3 UMKM Binaan IKA Unhas Diundang Pameran Supermarket Expo di Kairo Mesir
3 UMKM binaan IKA Unhas diundang hadir pameran dagang Supermarket Expo di Kairo, Mesir pada 15-21 Maret 2023
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Tiga pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM binaan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas kini dapat undangan tampilkan produk di luar negeri.
3 UMKM asal Sulsel itu diundang hadir pameran dagang Supermarket Expo di Kairo, Mesir.
Total ada 4 UMKM yang diundang. 3 diantaranya adalah binaan IKA Unhas.
UMKM binaan IKA Unhas itu salah satu peserta Temu Bisnis UMKM sejak Sabtu (28/1/2023).
Atase perdagangan KBRI Kairo, Mesir, Irman Adi Purwanto Moefthi, mengndang empat pelaku UMKM asal Makassar untuk menghadiri pameran dagang Supermarket Expo di Kairo, Mesir. Tiga di antaranya menjadi peserta Business Matching dan Temu Bisnis UMKM IKA Unhas, bulan lalu.
“Benar, kami adalah UMKM binaan IKA Unhas. Ada empat perusahaan asal Makassar yang diundang oleh atase perdagangan KBRI Kairo untuk mengikuti pameran dagang Supermarket Expo di Kairo,” kata Asriyhani, direktur CV Coconut International Indonesia (CII) dalam rilis IKA Unhas Rabu (1/3/2023).
Dua UMKM lainnya yang menjadi peserta Business Matching dan Temu Bisnis UMKM yang diudang mengikuti pameran dagang Supermarker Expo pada 15-21 Maret 2023 di Kairo, adalah CV Morisama Sejahtera Indonesia 12 dan CV Luhur Abadi.
Menurut Asriyhani, kegiatan business matching IKA Unhas yang diikutinya, sangat berguna dalam mengembangkan usahanya.
“Dengan adanya business matching kemarin, kami mendapatkan ilmu baru dari pemateri-pemateri luar biasa, yang sangat berguna dalam pengembangan usaha kami,” ujar Asriyhani.
Saat ke Mesir nantinya, Asriyhani akan membawa produk UMKMnya berupa briket tumpurung kelapa dan teh nipa.
Di negara piramida itu, Asriyhani akan memperkenalkan ke dunia luar, utamanya kepada pebisnis di Mesir bahwa Sulsel mempunyai sumber daya alam yang luar biasa.
“Kami akan difasilitasi oleh atase perdagangan kedutaan besar Indonesia di Mesir untuk bertemu dengan buyer-buyer potensial di sana,” ujar Asriyhani.
Ia berharap, jika produknya diminati pembeli di Mesir, maka akan mendatangkan devisa bagi negara.
Keberangkatannya ke Mesir, ujar Asriyhani, diharapkan menjadi sumber motivasi kepada pelaku UMKM lainnya agar tetap semangat, terus berjuang, dan tidak patah semangat.
Sebelumnya dalam Bincang Bisnis Eksklusif IKA Unhas, Amran Sulaiman memotivasi para pelaku UMKM berani naik kelas memasarkan produknya hingga ke pasar Asia.
Amran merupakan tokoh berlatar pengusaha. Ia merupakan Founder Tiran Group. Pada 2014 lalu, Amran dipercaya Presiden Jokowi menjadi Menteri Pertanian hingga 2019.
"UMKM harus naik kelas. Harus punya strategi cerdas agar bisa tumbuh pesat menembus pasar. Menjadi pengusaha agar bisa melompat jauh menjangkau pasar yang lebih luas," kata Andi Amran Sulaiman.
Amran juga bercerita pengalamnnya di dunia bisnis memulai dari titik terendah hingga puncak keemasan.
Amran memecut semangat ratusan pelaku UMKM agar dapat tumbuh pesat menembus pasar bukan hanya dalam negeri tapi juga hingga ke mancanegara.
Ia menyebut UMKM adalah penopang keberlangsungan ekonomi.
Satu UMKM saja dapat menyelesaikan persoalan pengangguran serta menggenjot pertumbuhan ekonomi.
"Bayangkan, satu UMKM saja bisa menyerap tenaga kerja 10 orang. Satu UMKM itu bisa kita menyelesaikan masalah pengangguran di Indonesia sebanyak 10 juta orang dan UMKM ini mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi kita 90 persen. Luar biasa," katanya.
Untuk mewujudkan itu, Amran menginginkan terbangunnya ekosistem bisnis terlebih dulu.
Membangun sinergitas, saling berbagi ilmu dan pengalaman sesama pelaku usaha.
"Dari situ akan ketahuan apa masalah yang dialami. Apakah soal pendanaan, ataukah koneksi yang kurang. Kita cari jalan keluarnya sama-sama. Kalau ini kita sentuh sistem klaster ekosistem kita bangun itu dampaknya luar biasa," kata Founder Tiran Group itu.
Amran menegaskan, sebagai pengusaha dirinya mengaku kesepian. Mimpinya mencetak sejuta pelaku UMKM sudah di depan mata terwujud.
"Hari ini mimpi terbesar kami adalah bagaimana berbuat untuk saudara, untuk umat, untuk bangsa. Itu mimpi terbesar kami," katanya.
Pasang Surut Mengembangkan Usaha
Asriyhani memulai usahnya pada tahun 2004, dengan berjualan kelapa dari daerah ke Makassar. Kemudian melebarkan usahanya dengan membeli kopra dari daerah untuk selanjutnya dijual ke Surabaya. Berbarengan dengan itu, ada permintaan hasil bumi yang lain dari Surabaya.
“Awalnya sangat susah. Sampai saya tidur di atas truk dengan kelapanya. Tapi lama kelamaan semakin berkembang. Saya tetap konsisten pada pekerjaan saya, meskipun ada pasang surutnya,” tutur Asriyhani mengenang pengalamannya merintis usaha.
Saat ini ia megembangkan empat jenis produk, kelapa dan turunannya berupa briket arang tempurung kelapa, coco chip (sabuk kelapa olahan), gula dari tuak pohon lontar, dan teh nipah.
Produk teh nipah telah diekspor perdana sebanyak tujuh ton ke Korea Selatan dengan nilai sebesar 49.000 dolar AS atau setara dengan Rp 686 juta.
CV CII yang dipimpin Asriyhani memulai produksi teh nipah saat Kementerian Koperasi dan UMKM mendatangkan pembeli untuk mencari tanaman nipah di Sulsel. Sebelumnya mereka mengambil nipah dari Myanmar.
“Setelah itu kami membawa buyer-nya jalan ke beberapa daerah untuk melihat tanaman nipah yang ada di Sulsel. Akhirnya dia tertarik,” ujar Asriyhani.
Mulai saat itu, Asriyhani diajari cara membuat dan mengolah daun nipah menjadi teh.
Setelah dua tahun barangnya sudah jadi dan siap diekspor.
“Tetapi ternyata ada kendala saat itu, musibah datang. Buyer kami itu tiba-tiba sakit dan meninggal di Korea. Saya sempat patah semangat. Sampai akhirnya kami berusaha mencari buyer lain,” jelas Asriyhani.
Pada saat itu keberadaan kantor bea cukai Makassar bagai dewi fortuna bagi Asriyhani. Sebab kantor bea cukai Makassar memberikan pendampingan luar biasa, sejak awal berusaha mencari bahan baku. Kegiatan sosialisasi juga sangat terbatas.
“Awal-awalnya kami sangat kesusahan untuk sosialisasi. Alhamdulillah, tim bea cukai bergerak cepat ke daerah-daerah untuk mencari tahu dimana terdapat banyak pohon nipah dan menghubungkan kami dengan petani-petaninya agar kami bisa segera ekspor,” tutur Asriyhani.
Pembeli teh nipah produksi CII dari Korea Selatan yang meninggal dunia, kemudian Asriyhani ceritakan kepada kepala kantor bea cukai Makassar, Andhi Pramono.
Kepala kantor bea cukai Makassar itu pun segera menelusuri orang-orang dekat yang bersangkutan. Akhirnya ketemu, karena ternyata istri orang Korea tersebut adalah orang Indonesia asal Jawa Tengah.
“Ternyata istrinya itu adalah orang Indonesia dari Jawa Tengah. Kami kontak istrinya, dan ternyata istrinya tidak mengetahui rencana bisnis teh nipah suaminya itu. Dari nomor kontak istrinya itu diperoleh nama teman beliau yang bernama Shoo,” ujar Andi.
Ternyata, lanjut Andhi, mereka pun mencari kita (CV CII) dan kita mencari mereka. Akhirnya bisa ketemu kembali. “Bea cukai itu memberikan pendampingan kepada UMKM yang akan naik kelas dengan melakukan ekspor,” tutur Andhi.
Undangan kepada CV CII dan UMKM lainnya dari Makassar untuk menghadiri pameran dagang Supermarket Expo di Kairo, Mesir, merupakan pertanda positif bagi upaya IKA Unhas mendorong UMKM naik kelas.
Langkah selanjutnya adalah mempercepat UMKM tumbuh secara eksponensial, sehingga pertumbuhan ekonomi makin pulih dan para pelaku UMKM lebih sejahtera.
Tim Pengabdian Masyarakat Unhas Latih UMKM Barru Atasi Sengketa Usaha dan Urus Legalitas |
![]() |
---|
Royal Bay Hotel Rayakan HUT ke-80 RI dengan Aksi Bersih dan Bazar UMKM |
![]() |
---|
Makassar Palopo dan Parepare Debitur UMKM Tertinggi di Sulsel, Kredit Capai Rp30,59 Triliun |
![]() |
---|
BPOM Peringati HUT ke-80 RI dengan Donor Darah dan 1.000 Paket Makanan Gratis |
![]() |
---|
Semarak Harnas UMKM 2025 di Makassar Dorong UMKM Tangguh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.