Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Firli Bahuri Tak Berdaya Lihat Kekuatan Brigjen Endar Penyidik KPK yang Dicopot, Formula E Lanjut?

Endar berhasil permalukan Firli setelah Presiden Jokowi menyetujui, jika dirinya bisa kembali bertugas di KPK.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Ingat Brigadir Jenderal Polisi Endar Priantoro dan Ketua KPK Firli Bahuri. Dulu pencopotan Endar dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bikin heboh. Kini kembali menjabat. 

Kemudian secara pelaksanaan, Anies mengklaim Formula E berjalan dengan baik dan sukses.

"Hari ini saya bisa bilang sukses, memang betul. Takaran-takaran objektifnya menyatakan itu sukses," ucap Anies.

"Dan bisa dibilang dari semua Formula E, ini yang paling besar penontonnya, paling besar jangkauannya," tambah Gubernur DKI Jakarta itu.

Diketahui sebagaimana mengutip laman resmi Formula E, seri Jakarta E-Prix yang digelar beberapa waktu lalu tercatat telah disaksikan oleh 13,4 juta penonton di seluruh Indonesia.

Pihaknya bersyukur karena nama Jakarta kembali mendunia melalui promosi Formula E.

Kemudian kenapa memilih Formula E, Anies menjelaskan karena berkaitan dengan masa depan lingkungan hidup.

"Karena itulah kenapa kita memilih balapan bebas emisi, supaya membangun kesadaran tentang lingkungan hidup," ungkapnya.

" Formula E ini adalah sebuah program lewat APBD yang disepakati bersama DPRD, lalu dijalankan dengan mengikuti semua ketentuan yang ada," tambahnya.

Gubernur DKI Jakarta itu meyakini, semua kebenaran akan terlihat ketika profesionalisme, objektivitas dan ketentuan di nomor satukan.

Kenapa Formula E Sampai 2024

Anies Baswedan menjelaskan, sebelumnya Formula E ini disiapkan untuk tahun 2020 sehingga dilakukanlah pembayaran fee pada 2019.

"Namun tidak bisa terselenggara karena ada pandemi, tahun 2021 juga tidak terselenggara akibat adanya pandemi, jadi baru terselenggara tahun 2022," jelas Anies.

"Nah insya Allah ini 2022, 2023 dan 2024," tambahnya.

Invisible Hand dan Dugaan Politisasi di KPK

Sementara menanggapi soal dugaan invisible hand, politisasi hingga penjegalan di KPK, Anies pun memberikan pandangan.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta mengklaim bahwa selalu membantu tugas lembaga antirasuah itu dalam menjalankan pencegahan korupsi.

Hal ini dimulai sejak bertugas menjadi Rektor Universitas Paramadina, pihaknya menetapkan mata kuliah antikorupsi sebagai mata kuliah wajib yang harus diambil semua mahasiswa.

"Dan (Paramadina) satu-satunya universitas di dunia yang mewajibkan mata kuliah antikorupsi," ungkap Anies dilihat Serambinews.com di YouTube CNN Indonesia, Jumat (7/10/2022).

Kemudian ketika KPK membutuhkan Komite Etik, Anies menyampaikan siap ditugaskan di sana bahkan menjadi Ketua Komite Etik.

"Saya (juga) bertugas di Tim Lapan, kemudian ketika bertugas di Jakarta kami bikin KPK ibu kota untuk mencegah itu," ungkap Anies.

Ia meyakini sampai sekarang, KPK masih bekerja secara profesional sebagai lembaga terhormat yang memiliki tugas menjaga integritas.

"Dan mereka (di KPK), saya yakin di dalam itu punya perasaan menjaga nama baik institusi dan Indonesia, sehingga saya yakin mereka bekerja secara profesional," ungkapnya.

"Saya yakin KPK sanggup menghadapi intervensi politik dari mana pun karena natur-nya ini lembaga penegakan hukum," ungkap Anies.

Gubernur DKI Jakarta itu meyakini KPK sampai sekarang masih bisa bertahan untuk menjalankan setiap langkahnya secara profesional.

Bisa Jamin Tak Ada Uang Mengalir ke Kantong Anies?

Ditanya bisa jamin tak ada uang yang mengalir ke kantong, Anies Baswedan berujar, dalam semua sifat penuduhan, yang harus membawa bukti adalah yang menuduh bukan yang dituduh.

"Habis energi semua orang kalau semua orang yang dituduh harus bawa bukti. Jadi kalau tidak bisa membuktikan ya batalkan tuduhan itu," ujar Anies.

"Kalau tidak, semua orang kita bisa terima 10 tuduhan, kita habis energinya membantah semua itu," tambahnya.

Proyek Formula E Bereputasi Internasional, Tak Mudah Hanky Panky

Kemudian proyek ini kata Anies, berurusan dengan lembaga internasional yang memiliki reputasi.

"Dan jangan membayangkan mereka beroperasi di negeri yang accounting-nya masih bermasalah,” jelasnya.

Mereka ogah beroperasi di negara yang aturan pembukuannya (accounting) masih bermasalah karena perusahaan tersebut sudah masuk pasar saham dan punya aturan yang ketat.

"Jangan dibayangkan ini seperti proyek-proyek yang serba mudah untuk hanky panky (manipulasi), no. Ini angkanya besar, reputasinya tinggi, karena itu kita jaga government-nya dengan baik dari awal," ungkap Anies.

"Buat tahu ya, semua rapat kita ada rekaman, semua rapat kita. Bukan hanya bisa dibuktikan (tak ada korupsi), artinya gak ada yang ditutup-tutupi," tambahnya.

Andai Formula E Dipaksakan Naik ke Penyidikan?

Menurutnya kalau tidak ada pelanggaran, maka tidak akan ada yang bisa dipaksakan.

Anies meyakini bahwa semua yang berada di KPK akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada.

"Saya yakin mereka ini orang-orang berintegritas, karena itu mereka bawa nama KPK. Jadi, ada batas di mana segala macam apapun tekanan itu akan terhenti ketika integritas itu terjaga karena saya percaya itu ada," katanya.

"Dan saya juga tidak tahu apakah memang itu ada atau itu dongeng, saya gak tahu juga," pungkasnya.

Formula E tetap lanjut?

KPK telah mengonfirmasi bahwa penyelidikan kasus Formula E masih terus berlanjut.

Komisi antirasuah tersebut menyatakan bahwa upaya pengungkapan kasus tersebut belum dihentikan.

Ali Fikri, Kepala Bagian Pemberitaan KPK, menjelaskan bahwa proses penyelidikan saat ini difokuskan pada penemuan tindak pidana dan pihak-pihak yang dapat diadili secara hukum.

Oleh karena itu, KPK belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai substansi kasus ini.

"Penyelidikan membutuhkan identifikasi tindak pidana dan penemuan pihak yang bertanggung jawab secara hukum. Untuk membuat kesimpulan seperti itu, analisis hukum yang mendalam diperlukan," ujar Ali pada Jumat, 17 Maret 2023.

Ali juga menyatakan bahwa KPK terus berupaya mencari bukti yang sah terkait kasus Formula E. Dengan demikian, kasus ini dapat diteruskan ke tahap berikutnya.

"Dalam hal ini, agar lebih jelas, penyelidikan masih berlangsung tanpa batas waktu yang ditetapkan.

Prosesnya dinamis dan berjalan sejalan dengan penemuan bukti, yang kemudian dapat menjadi dasar untuk melanjutkan langkah selanjutnya," ujar Ali saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Menanggapi saran dari Dewan Pengawas KPK agar kasus Formula E segera mendapatkan kejelasan, Ali menyatakan bahwa semuanya bergantung pada proses penyelidikan.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Dewan Pengawas KPK tidak menetapkan tenggat waktu tertentu untuk mendapatkan kejelasan mengenai kasus Formula E.

"Tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan, karena prosesnya berjalan dinamis sesuai dengan penemuan bukti yang ada," ujar Ali.

Profil Firli

Firli Bahuri lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 8 November 1963 silam.

Pria berumur 57 tahun ini menempuh pendidikan dasarnya di SD Lontar Muara Jaya Oku.

Jenjang berikutnya Firli Bahuri bersekolah di SMP Bhakti Pengandonan Oku dan SMAN 3 Palembang.

Kemudian pada 1997, dirinya memutuskan untuk masuk ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Dan di tahun 2004 Firli Bahuri lanjut di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Lemdiklat Polri.

Lembaga Ketahanan Nasional RI Penyelenggaraan Program Pendidikan Singkat Angkatan di tahun 2017.

Lulusan AKABRI tahun 1990 ini juga pernah menjabat berbagai posisi strategis di Kepolisian, antara lain Wakapolda Banten (2014), Wakapolda Jateng (2016), Kapolda NTB (2017), dan Deputi Bidang Penindakan KPK (2018).

Atas pengabdiannya, ia telah mendapat berbagai tanda jasaa, antara lain Satyalancana Shanti Dharma (1992), Satyalancana Dwidja Sistha (2002), Satyalancana Seroja (2002).

Serta Satyalancana Pengabdian XXIV, Bintang Bhayangkara Pratama (2019), dan Bintang Bhayangkara Nararya.

Kini Firli Bahuri ditunjuk sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved