Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Endemi Covid dan Kita

Betapa tidak! Batasan pandemi yang ciri khasnya menjangkiti seluruh benua di dunia, tetiba diturunkan levelnya menjadi endemi.

Editor: Sudirman
Ist
Muh Arsyad Rahman, Alumnus Antropologi FISIP UNHAS 

Tokoh antropologi dunia, Edward Bernard Tylor (1832-1917), pernah berdialektika dalam bukunya Primitive Culture and Anthropology, memperdebatkan hubungan antara masyarakat “primitif”, dan masyarakat “beradab”, sebuah tema sentral yang begitu kesohor dalam literatur antropologi abad sembilan belas.

Hemat penulis, apa yang modern saat dulu, menjadilah primitif saat ini.

Apa yang modern saat ini, kelak akan diprimitifkan di sekian-sekian abad mendatang.

Berikutnya, orang-orang dulu memiliki teknologi seadanya tetapi ada patri budaya yang kuat dalam pencegahan penyakit
dan merawat kebugaran jiwa-raga.

Orang-orang sekarang, teknologinya kuat tetapi lemah budaya dalam tata laksana kesehatan.

Jika demikian adanya, patutlah kita padukan keduanya, sekalipun berbeda zaman dan latar waktu.

Covid dan kita mesti sinergikan teknologi tinggi dengan budaya yang tinggi pula, lekat pada acuan kemanusiaan.

Dus, faktor budayalah pencipta perilaku kesehatan. Dengan budaya diharapkan penyehatan manusia diaktifkan.

Singkatnya, faktor budaya sanggup meramu industri kesehatan, bukan industri kesakitan yang meracau itu. Wallahu a’lam bish-shawab.(*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved