Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Sorowako Tolak Nama Andalan

Mengenal Sosok Datuk Pattimang Nama Belakang Bandara Sorowako Setelah Andalan, Ulama Penyebar Islam

Nama baru Bandara Sorowako terdiri dari dua nama sosok, Andi Sudirman Sulaiman dan Datuk Pattimang.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Warga ramai-ramai protes singkatan Andi Sudirman Sulaiman dijadikan nama baru Bandara Sorowako. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mengenal sosok Datuk Pattimang nama Bandara Sorowako, setelah Andalan.

Andalan adalah singkatan nama Guburnur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

Nama Bandara Sorowako, Luwu Timur berganti menjadi Andalan Datuk Pattimang.

Nama baru Bandara Sorowako terdiri dari dua nama sosok, Andi Sudirman Sulaiman dan Datuk Pattimang.

Andi Sudirman adalalah Gubernur Sulsel. Sementara Datuk Patimang adalah pejuang.

Dikutip dari Wikipedia, Rabu 30 Agustus 2023, Datuk Pattimang juga dikenal sebagai Datuk Sulaiman.

Datuk Patimang bergelar Khatib Sulung adalah seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke Kerajaan Luwu, Sulawesi.

Ia menyebarkan agama Islam sejak kedatangannya pada tahun 1593 atau penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya.

Dia bersama dua orang saudaranya yang juga ulama, yaitu Datuk ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal dan Datuk ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu.

Mereka menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan pada masa itu.

Syiar Islam

Mereka menyebarkan agama Islam dengan cara membagi wilayah syiar mereka berdasarkan keahlian yang mereka miliki dan kondisi serta budaya masyarakat Sulawesi Selatan atau Bugis/Makassar ketika itu.

Datuk Patimang yang ahli tentang tauhid melakukan syiar Islam di Kerajaan Luwu.

Sedangkan Datuk ri Bandang yang ahli fikih di Kerajaan Gowa dan Tallo.

Sementara Datuk ri Tiro yang ahli tasawuf di daerah Tiro dan Bulukumba

Pada awalnya Datuk Patimang dan Datuk ri Bandang melaksanakan syiar Islam di wilayah Kerajaan Luwu, sehingga menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara yang menganut agama Islam.

Kerajaan Luwu merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tana Toraja, Kolaka (Sulawesi Tenggara) hingga Poso (Sulawesi Tengah).

Seperti umumnya budaya dan tradisi masyarakat nusantara pada masa itu, masyarakat Luwu juga masih menganut kepercayaan animisme/dinamisme yang banyak diwarnai hal-hal mistik dan menyembah dewa-dewa.

Namun dengan pendekatan dan metode yang sesuai, syiar Islam yang dilakukan Datuk Patimang dan Datuk ri Bandang dapat diterima Raja Luwu dan masyarakatnya.

Bermula dari masuk Islam-nya seorang petinggi kerajaan yang bernama Tandi Pau.

Lalu berlanjut dengan masuk Islam-nya raja Luwu yang bernama Datu' La Pattiware Daeng Parabung pada 4-5 Februari 1605, beserta seluruh pejabat istananya setelah melalui dialog yang panjang antara sang ulama dan raja tentang segala aspek agama baru yang dibawa itu.

Setelah itu agama Islam-pun dijadikan agama kerajaan dan hukum-hukum yang ada dalam Islam-pun dijadikan sumber hukum bagi kerajaan.

Wafat

Setelah Raja Luwu dan keluarganya beserta seluruh pejabat istana masuk Islam, Datuk Patimang tetap tinggal di Kerajaan Luwu.

Dia meneruskan syiar Islamnya ke rakyat Luwu, Suppa, Soppeng, Wajo dan lain-lain yang masih banyak belum masuk Islam.

Dikemudian hari sang penyebar Islam itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Patimang, Luwu.

Sementara itu Datuk ri Bandang pergi dari kerajaan Luwu menuju wilayah lain di Sulawesi Selatan dan kemudian menetap di Makassar sambil melakukan syiar Islam di Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, lalu dikemudian hari sang ulama itu-pun akhirnya wafat di wilayah Tallo.

Sedangkan Datuk ri Tiro yang ahli tasawuf melakukan syiar Islam di wilayah selatan, yaitu Tiro, Bulukumba, Bantaeng dan Tanete, yang masyarakatnya masih kuat memegang budaya sihir dan mantra-mantra.

Khatib Bungsu atau Datuk ri Tiro yang kemudian berhasil mengajak raja Karaeng Tiro masuk Islam dikemudian hari juga wafat dan dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro. 

Andi Sudirman Sulaiman ditolak jadi nama Bandara Sorowako

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal mengubah nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang di Kecamatan Nuha, Luwu Timur.

Hal ini berdasarkan surat Pemprov Sulawesi Selatan nomor 553.2/9792/DISHUB PROV.SULSEL perihal Pemberitahuan Peresmian Bandar Udara Andalan Datuk Patimang di Sorowako.

Surat ini ditandatangani Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Arsjad pada 28 Agustus 2023.

Dimana, peresmian nama baru dari bandara Sorowako akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 September 2023.

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman rencananya yang akan meresmikan Bandara Andalan Datuk Patimang.

Ketua Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS) Andi Baso Makmur, dengan tegas menolak keputusan tersebut. 

Menurutnya, pergantian nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang akan menghilangkan unsur kearifan lokal.

Andi Baso mencurigai, jika ada ego tersendiri dalam pemberian nama baru ini yang mengarah ke tujuan politik.

Seperti penyematan kata 'Andalan' yang merupakan slogan politik Gubernur Sulsel saat ini.

"Harusnya Pemprov Sulsel bijaksana memberikan nama bandara ini. Nama yang diusulkan tidak memperlihatkan kearifan lokal,"

"Ini keinginannya sendiri pak gubernur, makanya kami tolak," tegas Baso, Selasa (29/8/2023) kepada wartawan.

Dia menyarankan pemerintah provinsi, harusnya melibatkan masyarakat Sorowako dalam pemberian nama bandara dan tidak menghilangkan identitas asli daerah.

"Kan sudah ada sebenarnya usulan sebelumnya dari Bupati Luwu Timur seperti penyematan nama Batara Guru Sorowako atau Matano Sorowako," 

"Jika itu yang digunakan kan artinya kearifan lokalnya tidak hilang, dengan masih ada nama Sorowako," ujarnya.

Jika pemerintah provinsi tetap meresmikan nama baru untuk bandara tersebut pada 1 September 2023 mendatang.

Maka pihaknya dan semua element masyarakat Sorowako akan melakukan pembentangan spanduk penolakan di sepanjang bandara.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved