Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jembrana

3 Ekor Sapi di Palopo Mati Mendadak Diduga Terindikasi Penyakit Jembrana

Petugas juga memastikan kesehatan hewan yang berasal dari luar dengan kode barcode terpasang di telinga sapi.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
ILUSTRASI SAPI - Tiga ekor sapi di Palopo, Sulawesi Selatan, mati mendadak diduga terinfeksi jembrana. 

TRIBUNPALOPO.COM, WARA - Tiga ekor sapi ditemukan mati mendadak di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Dugaan awal, sapi tersebut mati lantaran terjangkit penyakit jembrana.

Selain sapi mati, petugas Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Dispertanakbun) Palopo juga menemukan satu ekor sapi yang diduga terjangkit penyakit itu.

Sapi yang berasal dari Kabupaten Sinjai kini diisolasi di suatu tempat.

Demikian dikatakan Dokter Hewan Dispertanakbun, Burhanuddin usai melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban di beberapa titik.

Burhanuddin mengatakan, pengecekan dilakukan untuk memastikan hewan kurban di Palopo bebas dari penyakit seperti Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).

Selain memeriksa mulut dan kuku hewan kurban, petugas Dispertanakbun juga memberikan vitamin guna menjaga kelangsungan kesehatan hewan kurban hingga hari penyembelihan pada hari raya Idul Adha nanti.

"Kita temukan ada tiga sapi yang mati, berdasarkan ciri-cirinya ketiga hewan itu terindikasi penyakit jembrana," kata Burhanuddin, Jumat (23/6/2023).

"Sementara satu ternak lainnya yang juga terindikasi tetanus kita isolasi dan pisahkan dari kawanannya," tambahnya.

Isolasi dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit ke ternak lainnya. 

"Untuk tetanus, ciri-cirinya mengeluarkan darah cair di hidung," ujarnya.

Sapi-sapi yang telah dibeli oleh konsumen diberi nomor label. 

Petugas juga memastikan kesehatan hewan yang berasal dari luar dengan kode barcode terpasang di telinga sapi.

Hewan kurban jenis sapi yang beredar di Palopo umumnya berasal dari luar daerah.

Seperti Flores, Nusa Tenggara Timur, Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah dan sejumlah daerah di Sulawesi Selatan.

"Pemeriksaan ini untuk mendeteksi virus lebih awal, proses pemeriksaan rutin dilakukan. Setiap sapi dipasangi barcode untuk melacak pemilik dan daerah sumber sapi berasal," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved