Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Daftar 4 Jenderal TNI Dituding Beking Ponpes Al Zaytun, Moeldoko: Emang Gue Preman

Sejumlah pensiunan jenderal dituding menjadi beking Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Moeldoko, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono

Editor: Edi Sumardi
DOK AL ZAYTUN
Gedung Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Ponpes dipimpin Panji Gumilang ini diduga dibekingi oknum jenderal TNI. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah pensiunan jenderal dituding menjadi beking Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Pensiunan jenderal dimaksud adalah Jenderal (Purn) Moeldoko, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, Jenderal (Purn) Wiranto, dan Letnan Jenderal (Purn) Ali Moertopo.

Tudingan ini dilontarkan mantan pendiri Ponpes Al Zaytun, Imam Supriyanto dalam sebuah acara ditayangkan di stasiun televisi nasional.

Imam Supriyanto menyebut ada sosok "Pak Kumis" di belakang Al Zaytun.

Belakangan diungkap sosok Pak Kumis dimaksud adalah Hendropriyono. 

Sementara Kepala Staf Presiden Moeldoko berang atas isu yang mengaitkan dirinya dengan Pondok Pesantren Al Zaytun.

Moeldoko tidak suka dirinya disebut beking dari Ponpes tersebut.

"Jangan mantan Panglima (TNI) dibilangnya beking, emang gue preman apa, nggak bener nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin, (3/7/2023).

Dinilai Tebarkan Ajaran Sesat, Aliansi Ummat Islam Sulsel Desak Pemerintah Tutup Ponpes Al-Zaytun

Moeldoko heran, dirinya terus disangkut-pautkan dengan Ponpes yang kini sedang dirundung Polemik tersebut.

Moeldoko mengaku tahu sosok yang terus menggoreng isu itu. 

Hanya saja Moeldoko enggan menyebutkan siapa orang tersebut.

"Saya sudah tahu siapa yang goreng itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," kata Moeldoko.

Moeldoko mengatakan saat dirinya menjadi Panglima Kodam (Pangdam), pernah masuk ke Ponpes tersebut.

Ia bahkan sempat mengatakan kepada Panji Gumilang bahwa akan menindak apabila Ponpes tersebut bermasalah.

"Sebagai warga negara nggak ada kekebalan, siapa saja, periksa saja. Saya sering tegaskan, saya sudah bicara ke pak Panji Gumilang, Hey macem macem gue orang pertama yang akan beresin. Jadi saya mulai Pangdam itu sudah datang ke Al Zaytun, untuk melihat secara pasti apa yang dilakukan di sana. Begitu ada penyimpangan saya orang pertama yang bertindak," katanya.

Hanya saja Moeldoko mengingatkan bahwa perlu pendekatan dalam menyelesaikan masalah Ponpes Al Zaytun.

Dinilai Tebarkan Ajaran Sesat, Aliansi Ummat Islam Sulsel Desak Pemerintah Tutup Ponpes Al-Zaytun

Jangan sampai karena persepsi yang berkembang, ada spekulasi dan penghakiman oleh publik yang berdampak pada puluhan ribu siswa atau santri Ponpes itu.

"Tetapi jangan karena persepsi yang berkembang mengadili seseorang, itu yang saya tekankan. Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Jangan gak karu-karuan, gara gara persepsi yang berkembang seperti ini. Ambil langkah langkah apa itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, kita semua punya instrumentnya. Kenapa kita mesti berspekulasi," pungkasnya.

Panji Gumilang: Kalau sesat, dari dulu sudah out

Pondok Pesantren Al Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang sedang disorot.

Bahkan Presiden Joko Widodo pun sampai ikut bersuara terkait polemik di Ponpes Al Zaytun tersebut.

Jokowi meminta masyarakat untuk sabar dan tenang karena penyelidikan pada Ponpes Al Zaytun sedang dilakukan. 

Ponpes Al Zaytun menuai polemik setelah kabarnya mengajarkan aliran sesat, salah satunya mengenai Al Quran yang hanya karangan Nabi Muhammad.

Panji Gumilang sendiri merupakan pendiri Yayasan Pesantren Indonesia yang kemudian membangun Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu.

Panji Gumilang menanggapi penilaian terhadap pendidikan yang diajarkan oleh pihaknya kepada para pelajar.

Beberapa pihak dan lembaga menilai ajaran yang diberikan oleh Ponpes Al Zaytun menyimpang dari pemahaman agama Islam.

Bahkan tidak sedikit pihak termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, Al Zaytun telah mengajarkan ajaran sesat.

Menyikapi hal itu, Panji menyebut, bahwasanya pendidikan di Al Zaytun memiliki dasar kurikulum yang jelas dan bahkan terdaftar di Kementerian Agama RI.


 "Kalau kita pikir ajaran di Al Zaytun ada kurikulum, kurikulum jelas, kurikulum Departemen Agama (kini Kementerian Agama) kurikulum Diknas," kata Panji dalam acara Kick Andy Double Check 'Gonjang-Ganjing Al Zaytun', yang disiarkan YouTube Metro TV, dikutip Jumat (30/6/2023).

Dari kurikulum yang diakui itu, bahkan kata Panji, proses pembelajaran di Al Zaytun mendapatkan status A unggul.

Status tersebut diklaim Panji, diberikan untuk strata dasar, menengah hingga atas.

"Kita combain dan itu mendapatkan akreditasi A unggul, tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat atas, akreditasi nya A unggul," ucap Panji.

Atas hal itu, dirinya merasa aneh karena baru-baru ini Al Zaytun dikatakan menyebarkan ajaran sesat.

Kalau memang nyatanya sesat, seharusnya kata dia, pondok pesantren itu tidak ada sejak dulu.

"Kalau itu sebuah ajaran sesat dari dulu (harusnya) sudah out," ucap Panji.

Dia menilai kalau pihak yang memberikan cap penyebaran ajaran sesat kepada Pondok Pesantren Al Zaytun itu merupakan mereka yang memiliki wewenang.

Dalam artian lain, bukan masyarakat secara luas. Sebab, publik tidak akan terpengaruh jika memang adanya pernyataan dari pihak yang disangkakannya tadi.

"Yang menuduh sesat bukan mereka (warga) kalau mereka orang lain-lain tidak terpengaruh, yang memberikan tuduhan itu unsur yang menganggap dirinya punya wewenang," tukas Panji.

Diberitakan sebelumnya, Tim investigasi yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk segera mengeluarkan fatwa tentang dugaan penyimpangan agama yang dilakukan Pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.

Hal itu tertuang dalam salah satu poin rekomendasi setelah tim melakukan investigasi dugaan penyimpangan agama yang dilakukan oleh pondok pesantren yang terletak di Indramayu, Jawa Barat ini. Al Zaytun.

“Berdasarkan pertemuan tersebut dan melihat responsnya, Tim Investigasi merekomendasikan MUI Pusat mengeluarkan Fatwa tentang Penyimpangan Paham Keagamaan yang dilakukan Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun,” kata ketua Tim Investigasi, KH Badruzzaman dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (26/6/2023).

Ia mengatakan, Panji Gumilang tidak kooperatif terhadap ajakan tim investigasi untuk melakukan klarifikasi atau tabayyun soal masalah-masalah yang berkembang di Ponpes.

"Mengingat pihak Al Zaytun tidak kooperatif, maka asumsi yang selama ini berkembang di masyarakat tentang kemungkinan terjadinya penyelewengan, baik yang menyangkut faham keagamaan maupun pelaksanaan proses pendidikan dan juga dugaan-dugaan tindak pidana benar terjadi,” ucap KH Badruzzaman.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved