Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Komunikasi Unhas Beri Pelatihan Literasi Digital 20 Perempuan Difabel

Pelatihan yang diinisiasi Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas) ini digelar di Plazgozz Cafe, Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Rabu

Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Sebanyak 20 perempuan penyandang disabilitas di Kota Makassar mengikuti kegiatan pelatihan literasi digital di Plazgozz Cafe, Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Rabu (15/3/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 20 perempuan difabel yang tergabung dalam Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Makassar mengikuti pelatihan literasi digital.

Pelatihan yang diinisiasi Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas) ini digelar di Plazgozz Cafe, Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Rabu (15/3/2023).

Pelatihan ini bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui dukungan dana hibah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unhas.

Ketua Panitia, Rahmatul Furqan berharap, melalui kegiatan, perempuan difabel di Makassar bisa lebih berdaya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi digital.

Pria yang juga merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Unhas tersebut memaparkan, perempuan penyandang disabilitas seringkali menjadi kelompok yang terpinggirkan dan mendapatkan diskriminasi. 

Di satu sisi, kata dia, kemajuan teknologi seharusnya memberikan peluang untuk meningkatkan partisipasi mereka sebagai warga negara yang dijamin hak serta kewajibannya oleh hukum. 

“Namun, penguasaan teknologi dan literasi digital yang masih rendah justru semakin memperkuat diskriminasi dan bahkan menghadirkan berbagai tantangan dan ancaman bagi perempuan penyandang disabilitas,” katanya, via rilis.

Dosen Ilmu Komunikasi Unhas, Sartika Sari Wardanhi mengatakan, perempuan sendiri masih kerap menjadi korban kejahatan di era digital ini.

Baik itu berupa kekerasan seksual secara online maupun penipuan. 

“Mereka yang memiliki disabilitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi,” kata Sartika, yang juga menjadi pemateri pada kegiatan tersebut.

Kegiatan pengabdian sendiri mengadopsi konsep training of trainer (TOT) alias pelatihan bagi fasilitator terkait literasi digital dasar untuk penyandang disabilitas. 

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membangun kapasitas individu anggota HWDI Makassar dengan latar belakang sosial ekonomi rendah yang selama ini terpinggirkan secara digital. 

Harapannya, peserta pelatihan kemudian bisa menjadi fasilitator untuk pelatihan serupa kepada penyandang disabilitas lainnya.

Kegiatan pelatihan dilakukan selama dua hari dengan materi yang berkaitan dengan pengenalan perangkat digital dasar, penggunaan fitur aksesibilitas, pencegahan berita palsu dan kejahatan di media online. 

Metode pelatihan dilakukan melalui tiga pendekatan utama yakni, metode ceramah/tanya jawab, tutorial, dan demonstrasi. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved