Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Soal Pembaca Doa HUT RI Diganti, Setya Kita Pancasila Ingin Gubernur Sulsel Andi Sudirman Minta Maaf

Ketua Umum Setya Kita Pancasila Sulsel Ali Fauzi Mahmuda meminta Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman atas insiden pembaca doa HUT 78 RI diganti.

DOK PRIBADI
Ketua Umum Setya Kita Pancasila Sulsel Ali Fauzi Mahmuda meminta Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setya Kita Pancasila Sulsel menilai panitia HUT Kemerdekaan RI di Sulsel kelas amatiran.

Polemik pergantian sepihak pembaca doa saat upacara HUT ke-78 RI pada Kamis (17/8/2023) di Rujab Gubernur Sulsel pun menuai banyak kritikan dan kecaman.

Hal itu menyusul detik-detik jelang upacara pengibaran bendera merah putih, pembaca doa yang di undang resmi mendadak diganti.

Ketua Umum Setya Kita Pancasila Sulsel Ali Fauzi Mahmuda angkat bicara perihal kejadian ini.

Menurutnya, ini bagian dari perilaku tidak terpuji dan ketidakprofesionalan sebagai aparat pemerintahan setingkat provinsi, kelas amatiran.

Ia menilai ini bukan miskomunikasi, tapi kesengajaan. Terlebih pejabat yang ditunjuk mewakili Kepala Kanwil Sulsel sudah mengkonfirmasi ke panitia perihal kehadirannya.

"Menurut saya tidak cukup dengan menyatakan miskomunikasi, dan kami Setya Kita Pancasila Provinsi Sulawesi Selatan menganggap tidak hina jika Gubernur Sulawesi Selatan langsung menyampaikan permohonan maaf," katanya.

"Ini juga sebagai tanggung jawab moral pimpinan terhadap sebuah kesalahan yang sangat tidak bisa ditolerir yang dilakukan oleh bawahan, ini bukan kesalahan personal, tapi kesalahan dan pelecehan institusi besar Kementerian Agama," Ali Fauzi menambahkan.

Apabila Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman tidak meminta maaf, maka jangan menyalahkan jika masyarakat menilai Gubernur SUlsel mengetahui pergantian ini dari awal, bukan tiba-tiba saat jelang upacara dilaksanakan.

"Jadi sebaiknya Gubernur meminta maaf secara langsung, agar polemik ini tidak berkepanjangan dengan eskalasi yang lebih besar," kata Ali Fauzi Mahmuda via rilis, Sabtu.

Ali Yafid Tetiba Diganti Baca Doa

Ustaz Dasad Latif atau Das'ad Latif menggantikan Kepala Bagian TU Kemenag Sulsel Ali Yafid menjadi pembaca doa saat upacara HUT ke-78 RI di Rujab Gubernur Sulsel, Kamis (17/8/2023).

Hal itu disampaikan Kabag Humas Kanwil Kemenag Sulsel Mawardy Siraj. Ia mengaku kecewa dengan adanya pergantian tiba-tiba.

Padahal, undangan resmi telah diterima berhari-hari sebelumnya.

"Kami sudah memenuhi undangan dengan mengutus ke sana meskipun bukan kakanwil karena ada hal lain. Tapi kabag TU diutus atas nama kementrian. Doa seragam dari menag yang dibaca semua instansi sudah disiapkan," Kata Mawardy, Kamis (17/8/2023).

"Pak Ali Yafid satu jam sebelum acara sudah di lokasi. Sementara acara berlangsung, tiba-tiba ada informasi pihak panitia yang baca dia bukan kemenag tapi digantikan Ustad Das'ad," lanjutnya.

Pergantian secara tiba-tiba ini mengundang kekecewaan dari Kanwil Kemenag Sulsel. Apalagi, Ali Yafid telah hadir dengan sejumlah persiapan.

Terlihat, Ali Yafid datang dengan pakaian adat khas Bugis disertai songkok recca. Mawardy menyanyangkan sikap Pemprov Sulsel yang sangat mendadak

"Saya sangat kecewa dengan kejadian itu. Kalaupun ada perubahan kenapa tidak jauh hari sebelumnya disampaikan," kata Mawardy.

"Bunyi surat undangan kami resmi dan jelas undangan baca doa," lanjutnya.

Hingga saat ini, Pemprov Sulsel masih belum buka suara terkait alasan pergantian.

anwil Kemenag Sulsel juga belum menerima penjelasan Pemprov soal pergantian pembaca doa.

Sebelumnya, terjadi insiden pergantian pembaca doa secara tiba-tiba di upacara peringatan HUT ke-78 RI  di Rujab Gubernur Sulsel, Kamis (17/8/2023). 

Jika sebelumnya telah ditetapkan Kepala Bagian TU Kemenag Sulsel Ali Yafid ditunjuk jadi pembaca doa, saat upacara tiba-tiba diambiil alih Ustaz Das'ad Latif atau Dasad Latif. 

Imbas pergantian secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan ini segenap insan Kanwil Kemenag Sulsel pun kecewa.  Padahal Ali Yafid sudah berada di Rujab Gubernur Sulsel membawa doa serentak dari Menteri Agama.

Upacara HUT ke-78 RI di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, juga menjadi sorotan. Tepat perayaan HUT ke-78 RI, Kemenag mendapat perlakuan tak pantas dan dipermalukan.

Selain Kepala Kemenag Soppeng Afdal Subaek, kasus lain juga terjadi di rujab Gubernur Sulsel. Afdal meninggalkan lokasi perayaan upacara HUT ke-78 RI di Kabupaten Soppeng, Kamis 17 Agustus 2023.

Sementara, di Rujab Gubernur Sulsel, Kanwil Kementrian Agama (Kemenag) Sulsel juga merasa kecewa. Sesi pembacaan doa seharusnya diisi Kanwil Kemenag Sulsel. Namun, pergantian dilakukan sesaat sebelum upacara dimulai.

Kepala Kemenag Soppeng Diprank

Afdal Subaek diprank di panggung upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Soppeng.

Perayaan HUT RI di tingkat Kabupaten Soppeng dipusatkan di Lapangan Gasis, Soppeng.

Alumnus Pondok Pesantren DDI Mangkoso tersebut memutuskan meninggalkan panggung upacara, 10 menit sebelum Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak tiba di lokasi upacara.

“Saya pulang dan memilih megikuti upacara di kantor. Saya merasa panitia tidak memperlakukan saya sebagai kepala kemenag, sesuai yang semestinya,” kata Afdal Subaek via telepon.

Padahal biasanya, Kepala Kemenag menjadi pemimpin pembacaan doa di upacata Hari Kemerdekaan di tingkat kabupaten dan provinsi.

“Tahun lalu juga kami mendapat perlakuan kurang bagus,” ujar Afdal Subaek.

Pemkab Soppeng mengundang Kepala Kemenag Soppeng menghadiri Upcara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di lapangan Gasis.

“Undangan saya terima dua hari sebelumnya ditandatangani bupati,” kata Afdal Subaek. Pagi-pagi Afdal Subaek sudah tiba di Lapangan Gasis dengan stelan jas, pakaian lengkap sipil.

Afdal Subaek meminta humas Kemenag Soppeng masuk lebih awal, menyecek tempat acara dan tempat duduk. Karena humas lama tidak keluar, Afdal Subaek akhirnya masuk, menyusul ke panggung.

“Mana tempat duduk kita,” tanya Afdal Subaek ke humas Kemenag Soppeng. “Tidak ada, Pak. Tapi panitianya tadi bilang bisaji nanti duduk di depan,” kata Humas Kemenag Soppeng.

Afdal Subaek kemudian diarahkan duduk di depan. Tidak ada Namanya Kepala Kemenag Soppeng tertulis di kursi, seperti unsur Muspida lainnya.

“Tapi saya tidak permasalahkan itu. Tidak ada masalah tidak ada Namanya saya, yang penting saya bisa duduk. In ikan upacara Hari Kemerdekaan Bangsa kita,” jelas Afdal Subaek.

Afdal Subaek duduk berdampingan dengan dua staf BPJS Ketenagakerjaan. Tak lama kemudian Sekda Soppeng tiba di panggung. Pak Sekda meminta kursi di depan dikosongkan.

“Saya dengar sendiri Pak Sekda meminta semua yang duduk di depan berdiri,” ujar Afdal Subaek.

Tak hanya perintah sekda.

Seorang Wanita, staf pemkab mendatangi peserta upacara dan berdiri di depan Afdal Subaek meminta kursi dikosongkan. “Jadi saya juga harus berdiri dan pindah dari sini,” kata Afdal Subaek ke staf itu.

“Iya, Pak,” kata si staf. Afdal Subaek lalu berdiri dan turun dari panggung kemudian keluar dari lapangan.

“Tahun lalu begitu. Tapi malamnya, orang pemda datang ke rumah minta tolong kepada saya agar diwakili saja. Tapi saya tetap datang.

Tahun ini lebih parah karena saya sudah duduk dan disuruh berdiri. Ini menyangkut wibawa lembaga,” kata Afdal.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved