Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HUT Enrekang ke 63

Jelang HUT ke-63 Enrekang, Warga Curio Masih Lintasi Arus Sungai Demi Membawa Jenazah ke TPU

Di tengah euforia menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Kabupaten Enrekang, masih ada masyarakat menyeberangi sungai lantaran rusaknya infrastruktur.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
Media Sosial
Kolase warga Dusun Limbong, Desa Curio, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, menggotong keranda jenazah lewati derasnya aliran sungai. 

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Di tengah euforia menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Kabupaten Enrekang, masih ada masyarakat menyeberangi sungai lantaran rusaknya infrastruktur jembatan.

Disamping itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Enrekang, dipercayakan pemerintah pusat untuk mengelola pinjaman dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sebesar Rp 441 miliar.

Mirisnya, masyarakat bertaruh nyawa menyeberangi derasnya aliran sungai dengan menggotong jenazah ke tempat pemakaman umum (TPU).

Peristiwa memilukan itu harus dialami keluarga yang sedang berduka serta masyarakat Dusun Limbong, Desa Curio, Kecamatan Curio, Enrakang, Sulawesi Selatan.

Dalam rekaman video diterima Tribun Timur, terlihat puluhan warga mengangkat jenazah dengan menantang maut lewat sungai seluas 20 meter.

Sementara sejumlah warga lainnya, nampak menunggu di seberang sungai.

Adapun jembatan gantung di sekitar lokasi tersebut tak dilewati karena rusak.

Penampakan jembatan itu sudah tak sempurna lagi. Alas pijakan yang terbuat dari papan kayu juga tak terlihat.

Warga yang melintasi sungai membawa jenazah tersebut terjadi pada Selasa (14/2/2023) sekitar pukul 15.00 Wita.

"Seperti inilah nasib kami, yang hampir setiap hari bertaruh nyawa melawan derasnya sungai. Apalagi kalau ada yang meninggal dunia," curhat salah satu warga Yunus kepada Tribun-Timur.

Memang jembatan itu bukan penghubung antar desa maupun kecamatan, namun warga sangat membutuhkan untuk menuju ke TPU dan lahan pertanian.

"Sebenarnya ada jalur lain, tetapi cukup jauh mutar. Kalau menyeberang lebih dekat perjalanan. Tetapi resikonya sangat membahayakan," tandas Yunus.

Sementara itu, Camat Curio membenarkan keluh kesah yang dialami warganya.

Baca juga: Jembatan Rusak, Warga Curio Enrekang Terobos Derasnya Arus Sungai Demi Gotong Jenazah ke TPU

Dia menyebut, warga harus melewati derasnya sungai lantaran jembatan gantung itu sudah rusak dan tak bisa dilalui.

"Iya memang sudah rusak jembatannya, selain itu sangat kecil untuk dilalui. Jadi warga harus menyeberang sungai," ucap Warman saat dikonfirmasi.

Kendati demikian, Warman yang juga warga asli Desa Curio membeberkan, pemerintah tengah membangun jembatan di kawasan tersebut.

Namun, sampai saat belum rampung dikerjakan lantaran anggarannya terbatas.

"Memang ada jembatan sementara dibangun di kawasan itu. Namun karena anggarannya terbatas, jadi otomatis dikerja sedikit-sedikit," kata Warman.

Proyek peningkatan jembatan itu mulai digenjot pada tahun 2021 melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD.

Warman mengaku, tak mengetahui berapa besaran anggaran proyek pembangunan jembatan permanen itu.

"Pengerjaan jembatan itu tetap dilanjutkan, jadi bukan mangkrak. Tidak seperti yang dikatakan masyarakat kepada media," tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved