1 dan palka 2. Ini aplikasi yang sangat memudahkan,” ujarnya.

Saran Anwar, lulusan punya kemampuan Health Safety Security Environment (HSEE) atau lebih kepada K3.

“Kami semua hampir dilengkapi dengan aturan K3, karyawan wajib melengkapi diri dengan APD. Semua distandardidasi dari Sabang sampai Merauke wajib dengan HSEE,” ujarnya.

Staker holder kelima yang memberi masukan adalah Frans Tangke (Kacab PT Tanto Intim Line Makassar).

“Saya tambahkan mengenai kontainer, lulusan sebaiknya punya kemampuan menghitung lifetime profit saat mengoperasikan kapal kontainer,” ujarnya.

“Sekarang kontainer telah dipasang GPS sebagai alat tracing dan monitoring. Berapa lama tinggal? Posisinya dimana? Karena jumlahnya banyak, kadang banyak hilang. Tapi ini penting, tracing dan monitoring. Ini kemampuan yang harus diketahui calon lulusan,” harapnya.

Terakhir tanggapan dari Syaifuddin Ipo (Ketua Umum DPW ALFI MAkassar).

“Suka tidak suka kita mengarah ke digitalisasi. Karena kita butuh alat monitoring untuk menjangkau Indonesia yang begitu luasnya,” kata Ipo.

“Masukan saya, anak-anak didik tidak lagi dididik untuk menjadi operator saja, tapi anak-anak harusnya sudah naik ke level bisa merencana dan merncang seperti bisa membuat program,” lanjutnya.

Kegiatan ini ditutup dengan berfoto bersama. Dan perlu diketahui, 6 stakeholder ini merupakan lokasi praktik darat bagi mahasiswa prodi D3 Manajemen Pelabuhan Polimarim AMI yang telah tertuang dalam memorandum of agreement (MoA). (*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved