Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cuaca Panas

9 Cara atau Tips Hadapi Cuaca Panas Supaya Terhindar dari Bahaya, Termasuk Minuman Manis

Syahril juga menambahkan, cuaca panas belakangan ini tergolong tidak biasa, sehingga sangat penting bagi kita untuk mengikuti tips

Editor: Ansar
shutterstock
Ilustrasi cuaca panas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan sembilan tips kepada masyarakat agar bisa menghadapi cuaca panas yang terjadi belakangan ini di seluruh Tanah Air. 

Keenam, sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00 pagi sampai 15.00 siang.

Ketujuh, jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.

Kedelapan, gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.

Kesembilan, sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Syahril lantas mengatakan, masyarakat sebaiknya waspada apabila muncul tujuh gejala berikut ini:

Keringat berlebih

Kulit terasa panas dan kering Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat Kulit terlihat pucat

Kram pada kaki maupun abdomen Mual, muntah, pusing Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat

"Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air," ujar Syahril.

"Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan," katanya lagi.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas.

Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu.

"Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita dalam siaran pers BMKG, Selasa.

Ia kemudian menjelaskan, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

Oleh karenanya, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved