Opini
Dari Celah Langit Beberapa Hari di Korea Selatan
Berangkat jelang tengah malam WIB, tiba pagi di Korea Selatan, negeri yang dijuluki sebagai 'Negeri Ginseng'.
Naik kereta gantung dan menyaksikan di bawah sana orang-orang berski berselancar di atas salju, sungguh pemandangan yang mengasyikkan.
Berpuas-puas saling melempar salju membuat lelah juga dan lapar.
Kami berangkat untuk makan siang.
Hidangan Dakgalbi adalah makan siang saat itu.
Malamnya kami makan frief chicken. Ayam ginseng atau Samgyetang, Kkongchigui atau ikan bakar, Shabuqi, Suki, Ramyeon/Ramyun, Won Jo Samgyetang, Bulgogi ...
Itulah nama-nama hidangan makan siang dan malam, yang aku dengar dari anak-anak.
Jadi, maaf kalau salah tulis. Bagi kami semua, yang penting makanan dan minuman itu halal dan sehat.
Saya, khususnya, bukan penganut mazhab fikhi yang perlu memikirkan: apakah periuk dan kuali tempat memasak semua hidangan yang kami makan dipakai juga memasak yang "lain"?
Kami sudah sangat menghormati bahwa pramugari pesawat Asiana, di waktu berangkat dan kembali, selalu memastikan bahwa yang mereka hidangkan adalah makanan orang Muslim.
Begitu juga selama di Korea Selatan, pemandu lokal sudah memberitahu kami bahwa makan minum adalah yang halal.
Dia juga memandu anak-anak ketika mau belanja camilan, ini yang halal, itu tidak boleh.
Bagiku, semua hidangan kunikmati.
Warung kopi mudah didapat, selain di kamar hotel juga tersedia.
Bedanya, di hotel teh celup dan kemasan kopi tanpa tersedia gula.
Di warung kopi, gula tersedia dan gratis bagi yang mau.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.