Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muhadjir Effendy Datang ke Sulsel

Muhadjir Effendy Temui Puang Makka, Bahas Peran Muhammadiyah dan NU Cegah Terorisme

Muhadjir Effendy menyempatkan berkunjung ke kediaman Syekh Abdul Rahim Assegaf Puang Makka di Jl Baji Bicara, Kecamatan Mamajang, Makassar, Jumat

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ari Maryadi
Muslimin Emba/Tribun Timur
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, berkunjung ke kediaman Syekh Abdul Rahim Assegaf Puang Makka di Jl Baji Bicara, Kecamatan Mamajang, Makassar, Jumat (25/8/2023) sore 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, ke Makassar Sulawesi Selatan.

Dalam lawatannya, Muhadjir Effendy menyempatkan berkunjung ke kediaman Syekh Abdul Rahim Assegaf Puang Makka di Jl Baji Bicara, Kecamatan Mamajang, Makassar, Jumat (25/8/2023) sore.

Kehadiran Muhadjir Effendy disambut langsung Puang Makka dengan penuh keakraban.

Selain itu, hadir juga beberapa akademisi dan tokoh pemuda Makassar, diantaranya Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel Elli Oscar dan Ketua HMI Badko Sulselbar.

Muhadjir Effendy dijamu dengan suguhan secangkir kopi hitam, pisang rebus dan kurma.

Pertemuan sederhana dengan penuh keakraban itu, membahas sejumlah persoalan.

Mulai dari persoalan pendidikan, organisasi kemasyarakatan, kemiskinan hingga terorisme.

Muhadjir dalam paparannya mencotohkan kasus tindak pidana terorisme yang pernah menyeret Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.

Muhadjir mengatakan, kasus tindak pidana terorisme yang pernah menyeret Ustaz Abu Bakar Ba'asyir telah membangun stigma negatif atas pondok pesantren yang diasuhnya, Al Mu'min Ngruki.

Di mana, pasca Abu Bakar Ba'asyir ditangkap atas kasus Bom Bali 2002 silam, ponpes Al Mu'min Ngruki sempat dicap 'sarang teroris'.

Untuk itu, Muhadjir pun mengaku melaku pendekatan dengan nasionalisme untuk mengubah stigma negatif tersebut.

Salah satunya dengan menjadi inspektur upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di pondok pesantren asuhan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir itu.

"Saya berpandangan dari sisi positif, masa sih tidak bisa dirubah. Dan tahun lalu mereka (pengurus Ponpes Mu'min Ngruki) datang ke saya berkonsultasi dan saya ajak berubah," ujar Muhadjir Effendy.

Dari hasil konsultasi itu, kata dia, pengurus Ponpes Al Mu'min Ngruki pun bersedia berubah dan menggelar upacara HUT kemerdekaan untuk pertama kalinya.

"Pertama mengeluarkan bahwa akan menggelar upacara 17 Agustus tahun lalu. Kemudian saya memberanikan diri atas izin pak presiden, saya sendiri memimpin upacara," ujar Muhadjir.

Alhasil, pada peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI tahun ini, Ponpes Al Mu'min Ngruki telah menggelar upacara kemerdekaan.

"Karena tahu saya yang mimpin upacara, mulai komandan kodim, kasdam semua turun. Dan tahun ini mereka sendiri yang melaksanakan upacara," ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

"Saya sangat berkeyakinan bahwa dengan pendekatan tertentu, kita bisa merangkul ummat yang dianggap menyimpang," tuturnya 

Sementara itu, Puang Makka, mengatakan, apa yang terjadi pada Abu Bakar Ba'asyir dan ponpes yang dipimpinnya adalah perkara kecil.

"Kalau saya lihat, kasus Ba'asyir dan Ngruki itu kecil. Terlalu heboh kalau tingkat nasional," ujar Puang Makka.

Menurutnya, apa yang terjadi terhadap Abu Bakar Ba'asyir sebenarnya dapat dicegah ketika lembaga agama dapat berperan aktif.

Puang mencontohkan Muhamadiyah dan Nahdatul Ulama.

Menurutnya, ketika Muhammadiyah dan NU mampu berperan aktif dalam merawat persoalan keummatan, maka kasus yang menyeret Abu Bakar Ba'asyir tidak akan terjadi.

"Kalau Muhammadiyah dan NU ini mau betul membaguskan dia punya posisi sebagai balance of power dari pengambil kebijakan, tidak ada yang kayak Ba'asyir," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved