Mengenang Ely Pamalingan Sarungallo, Visioner Toraja Utara yang Telah Berpulang
Ely Pamalingan Sarungallo akrab disapa Pamalingan, ia merupakan sosok pemimpin asal Ke'te Kesu' yang dikenal arif dan visioner.
TRIBUN-TIMUR.COM - Saat ini warga Ke'te Kesu' dalam keadaan berduka atas berpulangnya Ely Pamalingan Sarungallo.
Ely Pamalingan Sarungallo akrab disapa Pamalingan, ia merupakan sosok pemimpin asal Ke'te Kesu' yang dikenal arif dan visioner.
Dalam dunia pariwisata ia berhasil memberikan warna baru bagi pergerakan kebudayaan, khususnya di Ke'te Kesu'.
Semasa hidupnya ia mengabdikan dirinya sebagai pelayan masyarakat, setelah menyelesaikan kuliahnya di UKIP Makassar ia langsung didaulat oleh masyarakat untuk menjabat sebagai kepala lurah.
Lalu melanjutkan karirnya di kecamatan berawal dari sekretaris camat hingga menjadi camat selama dua periode dalam hitungan waktu delapan tahun.
Tak hanya dipemerintahan, di objek wisata yang dikelola oleh keluarganya di Ke'te Kesu', ia dikenal sebagai penyumbang inovasi-inovasi moderen yang bertaut pada nilai kearifan lokal budaya Toraja.

"Salah satu sumbangsih terbesar yang berhasil dia berikan adalah inovasi dan diplomasi, ilmunya yang kuat di bidang manajemen juga membuatnya mampu mengelola bisnis dan manajemen masyarakat dengan baik," tutur Layuk Sarungallo (ayah Pamalingan) mengingat jejak anaknya.
Berkat inovasinya, ia berhasil menggairahkan semangat denyut UMKM di Kete Kesu, yang mencapai puncaknya di tahun 2010.
Meski Toraja dikenal sebagai populasi masyarakat yang mayoritas masyarakatnya kristen, namun Pamalingan berhasil mewujudkan Kete Kesu menjadi objek wisata yang mampu memenuhi semua kebutuhan publik, salah satunya pembangunan musholla sebagai sarana ibadah umat muslim.
"Awalnya memang sudah ada musholla darurat, tapi waktu pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai objek wisata halal bagi wisatawan kami mulai mengajukan permohonan ke pusat untuk membuat musholla," pungkasnya.
Karena besarnya sumbangsihnya dalam perkembangan Ke'te Kesu', ia didaulat untuk menjadi generasi penerus ketua yayasan Ke'te Kesu' menggantikan ayahnya Layuk Sarungallo.
"Kami sangat merasa kehilangan karena pemimpin yang kami dambakan telah tiada, tahun 2023 ini saya berencana berencana untuk memberikan jabatan ini kepada Pamalingan tapi karena sudah tidak ada kita jadi berpikir siapa lagi kader selanjutnya," cerita Ketua Yayasan Ke'te Kesu'.
Tak hanya dalam karir, dalam keluarga juga ia dikenal sebagai sosok yang penyayang dan bijaksana.
"Saya tidak pernah memiliki masalah serius dengan bapak, bahkan kalau marah saya tidak tau mana bercanda dan serius. Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah tidak pernah membangunkan saya bangun di pagi hari, paling hanya menegur dengan halus," tutur sang Istri, Yulinda Bunga Rante Allo.
Meski telah tiada namun harapan besarnya untuk membangun Toraja masih terus abadi.
"Masih ada beberapa programnya yang tidak tersampaikan, yaitu menggunakan sarung bagi wisatawan yang berpakaian di atas lutut, karena bagi masyarakat Toraja kuburan adalah sesuatu yang sakral, semua penjual harus menggunakan baju adata Toraja saat melayani pembelinya, sebagai salah satu bukti penghargaan budaya. Sebagai salah satu langkah membangkitkan semangat literasi salah satu programnya adalah memasifkan lumbung baca dengan nuansa membaca di area Tongkonan," kenang sang Istri mengingat semangat suaminya.
Pamalingan memiliki jiwa besar, dalam kesehariannya Ia bermurah hati untuk mengasuh masyarakatnya yang memiliki berbagai latar belakang.
"Di rumah kami mengadopsi banyak anak-anak dari berbagai latar belakang, ada yang orangtuanya bercerai kami adobsi, ditinggal dari bayi oleh orangtuanya dan banyak keterbatasan lainnya," imbuh Bunga Rante Allo menceritakan kehidupan keluarga kecilnya.
Kisah panjang Ely Pamalingan Sarungallo harus berakhir saat ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (11/12/2022).
Rencananya rumpun keluarga Almarhum Ely Pamalingan akan melaksanakan ritual adat Sapurandanan yang diagendakan pada bulan Juni mendatang.
"Ini bukan hanya ritual belaka, tapi didalamnya ada nilai edukasi budaya dan sebagai penghibur hati keluarga atas kerinduan hati Pamalingan. Rencananya pelaksanaan ritual ini akan digelar selama dua minggu," jelas Tintin Sarungallo, paman almarhum.(adv\reskyamaliah).
Empat Daerah Tetap Naikkan PBB, DPRD Pinrang: Jangan Diributkan |
![]() |
---|
Ultah ke-67, Mantan Walikota Makassar Berbagi Nasihat ke Tautoto Tanaranggina |
![]() |
---|
Sinergi Antar Daerah, Bupati Enrekang Hadiri Hari Jadi ke-17 Kabupaten Toraja Utara |
![]() |
---|
Sumber Kekayaan dan Profil Johanis Tanak, Tuduh Pejabat Daerah Belum Puas Dapat Gaji dan Fasilitas |
![]() |
---|
3.010 Koperasi Merah Putih di Sulsel Kantongi SK, Enam Daerah Belum Rampung Termasuk Toraja |
![]() |
---|