Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tour de France

Gowes dari Belgia ke Jerman Via Netherland, Kocaknya Tuh di Sini!

Karena Mapsnya gemar salah baca, elevasi perjalanan selalu bertambah, dari salah jalan, pindah jalan, keliru penentuan pembelokan, tabrak lampu merah

|
Editor: AS Kambie
Courtesy: Abdul Rauf Tera
Pegowes dari Jakarta bersiap start dari Kota Mol, Belgia, menuju Jerman via wilayah Netherland, sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, Minggu (16/7/2023). Delapan pegowes tangguh lintasusia dan beragam profesi itu adalah Andi Patahangi Daeng Mappile (70), Bung Anton Bangun (68),  Andang Hendar Ruhiyat (60), Sudarman Alis Ade (69), Mayor Jenderal (Purn) Puguh Santoso Kartawi (68), Fredy Noya Anshori (60), Subhan Hamdjah Kudo (48), dan Abdul Rauf Tera (47) dari KAPTEN INDONESIA. 

Bapak Andang, sapaan Andang Hendar Ruhiyat. Dia asli Garut Jawa Barat. Pensiunan salah satu bank terkemuka di Indonesia. Beliau banyak diam menikmati Musik sambil bersepeda, akhirnya salah jalan. Tim ke kanan, Bang Andang belok ke kiri. Nyasar. Tapi, yang pasti dia selalu tampil heroik di jalan dan meyisahkan banyak cerita kebersamaan.

Opa Sudarman atau Om Dadman sapaan akrabnya. Beliau salah satu peserta gowes cukup unik. Kalau lapar langsung singgah makan. Dia memang selalu bawa amunisi. Katanya, tidak boleh telat makan karena ada history penyakit maag. Om Darman gemar dokumentasi video apalagi jika ketemu cewek cantik dan lokasi yang baru pasti tidak alpa.

Dan inilah, Andi Fatahangi atau biasa disapa Puang Fatahangi. Melihat sepintas tenaganya tidak habis-habis. Kadang sudah sampai, masih mau tambah. Apalagi kalau jalanan banyak turunan, dia merasa kurang menantang.

Beda yang lain ngebut saat turunan, Andi Fatahangi malah ngebutnya di tanjakan padahal dari segi umur terpaut jauh dari kami yang masih muda-muda. 

Kami menjuluk Andi Fatahangi "Penggagas atau Perkakas". Itu karena beliau senang berinisiasi kekompakan, kebersamaan, mengayomi, teladan setiap tindakan dan miliki banyak ragan keterampilan dan cerita masa lalu membuat kita ketawa lepas saat istirahat sejenak dan akhirnya melupakan penat panjang dijalan.

Bapak Jenderal Puguh Santoso Kartawi, biasa dipanggil Om Jenderal. Kami bangga ikut bagian kegiatan Gowes ini bersama belia.

Seorang Jenderal Low Profile, santai dan santun, selalu mengayomi dan Om Jenderal paling care mengatur ritme kekompakan, suka ambil barisan belakang mensupport semua teman-teman yang tertinggal.

Hebatnya beliau suka sprint ke depan dan mengambil rekaman perjalanan semua pegowes, hanya saja selalu tidak masuk Video rekaman, hal lain yang unik kuat melompat ketika pengambilan gambar di seluruh destinasi dan poto-potonya paling kreen dan Istimewa.

Om Buche sapaan akrab Bang Fredy Noya Anshori. Beliau ekstra akrif selaku Tour leader selalu sibuk dengam Maps di jalan.

Karena Mapsnya gemar salah baca, akibatnya elevasi perjalanan selalu bertambah, dari salah jalan, pindah jalan, keliru penentuan pembelokan, tabrak lampu merah dan selalu minta sebatang rong alias singgah merokok satu batang dulu.

Masih banyak dinamika dan saya bagian banyak kekurangan terutama saat tanjakan selalu tertinggal.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved