Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Prabowo Subianto - Gibran atau Prabowo - Erick Thohir di Pilpres 2024? Pendapat PAN dan LSI Sama

PAN dan Golkar menunjukkan minat terhadap kemungkinan Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka.

|
Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
PAN dan Golkar tertarik pada Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden Pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 

TRIBUN-TIMUR.COM - PAN dan Golkar tertarik pada Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden Pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024

PAN dan Golkar menunjukkan minat terhadap kemungkinan Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka.

Keduanya digadang-gadang sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024.

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, memberikan penilaian bahwa peluang kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024 akan semakin besar jika Erick terpilih sebagai calon wakil presiden.

"Seiring dengan hasil survei yang menunjukkan popularitas yang tinggi bagi Prabowo dan Erick, serta usia yang masih muda, energik, dan prestasi yang dimiliki Erick, saya rasa sangat cocok jika Prabowo memilih ET," ujar Yandri di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, pada hari Senin (14/8).

PAN: KIB Dinyatakan Tidak Aktif secara Spontan

Yandri menjelaskan bahwa hasil survei terbaru mengenai Erick Thohir menunjukkan tingkat keterpilihan yang signifikan sebagai calon wakil presiden.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa dukungan PAN terhadap Erick bukanlah hal yang bersifat subjektif.

Menurut hasil survei Indikator Politik yang dilakukan pada 20-24 Juni, nama Erick menduduki posisi pertama sebagai calon wakil presiden pilihan publik, dengan tingkat keterpilihan mencapai 22,9 persen.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga mencatat hasil serupa dalam survei yang dilakukan pada 1-8 Juli.

Dalam simulasi menghadirkan 24 calon wakil presiden, Erick menduduki posisi teratas dengan tingkat keterpilihan sebesar 14,3 persen .

"PAN sangat objektif dalam mengusulkan ET," ungkapnya.

Namun, PAN mengakui bahwa Partai Golkar dan PKB juga pasti akan mengajukan calon wakil presiden dari kader masing-masing untuk mendampingi Prabowo.

Yandri juga menegaskan bahwa pemilihan nama calon wakil presiden akan menjadi pembahasan bersama oleh empat pimpinan partai koalisi.

"Keputusan hanya tinggal menunggu, dan perlu dilakukan diskusi yang jujur dan tulus di dalam forum koalisi besar.

Mungkin akhirnya, keputusan akan kembali kepada Prabowo untuk menentukan siapa yang paling tepat," ujarnya.

Airlangga juga menyatakan bahwa belum ada keputusan konkret mengenai cawapres yang akan mendampingi Prabowo.

Namun, ia menegaskan bahwa empat partai telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama menentukan pilihan tersebut.

"Baru-baru ini, kami sepakat untuk menjalani kerja sama di mana keputusan strategis akan dibahas oleh para ketua umum dari empat partai," jelas Airlangga.

Sebelumnya, nama Gibran telah mencuat sebagai salah satu calon cawapres dalam Pemilihan Presiden 2024.

Isu ini semakin kuat dengan adanya gugatan terkait syarat usia calon presiden dan cawapres yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, Gibran sendiri membantah spekulasi tersebut.

"Kalian semua hanya berimajinasi," ujar Gibran di Kwitang, Jakarta, pada hari Kamis (27/7).

PAN dan Golkar telah secara resmi memberikan deklarasi dukungan mereka kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden untuk bertanding dalam Pemilihan Presiden 2024 pada hari Minggu (13/8) yang lalu.

Dengan bergabungnya Golkar dan PAN, Prabowo telah mendapatkan dukungan dari lima partai politik.

Sebelumnya, Gerindra, PKB, dan PBB juga telah menyatakan dukungan mereka terlebih dahulu.

Jokowi tinggalkan Ganjar

Bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo Subianto dinilai melibatkan Presiden Jokowi.

Sulit menampik tidak ada campur tangan Jokowi dari bergabungnya PAN, Golkar, PKB dan Gerindra di Pilpres 2024.

Hal itu dikatakan Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti.

PAN dan Golkar, menyatakan ikut berkolisi bersama Gerindra dan PKB mengusung Prabowo Subianto maju jadi bakal capres pada Minggu (13/8/2024/3) kemarin.

"Sulit untuk tidak menyatakan bahwa ada tangan Pak Jokowi dalam pilihan PAN dan Golkar bergabung dengan Gerindra dan PKB," kata Ray dalam keterangannya Senin (14/8/2023).

Ray melanjutkan dimulai dari intensitas Jokowi dan keluarganya menggandeng Prabowo, pernyataan Pilpres 2024 waktunya Prabowo.

"Sampai tertundanya relawan Jokowi menyatakan dukungan mereka kepada Pak Ganjar. Semua situasi ini menggambarkan bagaimana sikap positif Pak Jokowi atas pencalonan Prabowo" lanjutnya.

Pertanyaannya, kata Ray, mengapa Jokowi tega meninggalkan Ganjar dan PDIP.

"Pertanyaan ini jelas sulit dijawab. Butuh waktu untuk mendapatkan kesimpulan mengapa hubungan Pak Jokowi dengan Ganjar dan PDIP malah makin renggang paska deklarasi Ganjar sebagai capres," jelasnya.

Bantahan Prabowo

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan keputusan PAN dan Golkar  merapat tak ada campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Jokowi orang yang sangat demokratis, jadi beliau sangat menghormati hak setiap partai politik."

"Yang harus saya tegaskan, jadi apapun keputusan partai manapun beliau pasti restui. Saya kira apapun keputusan saya dan para ketua umum partai politik, beliau (Jokowi) tidak akan melarang dan tidak akan mendikte," ungkap Prabowo.

Atas dukungan PAN dan Partai Gerindra ini, Prabowo mengaku terharu sekaligus merasa terhormat.

"Saya merasa sangat terharu sangat dibesarkan hati saya dengan kepercayaan yang begitu besar dari partai-partai yang besar dan partai-partai yang bersejarah ini."

"Ini sungguh suatu kehormatan bagi saya," ungkap Prabowo dikutip dari Kompas Tv lainnya.

Dengan adanya dukungan ini Prabowo pun menyebut dirinya bertambah semangat untuk maju di Pilpres 2024, mendatang.

"(Dukungan ini) yang juga membuat saya bertekad untuk tidak mengecewakan harapan partai-partai ini dan terutama harapan rakyat Indonesia semuanya," tegas Prabowo.

Dijelaskan Prabowo, gabungnya PAN dan Partai Golkar ke Gerindra bukan berarti ingin menjatuhkan  pemerintahan saat ini.

Justru, gabungnya para partai ini sebagai bentuk tanggung jawab untuk melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita berpolitik karena kita ingin memperbaiki kehidupan rakyat kita kita berpolitik, karena kita ingin ikut mempengaruhi jalannya negara dan bangsa, kita tidak mau menyerahkan nasib bangsa kepada pihak-pihak yang kita tidak yakin cintanya terhadap negara dan bangsa Indonesia."

"Oleh sebab itu, dalam satu tahun kita berdiskusi kita sudah memikirkan langkah-langkah dan kita disini juga tidak malu-malu mengatakan bahwa kita adalah bagian dari tim dari pemerintahan yang dipimpin oleh Bapak Insinyur Haji Joko Widodo, kita bagian daripada tim Jokowi yang harus kita berani mengatakan berhasil dalam membawa bangsa dan negara ini sampai sekarang," jelas Prabowo. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved