Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah Tenggelam

9 Hari Dinyatakan Hilang, Basarnas Pangkep Hentikan Pencarian Raihan

Pencarian Raihan adalah operasi SAR gabungan terbesar dan berdurasi terlama di bantaran 7,1 km hingga muara Sungai Pangkajene.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Hasriyani Latif
Basarnas Pangkep
Operasi pencarian terhadap Raihan (7) bocah hanyut tenggelam asal Ujung Loe, Minasate'ne, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) dihentikan, Selasa (21/2/2023). Meski operasi SAR dihentikan, namun operasi siaga kemanusiaan untuk bocah Raihan dan para korban banjir bandang dan bencana hydrometrologi di sembilan kecamatan di Pangkep, masih terus berlanjut. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Operasi pencarian terhadap Raihan (7), bocah hanyut asal Ujung Loe, Minasate'ne, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dihentikan hari ini, Selasa (21/2/2023).

Penghentian operasi SAR gabungan provinsi, Brimob Polda Sulsel, Basarnas BPBD Pangkep, dan tim SAR lainnya, sejak bocah kelas II SD itu, dilaporkan hilang, Minggu (12/2/2023), atau sembilan hari lalu.

"Hari ini upaya terakhir kita," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep Muh Arsyad.

Menurutnya, meski operasi SAR dihentikan, namun operasi siaga kemanusiaan untuk bocah Raihan dan para korban banjir bandang dan bencana hydrometrologi di 9 kecamatan di Pangkep, masih terus berlanjut.

Secara terpisah Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep Heriyanty Tualle, Selasa (21/2/2023) siang, menyebut operasi hampir dua pekan itu melibatkan 50 personel dari Tim SAR dan Basarnas dan lebih sepekan dibackup 6 personal Brimob Polda Sulsel.

"Dari pengerahan mobilitas dan logistik pendukung SAR ada 1 unit perahu karet , 1 ambulace, Basarnas 1 PK mobil rescue dan BPBD 1 PK dan 2 perahu fiber, dan 2 mobil ambulace serta satu unit double cabin HLux," tuturnya.

Diketahui, Raihan dinyatakan hanyut sehari sebelum banjir bandang terbesar di Pangkep, Senin (13/2/2023) pekan lalu.

Bungsu dari lima saudara di kampung perbatasan Pangkajene-Minasate'ne ini, hilang setelah tali sampan kecil tumpangannya lepas dan hanyut bersama derasnya air bah dari hulu Sungai Pangkajene.

Enam hari kemudian, warga Pangkajene dihebohkan lagi dengan insiden hanyut dan tenggelamnya Yusuf Abdi (38), warga Tumampua, Pangkajene, Sabtu (18/2/2023) petang.

Namun jenazah guru bujangan di SMPN 4 Pangkajene itu, ditemukan dua hari kemudian, di bibir pantai Pulau Langkadea, Kecamatan Tupabiring, Pangkep.

Baca juga: Bocah 9 Tahun yang Tenggelam di Sungai Kampale Sidrap Ditemukan Meninggal Dunia

Baca juga: Pasutri Tewas Tenggelam Demi Selamatkan Anaknya dari Banjir Bandang Parepare

Jarak pulau "tak berpenghuni" dengan tempat kejadian perkara di Jembatan Putih Tumampua-Mattoanging, sekitar 21 km perairan barat daya Sungai Pangkajene.

Jenazah Yusuf ditemukan kali pertama nelayan pemancing dari Balang Caddi, pulau tetangga, dievakuasi tim Basarnas Pangkep dan sudah dimakamkan keluarga di Pangkajene, Selasa (21/2/2023) pagi.

Dalam catatan Tribun, pencarian Raihan, adalah operasi SAR gabungan terbesar dan berdurasi terlama di bantaran 7,1 km hingga muara Sungai Pangkajene, dalam tiga dekade terakhir.

Operasi tim SAR gabungan yang pernah terlibat dalam operasi kemanusiaan di Pangkep terdiri dari tim Basarnas Makassar, Polair Polda Sulsel, SAR Brimob Polda Sulsel, BaSARnas BPBD dan Damkar Kabupaten Pangkep, SAR UNM, SAR Pemuda, SAR Antariksa, serta kelompok swadaya masyarakat.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved