Mata Lokal Memilih
Setahun Jelang Pemilu 2024, KPU Sulsel Ajak Wajib Pilih ke Bilik Suara
Ketua KPU Sulsel Faisal Amir mengatakan, pihaknya terus mendorong agar masyarakat sadar menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Salah satu pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ialah meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang.
Ketua KPU Sulsel Faisal Amir mengatakan, pihaknya terus mendorong agar masyarakat sadar menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.
"Saya harap masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam tahapan pemilu," ucap Faisal Amir dalam program Mata Lokal Memilih seri 4 Tribun Timur.
Program ini bertema Hitung Mundur 365 Hari Pemilu 2024 tayang di Youtube dan Facebook Tribun Timur, Rabu (14/2/2023).
Partisipasi dalam pemilu menurut Faisal bukan hanya ikut saat pencoblosan.
Tapi juga mengikuti seluruh tahapan kepemiluan.
Mulai dari proses pendaftaran dan verifikasi partai politik (parpol).
Masyarakat harus memastikan namanya apakah terdaftar di parpol atau tidak untuk mencegah pencatutuan nama.
"KPU sudah siapkan caranya dengan mengecek melalui info pemilu," jelasnya.
Baca juga: Faisal Amir Paparkan Komposisi Dapil di Pileg 2024
Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam pemetaan Dapil, juga bagaimana verifikasi calon perseorangan.
Apakah dirinya tercatat sebagai pendukung calon perseorangan tersebut atau tidak.
Juga yang tak kalah penting kata Faisal Amir, tahapan pemutakhiran data pemilih.
Karena pantarlih akan kunjungi semua rumah warga apakah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Pastikan diri anda terdaftar dalam data pemilih dan pastikan keluarga di coklit oleh Pantarlih pada masa ini," imbaunya.
Ia berharap, masyarakat wajib pilih tidak lewatkan momentum ini. Seluruh tahapan juga mesti diikuti. 14 Februari 2024 jangan lupa datang ke TPS.
Menurutnya, upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilu bukan hanya tugas KPU saja.
Semua pihak harus bergerak dengan caranya masing-masing karena pemilu tanggung jawab semua.
Karena semakin rendah partisipasi, sesungguhnya dalam konteks demokrasi mengurangi legitimasi pemilu.
Sementara legitimasi pemilu penting karena itu kepercayaan publik terhadap pemimpinnya.
"Semakin banyak memilih artinya banyak yang inginkan ada pemimpin dan semakin banyak yang terlibat dalam proses pemilihan pemimpin, ketika terpilih maka dia dapat kepercayaan publik," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.