Opini
Pemikiran Mitos Penyebab Kemunduran Bangsa
Sebuah bangsa atau negara dapat dikatakan maju apabila warganya telah berada dalam kehidupan sejahtera dan berbahagia..
Meninggalkan filsafat, cara berpikir seperti ala Ghazali, ditambah model pengajaran hapalan, disebut Kuru sebagai penyebab terbelakangnya bangsa-bangsa mayoritas Islam.
Model pendidikan seperti itu menjadi lebih berkembang ketika agamawan bekerjasama dengan politisi penguasa.
Menurut Kuru, kebanyakan pemimpin hingga abad ke-20 di Turki, Iran, Mesir, Irak, Suriah, Aljazair, Tunisia, Pakistan, dan Indonesia adalah mantan perwira militer.
Latar belakang pelatihan dan pergaulan militer para pemimpin tersebut membuat mereka tidak sungguh-sungguh menghargai pentingnya para intelektual.
Pemikiran kalangan intelektual tidak banyak dilibatkan dalam pembangunan ekonomi dan politik di negara mereka. Pemimpin-pemimpin itu juga umumnya berada di bawah pengaruh ideologi sosialis dan fasis serta otoriter.
Mereka memaksakan pandangan-pandangan ideologis ke masyarakat dan membangun kendali negara terhadap ekonomi dengan membatasi kelas intelektual.
Penguasa tersebut, secara sewenang-wenang mengesahkan rezim otoriter mereka dengan menggunakan agama Islam.
Kooptasi itu mendukung ulama yang telah mapan dan mengorbankan sarjana dan intelektual independen.
Akibatnya, walau didirikan pemimpin sekuler, namun konservatrisme agamawan dan penguasa terhadap masyarakat, membuat banyak negara modern Muslim yang kehidupan publiknya mengalami Islamisasi.
Hasil penelitian Kuru memperlihatkan bahwa pangkal kebodohan adalah pemikiran mitis keagamaan, meninggalkan filsafat, tidak berpikir rasional, dan bersekongkolnya agamawan dengan politisi
. Sebuah fenomena yang mudah sekali terlihat dan dirasakan efek buruknya dalam berbagai ketertinggalan hidup di Indonesia. (*)
Universitas Hasanuddin, Menuju Puncak Benua Maritim Indonesia 2026-2030 |
![]() |
---|
Pesantren sebagai Katalis Peradaban, Catatan dari MQK Internasional I |
![]() |
---|
Paradigma SW: Perspektif Sosiologi Pengetahuan Menyambut Munas IV Hidayatullah |
![]() |
---|
Dari Merdeka ke Peradaban Dunia: Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa |
![]() |
---|
Makassar dan Kewajiban untuk Memanusiakan Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.