Inilah Daftar Tiga Anggota DPRD Sulsel Terkaya, Pengusaha SPBU Lintas Kota, Bus, hingga Travel
Inilah tiga anggota DPRD Sulsel terkaya periode 2019-2024, semuanya berlatar pengusaha mulai dari pengusaha SPBU, bus lintas daerah, hingga travel
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Inilah daftar tiga anggota DPRD Sulsel terkaya periode 2019-2024.
Ketiganya sama-sama berlatar pengusaha.
Mereka yakni politisi Partai Golkar Suwardi Haseng, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Esra Lamban, dan politisi Partai Keadilan Sejahtera Meity Rahmatia.
Suwardi Haseng tercatat sebagai anggota DPRD Sulsel terkaya.
Harta kekayaannya mencapai Rp111 miliar.
Suwardi Haseng belum genap satu periode duduk di DPRD Sulsel.
Sebelumnya Suwardi Haseng duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Soppeng tiga periode.
Suwardi Haseng dikenal sebagai politisi berlatar pengusaha SPBU bersama kedua saudaranya.
Posisi kedua ditempati Esra Lamban, legislator PDI Perjuangan.
Harta kekayaan Esra Lamban mencapai Rp103 miliar.
Esra Lamban dikenal sebagai pengusaha bus lintas daerah.
Posisi ketiga ditempati politisi PKS Meity Rahmatia.
Harta kekayaan Meity Rahmatia mencapai senilai Rp53 miliar.
Meity Rahmatia dikenal sebagai sosok pengusaha travel.
Berikut profil dan rekam jejak ketiganya
Nama Suwardi Haseng jadi perhatian publik di Sulawesi Selatan.
Baru 2 tahun jadi anggota DPRD Sulsel, Suwardi Haseng sudah memiliki harta kekayaan senilai Rp111,9 miliar.
Hal itu tertuang dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Suwardi Haseng per tahun 2021.
Suwardi Haseng dilantik menjadi anggota DPRD Sulsel pada Selasa 24 September 2019 lalu.

Bahkan harta kekayaan Suwardi Haseng jauh mengalahkan kekayaan milik Presiden Joko Widodo.
Harta kekayaan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kalah dibandingkan kekayaan Suwardi Haseng.
Presiden Jokowi memiliki harta kekayaan senilai Rp 71,4 miliar dalam e-LHKPN KPK per tahun 2021.
Itu artinya kekayaan Suwardi Haseng unggul sekitar Rp40 miliar dari Presiden Jokowi.
Kekayaan Suwardi Haseng juga unggul dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai Rp58 miliar dalam LHKPN periodik 2021.
Sosok Suwardi Haseng pun langsung jadi perbincangan di Sulsel.
Suwardi Haseng adalah politisi Golkar asal Kabupaten Soppeng.
Ia memulai karier politiknya dari level pemilu legislatif kabupaten.
Ia terpilih anggota DPRD Soppeng sejak Pemilu 2004 silam.
Ia tiga kali menang Pemilu legislatif.
Ia pun menjadi angggota DPRD Soppeng selama tiga periode.
Pada Pilcaleg 2014, Suwardi Haseng meraih suara sebanyak 3.234 suara di Dapil Lilirilau, Liliriaja, Citta.
Tiga periode di DPRD Soppeng, Suwardi Haseng lalu mencoba peruntungan naik kelas ke DPRD Sulsel.
Jalan Suwardi Haseng sempat terhalang karena tidak terakomodir dalam daftar caleg.
Saat pendaftaran caleg di DPRD Sulsel, nama Suwardi Haseng tak masuk.
Setelah berjuang di internal, nama Suwardi Haseng akhirnya terakomodir di partai Golkar untuk maju maccaleg di DPRD Soppeng.
Sebagai pendatang baru, Suwardi Haseng tidak mendapat nomor urut satu.
Suwardi Haseng mendapat nomor urut tujuh.
Ia menggantikan A Affandi, yang memilih mengundurkan diri pada Pilcaleg.
Belakangan Suwardi Haseng akhirnya membuktikan kehebatan dan terpilih jadi anggota DPRD Sulsel.
Pada 2020 lalu, jagat maya dihebohkan dengan pernikahan ponakan Suwardi Haseng, Aqilla Nadya Zalsabilah, yang dilamar dengan uang panaik senilai Rp3 miliar.
Menantunya bernama Omar Muhammad Sahar, pengusaha asal Kabupaten Gowa.
Aqilla Nadya adalah putri dari H Haeruddin Haseng.
Haji Haeruddin Haseng adalah saudara kandung Suwardi Haseng.
Haji Haeruddin Haseng adalah pengusaha sukses dari Kabupaten Soppeng.
Usahanya banyak bergerak di sektor konstruksi dan SPBU.
Penelusuran Tribun-Timur.com, Suwardi Haseng adalah sosok pengusaha minyak.
Bersama saudaranya, Suwardi Haseng dikenal memiliki beberapa SPBU di Sulsel.
Dalam laporan LHKPN KPK 2021, Suwardi Haseng tercatat memiliki beberapa aset berupa tangan dan bangunan di Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Takalar, hingga Kota Palu.
Dalam riwayat LHKPN-nya, Suwardi Haseng pertama kali melaporkan harta kekayannya sejak 25 Desember 2003 ketika duduk sebagai anggota DPRD Soppeng.
1. 25 Desember 2003 harta kekayaan Rp.569.549.000
2. 31 Desember 2018 harta kekayaan Rp.44.061.376.681
3. 31 Desember 2019 harta kekayaan Rp.81.542.045.606
4. 31 Desember 2020 harta kekayaan Rp.114.759.358.587
5. 31 Desember 2021 harta kekayaan Rp111.931.083.618
2. Esra Lamban
Esra Lamban adalah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
Periode 2019-2024 adalah periode pertama Esra Lamban di DPRD Sulsel.
Ia terpilih pada Pemilu 2019 lalu dari Dapil Luwu Raya.
Esra Lamban masuk deretan legislator terkaya di DPRD Sulsel periode 2019-2024.

Harta kekayaan Esra Lamban mencapai Rp103 miliar.
Hal itu tertera dalam LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA Esra Lamban kepada KPK per tahun 2021 lalu.
Esra Lamban tercatat sebagai legislator terkaya kedua di DPRD Sulsel.
Ia hanya kalah dari politisi Golkar Suwardi Haseng dengan total kekayaan Rp111 miliar.
Harta kekayaan Esra Lamban mengalahkan harta kekayaan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Kekayaan Jokowi hanya Rp 71,4 miliar dalam e-LHKPN KPK per tahun 2021.
Angka Rp71,4 miliar itu jauh di bawah harta kekayaan Esra Lamban.
Esra Lamban juga mengalahkan kekayaan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai Rp58 miliar dalam LHKPN periodik 2021.
Esra Lamban berasal dari tokoh politik asal Luwu.
Ia terpilih anggota DPRD Sulsel dari dapil 11 Luwu Raya.
Esra lamban meraih 13.831 suara, tertinggi di internal PDI Perjuangan.
Esra lamban pernah maju calon Wakil Bupati Luwu Timur.
Ia juga adalah suami dari anggota DPR RI asal Sulsel; Sarce Bandaso Tandiasik.
Pasangan suami istri ini berhasil terpilih jadi wakil rakyat pada Pemilu 2019 lalu.
Sang istri, Sarce Bandaso Tandiasik bertarung di Dapil 3 Sulsel untuk kursi DPR RI.
Meraih 46.321 suara, ia berhasil mengungguli rivalnya di internal PDI Perjuangan Yakobus Mayong Padang.
Sarce sebelumnya adalah anggota DPRD Sulsel dua periode.
Pada pileg 2019, dia naik kelas menjajal DPR RI.
Meity Rahmatia adalah pengusaha travel.
Meity Rahmatia adalah pemilik Travel PT Meida Wisata & Direktur PT Timoho Agung Wisata.
Bisnis milik Meity Rahmatia ini beralamat Jl AP Pettarani Ruko Zamrud Makassar.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per tahun 2021, Meity Rahmatia memiliki kekayaan senilai Rp53 miliar.
Harta kekayaan Meity Rahmatia bahkan jauh melebihi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Andi Sudirman Sulaiman hanya memilik harta kekayaan senilai Rp7,6 miliar.

Harta kekayaan Meity Rahmatiadari harta tanah dan bangunan sebanyak 17 unit, dengan total nilai sebesar Rp 48.250 miliar, alat transportasi Rp1,3 Miliar.
Kemudian harta bergerak lainnya senilai Rp1,7 miliar, kas dan setara kas senilai Rp6,9 miliar, dan utang sebesar Rp 4,6 miliar
Meity Rahmatia saat ini menikmati peran barunya sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Dapil Gowa Takalar.
