Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Haji Rofiq: 'Si Temus Transportasi PPIH' Mengenang Insiden Haji September Berdarah di Makkah

Tiga tahun terakhir, Rofiq dipercaya mukimin Madinah jadi Ketua Majelis Wakil Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU).

|
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / THAMZIL THAHIR
PPIH Arab Saudi Muhammad Rofiq Hidayat. Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, sudah selusin kali jadi "temus". 

SEPTEMBER 2015 adalah bulan emosional sekaligus monumental bagi Haji Muhammad Rofiq Hidayat (43 tahun).

Rofiq adalah satu dari 500-an tenaga musiman (temus) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi musim haji 1444 Hijriyah ini.

Tahun 2023 Miladiyah, pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, sudah selusin kali jadi "temus".

Tiga tahun terakhir, Rofiq dipercaya mukimin Madinah jadi Ketua Majelis Wakil Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU).

"NU Madinah itu, gampang-gampang susah. Urus tahlilan, silaturahmi Lebaran, dan silaturahim dan bantu Nahdliyyin disini," ujar pria kelahiran Kalibaru Manis, Banyuwangi, 1980 itu.

Di bulan itu, --sepekan menjelang puncak musim haji 1436 Hijriyah--, Rofiq ikut merakan ketegangan, kedukaan, dan sekaligus berjibaku mengurus jamaah dalam dua insiden berdarah jamaah Indonesia, sedekade terakhir.

Insiden pertama, Senin, 14 September 2015 Masehi, rubuhnya 2 crane proyek ekspansi II Masjidil Haram.

Itu bertepatan 1 Dzulhijjah, awal dibukanya gerbang musim haji 1436 Hijriyah.

Ada 11 jamaah Indonesia wafat dan belasan terluka di musibah itu.

"Itu hujan habis, Ashar. 11 jamaah Indonesia meninggal dan belasan luka tertimpa crane, dan saya petugas transportasi di Mahbas Jinn," ujar Rofiq kepada Tribun, basement kantor misi haji Indonesia, Daker Madinah, Selasa (18/7/2023) dini hari.

Di Insiden kedua, tanggal 10 Dzulhijjah 1436 Hijriyah, di Terowongan Muasiim Mina, Rafiq ikut jadi petugas maktab kantor haji Indonesia Madinah.

Di situ, dia ikut menyaksikan bagaimana evakuasi sekitar 2.000 jenazah jamaah haji dari 15 negara, termasuk 58 jamaah Indonesia.

"Saya ingat kadakernya itu Pak Arsad (Hidayat, --kini Direktur Bina Haji PHU Kemenag RI), dan PPIH Indonesia, negara paling cepat identifikasi jenazah jamaahnya," kenang Rofiq.

Baginya, semua momen semasa jadi petugas haji adalah qadarullah, takdir Allah.

Dari rangkaian pengalaman dan insiden itu dia banyak berkenalan dan membangun tali silaturahim dengan petugas lain, termasuk dengan anasir pimpinan PPIH dari tahun ke tahun.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved