Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Adha 2023

Mengapa Tanggal Idul Adha di Indonesia Berbeda dengan Arab Saudi? Penjelasan Kemenag dan NU

Penetapan tanggal Idul Adha pemerintah tersebut berbeda dengan tanggal Idul Adha yang ditetapkan oleh Arab Saudi.

Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM / THAMZIL THAHIR
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Gus Yaqut melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi, Senin (19/6/2023). 

TRIBUN-TRIBUN.COM - Kementerian Agama (Kemenag) dan ahdatul Ulama (NU) menjawab pertanyaan mengapa Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia, berbeda.

Perbedaan penetapan Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia, sempat menjadi perdebatan.

Hal tersebut kini dijawab Kemenag dan NU.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan hari raya Idul Adha 2023 jatuh pada Kamis (29/6/2023).

Keputusan itu disampaikan setelah sidang isbat yang digelar pada Minggu (18/6/2023).

"Sidang isbat secara mufakat bahwa 1 Zulhijah 1444 Hijriyah jatuh pada hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 Masehi dan hari raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 Masehi," ujar Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, dikutip dari Kompas.com  Minggu (18/6/2023).

Penetapan tanggal Idul Adha pemerintah tersebut berbeda dengan tanggal Idul Adha yang ditetapkan oleh Arab Saudi.

Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada Rabu (28/6/2023).

Lantas, mengapa tanggal Idul Adha di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi?

Melalui laman resminya, Kemenag menjelaskan ada beberapa alasan mengapa tanggal Idul Adha Indonesia berbeda dengan Arab Saudi.

Perbedaan tersebut disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.

Berikut penyebab mengapa Idul Adha di Indonesia berbeda dengan di Arab Saudi:

1. Posisi geografis

Secara geografis letak geografis Indonesia dan Arab Saudi berbeda.

Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia, sehingga waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam.

2. Posisi hilal Posisi hilal, lebih mungkin terlihat lebih dulu di Arab Saudi.

Hal ini karena terlihatnya hilal di sebelah barat saat Matahari terbenam.

3. Data hisab

Menurut data hisab, pada 18 Juni 2023, ketinggan hilal di Tanah Air antara 0 derajat 11,78 menit sampai dengan 2 derajat 21,57 menit dengan sudut elongasi 4,39 derajat sampai dengan 4,93 derajat.

Oleh karena itu, Zulkaidah digenapkan menjadi 30 hari.

Pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi sudah cukup tinggi.

Adib menjelaskan, semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah terlihat.

Ia menuturkan, posisi Arab Saudi berada lebih barat dari Indonesia, sehingga pada tanggal yang sama posisi hilal lebih tinggi dan lebih memungkinkan untuk dilihat.

"Jadi keliru jika memahami karena Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi maka Indonesia lebih dulu ber-Idul Adha," katanya.

Menurutnya, sidang Isbat penetapan awal Zulhijah adalah hasil musyawarah pakar falak dan astronomi, sehingga penetapan awal Zulhijah dan penetapan Idul Adha sudah benar secara Sains dan Fikih.

Penjelasan NU

Sementara itu, Nahdatul Ulama (NU) melalui laman resminya juga menjelaskan mengapa tanggal Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi berbeda.

Ketua Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan perbedaan tersebut dipengaruhi lokasi.

Faktor lokasi ini menurutnya berdampak pada waktu Ijtimak, fase Bulan mati yang terjadi setiap tanggal 29 bulan Hijriah. “Jam terjadinya Ijtimak akan berbeda-beda sesuai waktu setempat,” kata dia.

Ia menjelaskan, Ijtimak akhir Dzulqa'dah 1444 H terjadi pada tanggal 18 Juni 2023 sekitar pukul 11.30 WIB.

Sedangkan Ijtimak di Mekah sekitar pukul 07.30 waktu setempat.

“Jeda waktu antara jam terjadinya Ijtimak hingga Magrib, mempengaruhi posisi hilal baik ketinggian maupun elongasinya,” ujar dia.

Ia menambahkan, di Indonesia pada tanggal 18 Juni 2023 saat Maghrib, posisi hilal seluruh Indonesia masih sangat minim antara kurang dari satu derajat hingga paling tinggi sekitar 2 derajat.

Ketinggian dua derajat hanya di sekitar Medan dan Aceh. Di Mekah, saat itu, ketinggian hilal sudah sekitar 4 atau 5 derajat.

“Maka wajar kalau untuk awal Dzulhijjah tahun ini Makkah lebih dahulu sehari sebelum Indonesia.

Hari Arafahnya pun otomatis sehari sebelum hari Arafah di Indonesia,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved