Opini
Membangun Zona Integritas Organisasi
Sudah tidak asing lagi bagi kita ketika mendengar atau membaca kata Zona integritas..
Oleh: Dr dr Ampera Matippanna SKed MH
Dokter Fungsional Madya Pada BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan
TRIBUN-TIMUR.COM - Sudah tidak asing lagi bagi kita ketika mendengar atau membaca kata Zona integritas.
Hampir disetiap kantor pemerintah kita dapat melihat spanduk atau baligho yang berisikan tulisan “ zona integritas” .
Tentunya maksud dan tujuan dari pernyataan tersebut adalah mendeklarasikan bahwa kantor tersebut merupakan tempat dimana berkumpulnya orang-orang yang berintegritas tinggi, memberikan pelayanan internal dan eksternal secara berintegritas dan orang atau pihak lain yang terhubung dengan pelayanan juga harus berintegritas.
Tidak mudah untuk membangun zona integritas karena sangat dipengaruhi oleh perilaku Sumber Daya Manusia (SDM) dari kantor atau instansi itu sendiri.
Panjangnya spanduk dan besarnya ukuran baligho tidak menjamin bahwa kantor tersebut merupakan zona integritas yang sesungguhnya.
Zona integritas hanya dapat terwujud apabila SDM pada kantor atau instansi yang bersangkutan memiliki komitmen yang tinggi dan ketegasan yang kuat untuk menerapkan atau melaksanakan nilai-nilai integritas , mulai dari pucuk pimpinan sampai pada staf dan karyawannya.
Integritas menyangkut sikap dan perilaku yang ditunjukkan melalui keteladanan bukan dengan kata-kata yang indah.
Oleh sebab itu maka peran kepemimpinan menduduki posisi sentral dalam pembangunan zona integritas.
Tentunya akan sangat sulit untuk mengharapkan staf atau karyawan memiliki integritas ketika para pemimpin sendiri mempertontonkan hal-hal yang mencederai integritas itu sendiri.
Pengembangan zona integritas sedemikian rupa dengan menjadikan nilai-nilai integritas sebagai budaya organisasi.
Hanya dengan cara demikianlah maka zona integritas akan benar-benar terwujud.
Integritas sebagai budaya organisasi
Integritas merupakan suatu konsep nilai yang dianut oleh seseorang mengenai cara pandang, perilaku atau cara bertindak yang diyakini dan dipegang teguh, dilakukan secara konsisten dan terus menerus yang berhubungan dengan prinsip etika dan moral.
Universitas Hasanuddin, Menuju Puncak Benua Maritim Indonesia 2026-2030 |
![]() |
---|
Pesantren sebagai Katalis Peradaban, Catatan dari MQK Internasional I |
![]() |
---|
Paradigma SW: Perspektif Sosiologi Pengetahuan Menyambut Munas IV Hidayatullah |
![]() |
---|
Dari Merdeka ke Peradaban Dunia: Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa |
![]() |
---|
Makassar dan Kewajiban untuk Memanusiakan Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.