Pemilu 2024
Menakar Kekuatan Petahana Golkar vs Gerindra DPR RI Dapil Sulsel I
Persaingan perebutan kursi DPR RI di Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan I atau Dapil Sulsel I pada Pemilu 2024 semakin sengit.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Persaingan perebutan kursi DPR RI di Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan I atau Dapil Sulsel I pada Pemilu 2024 semakin sengit.
Terutama pertarungan yang melibatkan antara Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Sebagaimana diketahui, kedua partai politik itu ingin tampil juara pada Pemilu 2024.
Pemilu 2019 lalu, Golkar dan Gerindra sama-sama meraih satu kursi DPR RI di Dapil Sulsel I.
Mereka adalah Azikin Solthan dengan jumlah 74.997 suara dari Gerindra. Sementara kader Golkar yaitu Hamka B Kady memperoleh 86.736 suara.
Dapil Sulsel I menghimpun pemilih dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Kini, Gerindra dan Golkar punya jagoan baru.
Pertama, Partai Gerindra punya tokoh-tokoh kuat yang akan mendampingi petahana Azikin Solthan.
Seperti Komisaris IMB Group Andi Idris Manggabarani akan kembali bertarung.
Andi Idris adalah seorang politisi berlatar pengusaha sekaligus mantan Ketua DPD Gerindra Sulsel pada Pemilu 2019 lalu.
Selanjutnya, ada sosok pengusaha Andi Anhar Rahman, dan Najamuddin.
Tidak hanya itu, Purnawirawan Jenderal Badan Intelejen Negara (BIN), Jahidin Chilo hadir memperkuat Gerindra di Pemilu 2024.
Kemudian Direktur Rendalgiat Ops Deputi V BIN dengan pangkat Brigjen TNI. Brigjen Jahidin Chilo sempat bertugas sebagai tenaga ahli BNPB.
Sementara Partai Golkar juga punya banyak penantang-penantang baru di Dapil Sulsel I.
Mereka antara lain Bupati Jeneponto dua periode, yakni Iksan Iskandar.
Kemudian ada senator DPD RI, Ajiep Padindang.
Pemilu kali ini, Ajiep Padindang telah memutuskan akan bertarung di DPR Senayan, terutama di Dapil Sulsel I.
Tidak hanya itu, ada nama Liestiaty Fachruddin, istri mantan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Lantas, apakah dengan munculnya tokoh-tokoh baru ini bakal menjadi ancaman bagi petahana?
Analisis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto menjelaskan, posisi petahana sebenarnya membawa previlega dalam membangun kedekatan dengan pemilih.
Apalagi dengan mekanisme reses dan sosialisasi 4 pilar atau sosper yg di fasilitasi negara, legislator ini bisa memperluas basis dukungan konstituennya.
Aksi soft-campaign (soft-kampanye) bisa dilakukan sepanjang masa jabatannya.
"Sementara bagi tokoh-tokoh baru, tergantung latar belakang sebelumnya. Kalau mantan bupati dan senator, mereka juga punya investasi sosial politik yang besar," kata Andi Luhur kepada Tribun-Timur, Kamis (8/6/2023).
Baginya, semua calon bisa dikapitalisasi menjadi dukungan politik.
Kendati demikian, semua tergantung strategi dan kedekatan dalam merebut dukungan pemilih.
"Apalagi dalam sistem politik yang high-cost (harga-tinggi) seperti sekarang. Nama baik dan legacy (warisan) kepemimpinan saja tidaklah cukup untuk memenangkan persaingan," tandasnya. (*)
Ingat Yusran Tajuddin Ketua KPU Bone Terseret Kasus Markup Suara Caleg Sulsel? Segera Disidang DKPP |
![]() |
---|
Daftar 9 Caleg Terpilih Mundur Jadi Anggota DPRD Sulsel Demi Maju Pilkada, Siapa Calon Penggantinya? |
![]() |
---|
Ketua Bawaslu Mardiana Rusli: Tidak Ada Larangan Penyelenggara Pemilu Bicara ke Media |
![]() |
---|
Sosok Legislator PKS Nur Huda Waskitha Naik Motor Butut saat Pelantikan tapi Ternyata Jutawan |
![]() |
---|
8 Caleg Terpilih DPRD Sinjai Terancam Tak Dilantik, Dominasi Jagoan Nasdem-Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.