Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

2 TKW Sulsel di Arab Korban Kekerasan

Keluarga Ungkap TKI Asal Sulsel Tak Digaji dan Jarang Diberi Makan di Arab Saudi

Salah satu keluarga Andi Halimah, Birsan mengatakan kalau Halimah sudah bekerja di Arab Saudi kurang lebih 4 bulan.

Penulis: Nining Angraeni | Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, diduga dipekerjakan tidak manusia oleh majikannya di Arab Saudi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG -  Nasib malang dialami dua tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, yang bekerja di Arab Saudi.

TKI itu bernama Arsi (34), warga Kampung Ceppaga, Desa Barugae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.

Juga Andi Halimah (24), warga Jalan Anggrek, Kelurahan Pacongang, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.

Mereka menjadi korban kerja paksa yang dilakukan oleh majikannya di Arab Saudi.

Keluarga pun melaporkan hal ini ke pihak Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sulawesi Selatan dan meminta bantuan agar korban bisa dipulangkan ke Indonesia.

Diketahui, keduanya berangkat secara non prosedural (ilegal) dari Indonesia ke Arab Saudi pada Desember 2022 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Salah satu keluarga Andi Halimah, Birsan mengatakan kalau Halimah sudah bekerja di Arab Saudi kurang lebih 4 bulan.

Di rumah majikannya itu, ia kerap diperlakukan tidak manusiawi.

"Jarang sekali diberi makan oleh majikannya. Di kasi roti saja," kata Bisran, Rabu (3/5/2023).

Selama bekerja, Andi Halimah baru satu kali digaji. Itupun saat awal kerja.

"Kemudian gajinya hanya satu kali diberikan. Waktu awal kerja saja. Sampai sekarang sudah tidak pernah dikasi lagi," ujarnya.

Bisran mengungkapkan, awalnya Halima direkrut oleh warga Pinrang bernama Hj Hania atau Nia dengan diiming-imingi gaji tinggi.

"Janjinya dulu dikasi gaji 6 juta. Tapi, sewaktu gajian pertama itu cuma 4 juta yang dikasi," sebutnya.

Dia juga mengungkapkan kalau Halima punya penyakit maag.

Kemudian saat di Arab Saudi, ia berungkali muntah darah.

"Dia sering komunikasi ke kami. Dia juga kirim video saat muntah darah. Katanya, tidak di kasi obat sama majikan atau pun sama agency yang ada di Arab Saudi. Bahkan, majikannya juga sering teriaki dia dan paksa bekerja meskipun dia sakit," ungkapnya.

Bisran pun berharap, pemerintah bisa membantu memulangkan Halimah. 

"Disiksa dia di sana. Tidak di kasi makan baru disuruh kerja terus. Kalau istirahat, dia diteriaki lagi. Jadi, kami mohon, pemerintah bisa bantu pulangkan Halimah. Kasian juga, anaknya di sini masih umur 1 tahun," imbuhnya.


Adapun kondisi Arsi diungkapkan Ketua SBMI Sulsel Firman.

Firman mengungkapkan saat ini, Arsi sudah dipulangkan. 

Di Arab Saudi, Arsi mengalami sakit iritasi di kulit yang menyebabkan luka-luka di tangan.

Sehingga sulit untuk bekerja, serta sesak nafas bawaannya kambuh di Arab Saudi.

"Di sana dia tidak diberi obat. Meskipun sudah mengaku sakit di majikan, ia tetap disuruh untuk bekerja. Dia kerja paksa di sana," ungkapnya. 

Untuk diketahui, saat ini pihak SBMI Sulsel bekerjasama dengan berbagai pihak tengah berusaha untuk memulangkan Andi Halima ke kampung halamannya. 

 


Laporan jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved