Haji 2023
Dirjen Haji: Pokok Operasi Haji Itu, Ya di Mina, Kota 100 Ribu Tenda
Hilman Latief (48), mengungkapkan penyelenggaraan ibadah haji, tahun-tahun mendatang, kian menantang dan bakal sarat kontroversi publik..
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sukmawati Ibrahim
MADINAH, TRIBUN - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief (48), mengungkapkan penyelenggaraan ibadah haji, tahun-tahun mendatang, kian menantang dan bakal sarat kontroversi publik.
Tantangan itu berupa perubahan kebijakan otoritas haji Arab Saudi pascaPandemi COVID-19, kian besarnya peran sektor swasta dalam penentuan tarif layanan, serta kebijakan dalam negeri.
Dari rentetan tantangan itu, jelasnya, maktab atau tenda pondokan di Mina tetap jadi pokok soal klasik.
"Pokok soal operasi haji itu ya, di Mina," kata Hilman di kantor urusan haji Indonesia Daker Madinah, Arab Saudi, Sabtu (17/6/2023) malam.
Mina adalah kawasan syariat rukun wajib haji. Area ini dikenal sebagai Kota 100 ribu tenda tahunan.
Hal itu diingatkan Hilman di hadapan sekitar 320 petugas haji Daker Madinah, usai zikir dan istighozah pelepasan migrasi tugas PPIH Daker Madinah ke Mekah.
Hadir antara lain, Sekjen Kemenag Nizar Ali, Direktur Pangelolaan Dana Haji & Siskohat Jaja Jaelani, Kepala PPIH Daker Madinah Zaenal Muttaqin, 12 kepala seksi, dan 7 kepala sektor PPIH Madinah.
Zaenal menyebut inilah kali pertama daker didatangi bersamaan "dua pejabat eselon satu" sekaligus; sekjen dan dirjen.
Menurut, Hilman aksebilitas area di Mina, bukan persoalan operasional haji Indonesia belaka.
Itu juga soal tahunan pemerintah Arab dan jamaah haji dari seluruh dunia.
Otoritas haji Indonesia beberapa kali meminta relokasi maktab dan tenda-tenda di Mina.
Namun jawaban kementerian haji Arab, "Kalau Indonesia berubah, itu sama saja mengubah maktab seluruh negara,." Mina memang soal klasik haji.
Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dunia, kuota haji Indonesia, selalu terbanyak.
Tahun ini 229 ribu. Kuota sebelum pandemi, mencapai 231 ribu.
Tantangan operasi haji lainnya, jelas Hilman, adalah kian lamanya masa tunggu haji, membesarnya rasio jamaah haji lansia, dan naiknya komponen biaya perjalanan, akomodasi, dan layanan umum haji, termasuk sewa tenda di Mina.
Mina adalah tempat bermalam jamaah sebelum dan sesudah Wuquf, untuk persiapan jumrah (melempar batu di tiga pilar) di kawasan Masya'ir.
Luasan Mina sejak dulu hanya 20 km persegi.
Itu cukup ideal menampung 2,2 juta hingga 3 juta jamaah haji.
Di Mina, jatah luasan area tiap 1 jamaah adalah 1,3 - 1,6 m2.
Ini pas untuk tidur terlentang orang dewasa.
Dikatakan, sebelum pandemi, tarif sewa 1 tenda di Mina itu, masih Rp 4 juta per jamaah.
Setelah pandemi mewabah, musim haji 2022, dan otoritas haji Arab, memperbaiki dan menambah fasilitas maktab dan tenda, tarif sewa naik mencapai antara Rp 15 juta hingga Rp 22 juta.
Sebelumnya, Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Chalid, menyebut luasan kapasitas tenda di Arafah dan Mina beragam.
Mulai ukuran 250 m2, 300 m2, 375 m2, hingga terbesar 600 m2.
Jemaah haji Indonesia akan menempati 70 maktab saat berada di Arafah.
Mereka akan melaksanakan Wukuf yang merupakan puncak ibadah haji.
Wukuf di Arafah merupakan rukun ibadah haji.
Wukuf mulai tergelincir matahari siang pada 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah.
Kabid Perlindungan Jamaah (Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid menjelaskan, kedatangan jamaah ke Arafah sesuai jadwal dan rute pergerakan yang telah disusun oleh Satuan Operasi (Satop) Armina atau Masyair yakni, satuan operasional Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
“Jemaah akan bergerak pada 8 Dzulhijjah mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WAS. Itulah waktu bergerak jamaah,” ujarnya, saat meninjau kesiapan tenda di Arafah.
Menurut Harun, pada 9 Dzulhijjah saat itulah pelaksanaan wukuf di Arafah.
Dimulai Shalat Dzuhur berjamaah, kemudian khutbah wukuf, doa dan dzikir.
Setelah itu jamaah dipersilakan untuk melaksanakan ibadah secara pribadi.
Selama di Arafah, jamaah haji sebaiknya berdiam diri di tenda dan memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, zikir dan lainnya. Termasuk memanjatkan doa.
“Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS,” ujarnya.
Dari Muzdalifah jamaah haji kembali bergerak menuju Mina pada malam 10 Dzulhijjah.
Sebab pada 10 Dzulhijjah, jamaah harus melaksanakan wajib haji yakni jumratul Aqobah.
Setelah itu kembali ke pemondokan atau tenda di Mina.
Selanjutnya, pada 11 Dzulhijjah jemaah haji melaksanakan jumratul Ula, Wustha, Aqobah. Hal serupa diulang pada 12 Dzulhijjah. (*)
76 Lansia Ikut Dalam Kloter I Jemaah Haji Embarkasi Makassar, Lansia Tidak Mandiri Prioritas |
![]() |
---|
Video: Jemaah Makassar Tampil Cantik Sebelum Pulang Kampung |
![]() |
---|
Video: Warga Turatea Berduka, 1 Warganya Meninggal di Arab Saudi |
![]() |
---|
Video: Penampilan Haji 'Koboi' Asal Pinrang saat Pulang dari Tanah Suci, Incaran Petugas Haji |
![]() |
---|
54 Jemaah Haji Debarkasi Makassar Meninggal Dunia di Musim Haji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.