Selain menjadi wakil rakyat, Meity Rahmatia juga menjabat Owner Travel PT Meida Wisata & Direktur PT Timoho Agung Wisata, berkantor di Jl AP Pettarani Ruko Zamrud Makassar.
Menjalankan peran sebagai corong masyarakat ke pemerintah dan bisnis travel tak membuat, Meity Rahmatia melupakan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Di rumah ia harus mengurus semua kebutuhan suami dan tiga orang anak, julukan perempuan Kartini, bisa diberikan kepada sosok Hj Meity Rahmatia.
Sosoknya bisa di contoh oleh perempuan-perempuan lain di Indonesia. Selain mandiri untuk meningkatkan taraf ekonomi, ia juga pandai memanagement waktunya dengan baik.
Bahkan menjadi sosok yang dicintai masyarakat, terbukti dengan terpilihnya menjadi wakil rakyat untuk dapil Gowa dan Takalar.
Tak mudah menjalankan tiga profesi sekaligus bagi seorang perempuan. Penyandang predikat pejuang emansipasi wanita memang cocok dilekatkan padanya.
Meski ditengah kesibukannya, sosok ibu tiga anak ini, mampu membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Yaa, Keluarga tetap nomer satu dimatanya.
Sebagai seorang ibu, sebelum mengurus bisnis travelnya, ia terlebih dahulu memastikan kebutuhan keluarganya terpenuhi. Ia memetakan apa-apa saja kegiatan yang dilakukan setiap harinya.
"Jadi disini saya harus memilah mana kegiatan yang memang sangat penting akan dilakukan dalam sehari," ungkap perempuan kelahiran Rangkasbitung, 27 Mei 1981 silam.
Hj Meity mengungkapkan jika setelah semua urusan keluarga selesai, barulah ia tenang mengerjakan urusan bisnis dan rakyat. Ia betul-betul harus mengatur segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga.
Terkait bisnisnya, ia jalankan berawal dari hobinya yang suka traveling. Awal mula ia jalankan bisnis traveling tersebut setelah menikah dengan H Abd Samad Hamid yang juga pengusaha.
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa mendirikan perusahaan dibidang umroh dan Haji, dimana setiap tahunnya bisa memberangkatkan jamaah Haji dan Umrah hingga 35.000 jamaah," ucapnya.
Satu hal yang selalu ia tanamkan untuk kelancaran dan keberkahan usahanya yakni selalu bersyukur dan baik serta membuat jamaahnya bisa nyaman dan terfasilitasi dengan baik.
Di Hari Kartini, ia ingin menyampaikan bahwa semangat Kartini memang cocok untuk mengenalkan kaum perempuan agar bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Pasalnya merupakan momen kebangkitan untuk para perempuan Indonesia untuk melahirkan prestasi prestasi baru.
Bahkan dari momen Hari Kartini, baginya adalah saat perempuan bisa menjadi garda terdepan dalam melaksanakan aksi kemanusiaan untuk perubahan bangsa ini.
Apalagi ditengah pandemic sekarang ini bagi seorang perempuan saatnya mengaktualisasikan diri, dirumah sebagai pengajar juga bagi anaknya.
"Sekarang memang perempuan harus juga dirumah karna ujian dan belajar kini berbasis on line, membimbing anak lebih telateren lagi dituntut juga sebagai guru yang mengajar dirumah kemudian di sinkronkan dengan gurunya yang ada disekolah," ucap anak dari pasangan H Bai Madroji dan Hj Maesaroh ini.
Bahkan ditengah kesibukannya tersebut, Meity Rahmatia juga masih sibuk terjun langsung kejalan bertemu warga untuk berbagi sembako, handsanitizer dan masker bagi yang membutuhkan.
Prinsipnya sederhana yaitu 'There is will There is Way' sebagaimana rilis yang diterima Tribun Timur.Com, Minggu (19/4/2020).
DPRD Sulsel Ultimatum BPN Gowa Konflik Lahan Bendungan Jenelata |
![]() |
---|
Mahasiswa Unismuh Tolak Kenaikan Tunjangan Anggota DPR Rp3 Juta / Hari |
![]() |
---|
Warga Desa Tanah Karaeng Mengadu ke DPRD Sulsel Soal Sengketa Lahan Bendungan Jenelata |
![]() |
---|
Profil Andi Islamuddin eks Pj Bupati Bone, Anaknya Politisi Gerindra Kini Anggota DPRD Sulsel |
![]() |
---|
Usut Dugaan Korupsi Alsintan, Kejari Soppeng Jadwal Periksa PPK, Dinas Pertanian dan Bupati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.