Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PT Vale

PT Vale dan Komitmen Pertambangan Berkelanjutan

Hingga Februari 2023, tercatat Vale telah membuka lahan seluas 5.481 hektare dan telah mereklamasi 3.527 hektare, dengan menanam 4,47 juta pohon.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Aktivitas pertambangan di PT Vale Indonesia Luwu Timur 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Vale Indonesia memegang komitmen teguh dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air sebagai upaya perlindungan Danau Matano, danau purba yang menjadi salah satu ikon di Luwu Timur.

Langkah pertama yang dilakukan perusahaan dalam upaya konservasi lingkungan pada pertambangan adalah melakukan perencanaan yang terintegrasi dengan kegiatan penambangan. Pembatasan pembukaan lahan diterapkan hanya di area-area yang terbukti kaya bijih nikel.

Reklamasi progresif kemudian dilakukan di lahan yang telah selesai ditambang, untuk
meminimalkan lahan terbuka. PT Vale mengintegrasikan seluruh aktivitas pembukaan lahan tambangnya dengan rencana dan pelaksanaan aktivitas reklamasi (pemulihan lahan) dan rehabilitasi (penanaman kembali) lahan.

Hingga Februari 2023, tercatat Vale telah membuka lahan seluas 5.481 hektare dan telah mereklamasi 3.527 hektare, dengan menanam 4,47 juta pohon.

Lebih dari 4 juta pohon telah ditanam di areal reklamasi, lebih dari 2 juta di antaranya merupakan bibit pohon lokal, lebih dari 150 ribu bibit pohon endemik, dan lebih dari 75 ribu pohon eboni ditanam, menjadikannya konservasi eboni terbesar di Indonesia. Dengan demikian, areal terbuka (belum direklamasi) saat ini tersisa 1.953 hektare.

Presiden Joko Widodo Memuji PT Vale Indonesia, Minta Perusahaan Lain Contoh Vale 

Pujian pun disampaikan Jokowi usai berkeliling ke fasilitas PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023).

Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sudirman, dan Bupati Luwu Timur Budiman.

Jokowi meminta semua perusahan tambang di Indonesia mencontoh PT Vale Indonesia, yang sudah melakukan rehabilitasi lahan bekas tambang hingga penyiapan bibit.

"Saya cek tadi bagaimana PT Vale Indonesia menyiapkan bibit untuk merehabilitasi dan mereklamasi lahan bekas tambang sangat bagus. Kemudian, saya akan segera perintahkan kepada seluruh perusahaan tambang di Indonesia untuk meng-copy, meniru yang dilakukan PT Vale Indonesia," tegas Jokowi.

Sementara itu, Dosen Teknik Lingkungan Unhas, Dr Eng Irwan Ridwan Rahim mengatakan,pengelolaan lingkungan PT Vale Indonesia sudah baik. Irwan masih berpegang bahwa untuk peringkat Proper Vale sekarang Hijau menuju emas.

"Itu berarti pengelolaan lingkungan sudah baik, mau meningkat ke sangat baik," katanya.

PT Vale Indonesia Tbk meraih Proper Hijau pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) yang digelar Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, 28 Desember 2021.

Di antara 186 korporasi peraih Proper Hijau, Vale Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel.

Sebagai informasi, Proper Hijau diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance), di antaranya implementasi reuse-reduce-recycle (3R) limbah, penerapan Life Cycle Assessment (LCA), penurunan beban pencemaran air, dan pemberdayaan masyarakat.

Bangun Taman Kehati Sawerigading Wallacea

PT Vale juga membangun Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang diresmikan Presiden Jokowi pada kesempatan yang sama. Sebuah fasilitas terpadu, yang adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam mewujudkan pertambangan terintegrasi dengan menjaga keanekaragaman hayati. Area terkelola di taman ini mencapai 15 hektare, dengan total area pengembangan mencapai 60 hektare.

Nama Sawerigading diambil dari nama cucu sang dewa Batara Guru dalam mitologi lokal.

Sedangkan, Wallacea adalah garis yang mengindikasikan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Taman ini terintegrasi dengan fasilitas Pusat Persemaian atau Nursery berkapasitas 750 ribu bibit per tahun. Bibit dari fasilitas ini sangat penting untuk revegetasi. Fasilitas ini pun menjadi rumah bagi 28 ekor rusa, yang mana 10 ekor di antaranya telah dilepasliarkan.

Nursery juga dilengkapi dengan fasilitas Wooden House (area pertemuan) dan DOJO (pusat pelatihan) untuk berbagai kegiatan terkait lingkungan hidup, serta Arboretum dengan koleksi 74 jenis pepohonan lokal dan endemik. Bibit dari Arboretum telah didonasikan ke berbagai daerah melalui sejumlah kegiatan penghijauan yang diselenggarakan perusahaan. Taman ini juga kelak akan diperkaya dengan fasilitas penangkaran kupu-kupu endemik.

Tak puas hanya sampai di situ. Dalam mendukung dua proyek pengembangan perusahaan (Indonesia Growth Project/IGP) di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale juga akan membangun fasilitas Pusat Persemaian.

Dengan kolaborasi khusus bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), fasilitas tersebut tak hanya akan mendukung revegetasi sebagai salah satu kegiatan pascatambang, tetapi juga mendukung Program Persemaian Skala Besar pemerintah Indonesia, sebagai kontribusi PT Vale dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Rencananya, kapasitas persemaian di IGP Morowali akan mencapai 1 juta bibit per tahun.

Sementara kapasitas persemaian di IGP Pomalaa akan mencapai 10 juta bibit per tahun.

Di luar lahan konsesinya, PT Vale telah menyelesaikan kegiatan reforestrasi di area seluas 2,5 kali lipat area bukaan tambangnya. PT Vale juga memenuhi kewajiban yang digariskan oleh KLHK dalam melaksanakan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) lintas batas.

Pada 2021, PT Vale melakukan penanaman di areal DAS dengan total luasan lahan mencapai 10,000 hektare di 10 kabupaten di Sulawesi Selatan. Kegiatan Pemeliharaan Tahap I untuk bibit pohon di areal tersebut selesai pada Januari 2023. Sementara itu, pada 28 Juli 2022, PT Vale meraih mandat dari KLHK untuk merehabilitasi lahan DAS seluas 435 hektare yang tersebar di 3 kabupaten (Sumedang, Tasikmalaya dan Pangandaran) di Jawa Barat.

Kelola Limbah Tambang dan Sampah Domestik

PT Vale Indonesia Tbk berkomitmen memmberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan serta berkontribusi terhadap sosial masyarakat sekitar.

Pada sisi pengendalian dan pengelolaan limbah hasil tambang, PT Vale telah membangun lebih dari 100 unit fasilitas pengendalian sedimen secara berjenjang. Fasilitas ini berkapasitas total lebih dari 15 juta m3. Pemantauan, pemeliharaan dan pengerukan fasilitas pengendap pun dilakukan secara berkala. Fasilitas pengelolaan limbah cair ini berteknologi inovatif, Lamella Gravity Settler (LGS), dibangun untuk menekan beban pencemaran TSS.

LGS merupakan teknologi penjernihan air untuk bahan baku air minum yang pertama kalinya di Indonesia dimanfaatkan untuk pertambangan. Pemanfaatan ini dilakukan berdasarkan hasil riset dan kerja sama 2 tahun dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pada sisi kontribusi sosial terhadap masyarakat, PT Vale melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan program pengelolaan sampah domestik berbasis sirkular ekonomi, dengan pemilahan sampah bernilai ekonomis dan pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar alternatif dalam bentuk Refuse Derived Fuel (RDF).

Proyek ini nantinya juga akan bermanfaat terhadap peningkatan kesehatan masyarakat maupun potensi penurunan emisi CO2 yang dihasilkan dari penimbunan sampah dengan
metode sanitary land fill. Program ini sejalan dengan komitmen PT Vale dalam mencapai target Zero Waste to Landfill di 2025.

Fasilitas pengelolaan sampah tersebut menggunakan teknologi bio drying dengan kapasitas lebih dari 50 ton per hari, di mana nantinya dapat melayani pengelolaan sampah di sekitar area operasional PT Vale, yang meliputi Desa Sorowako, Desa Nikkel, Desa Wasopunda dan Desa Wawondula. Ini berarti setara dengan pelayanan sampah kepada sekitar 17.000 kepala keluarga.

Keseluruhan proses pengelolaan sampah ini diharapkan dapat memilah dan menghasilkan sampah ekonomis senilai Rp1,2 miliar per tahun, dan dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Proyek ini juga setiap tahunnya berpotensi menghasilkan lebih dari 5.000 ton bahan bakar alternatif terbarukan, yang dapat dimanfaatkan oleh  perusahaan.

Produksi Nikel Berbasis Energi Bersih dan Komitmen Zero Emission 2050 

Sejak awal berdiri, PT Vale telah memulai dengan membangun dan mengoperasikan PLTA Larona (dibangun pada 1979) yang berkapasitas 165 megawatt (MW), PLTA Balambano (dibangun pada 1999) yang berkapasitas 110 MW, dan PLTA Karebbe (dibangun pada 2011) yang berkapasistas 90 MW. Total kapasitas terpasang dari ketiga PLTA tersebut mencapai 365 MW untuk pasokan energi ke pabrik pengolahan.

Dengan pemanfaatan energi bersih tersebut, PT Vale mampu mengurangi emisi GRK lebih dari 1 juta ton CO2eq per tahun, jika dibandingkan dengan pemanfaatan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Selain menunjang kebutuhan operasional, 10,7 MW dari total energi listrik yang dihasilkan PLTA tersebut juga didistribusikan melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Luwu Timur.

Demi komitmen pengurangan emisi ini juga, PT Vale membatalkan proyek konversi batubara atau Coal Conversion Project (CCP) yang mampu menekan biaya perusahaan sekitar US$40 juta setiap tahun. Dengan pembatalan ini, perusahaan terhindar dari kenaikan emisi gas rumah kaca rata-rata sebesar 200.000 ton CO2eq per tahun.

Sejak 2015, perusahaan juga telah menerapkan program penggunaan bahan bakar nabati fatty acid methyl ester (FAME) sebagai biodiesel untuk kendaraan operasional.

Sejak 2019, PT Vale telah memanfaatkan boiler listrik yang energinya bersumber dari PLTA untuk operasional pabrik pengolahan. Dengan inovasi ini, penggunaan bahan bakar high sulfur fuel oil (HSFO) berkurang hingga 67.047 barel per tahun. Boiler listrik PT Vale juga menjadi yang pertama digunakan di industri pengolahan di Asia Tenggara. Sepanjang 2022, PT Vale berhasil mencapai penurunan emisi GRK hingga 330.688 ton CO2eq menjadi 1.640.387 ton CO2eq, atau 17 persen lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 1.971.075 ton CO2eq.

Dalam rentang lima tahun, 2018=2022, penurunan emisi GRK PT Vale tercatat mencapai 373.563 ton CO2eq.

Untuk mencapai misi besar Zero Emission, PT Vale telah membangun Peta Jalan Pengurangan Emisi Karbon dengan target pengurangan hingga 33 persen pada 2030 dan Net Zero pada 2050.

Misi ini direncanakan dengan pemanfaatan beragam jalur teknologi, seperti peralihan bahan bakar, elektrifikasi peralatan, green power up, peningkatan efisiensi, jalur penambangan dan reklamasi praktik pertambangan berkelanjutan, reklamasi progresif area pasca tambang, reforestasi di luar area konsesi, dan program keanekaragaman hayati.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved