Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Staf Dekan Syariah Meninggal

Sosok Mustafa Staf Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Dikenal Mudah Bergaul Semasa Hidup

Mustafa telah bekerja jadi staf dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin sekitar 10 tahun.

ist
Seorang pria ditemukan tergeletak tak bernyawa di kediamannya belakang gedung bekas pasca sarjana Kampus 1 UIN Alauddin, Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, Selasa (11/4/2023) malam. Pria itu diketahui bernama Mustafa Dg Sanre (37) asal Jeneponto, Sulawesi Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seorang pria ditemukan tergeletak tak bernyawa di dalam rumah belakang gedung bekas Pasca Sarjana Kampus 1 UIN Alauddin, Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, Selasa (11/4/2023) malam.

Pria itu diketahui bernama Mustafa Dg Sanre (37), asal Perumahan BTN Anwar Jaya Jalan lingkar, Kecamatan binamo, Kabupaten Jeneponto.

Kakak almarhum bernama Muzakkir mengatakan adiknya dikenal baik dan mudah bergaul dengan orang.

"Akrab sama semua orang. Rajin ibadah baik," ujarnya.

Dikatakan, Mustafa telah bekerja jadi staf dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin sekitar 10 tahun.

Dia tinggal di rumah di belakang kampus 1 UIN Alauddin.

Ia tinggal sendiri, sedangkan istri dan tiga anaknya tinggal di Jeneponto.

"Dia tinggal di sini sendiri, sementara saya di sebelah. Terakhir ketemu sama saya tadi malam," ujarnya.

"Saya dengar tadi subuh bangun menyalakan kompor. Sementara pagi, bersin-bersin. Jadi saya anggap tidak masalah. Saya langsung berangkat kerja," sambungnya.

Sehingga, ia menduga adiknya meninggal dunia akibat kelelahan.

Sebab, tidak ada luka pada bagian tubuhnya.

Baca juga: Sehari Sebelum Meninggal, Staf Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Pamit Pulang Kampung

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia 110 Kali Makan

"Diduga memang karena sakit atau kecapean. Kita langsung bawa ke Jeneponto," ujarnya.

"Kalau obat, dia memang sering konsumsi. Obat untuk penyakit bisulnya," sambungnya.

Olehnya itu, Muzakkir menolak jenazah adiknya diautopsi. 

"Kita tolak autopsi karena saya lihat tidak ada luka apa-apa, seperti bekas pukulan. Karena kondisi jasad tidak memungkinkan terlalu lama tinggal, takutnya membusuk," tambahnya.

Jasad Mustafa kemudian langsung dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Jeneponto.(*)

Laporan Wartawan TribunTimur.com, Sayyid Zulfadli

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved