Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bukan PDI Perjuangan, Ini Alasan Deng Ical Pilih PKB

Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad memastikan Syamsu Rizal MI resmi sebagai calon anggota DPR RI dari partai tersebut.

TRIBUN TIMUR
Deng Ical-Fadly Ananda salah satu Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2020 lalu 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad memastikan Syamsu Rizal MI resmi sebagai calon anggota DPR RI dari partai tersebut.

Meski sikap politik Deng Ical sapaannya bergabung di partai ini baru awal 2023, namun PKB Sulsel memilih mengumumkan secara serentak tokoh-tokoh eksternal yang baru bergabung.

Selain Mantan Wakil Wali Kota Makassar itu, ada 13 tokoh lain yang resmi berseragam jaket hijau. Mereka didominasi dari kalangan politisi.

“Kenapa kami perkenalkan secara bersamaan? Ini supaya menunjukan politik itu oleh PKB harus bekerjasama dan bersinergi,” tegas Azhar, Kamis (9/2/2023) lalu.

Tokoh-tokoh yang bergabung tentu bukan orang awam, mereka punya reputasi atau rekam jejak yang baik dalam memperjuangkan masyarakat.

Apalagi, mereka bukan hanya berlatar politisi, tapi juga pernah menjadi aktivis.

Sebelum gabung PKB, Deng Ical merupakan kader Partai Golkar dan Partai Demokrat Sulsel.

Namun, pada kontestasi Pilwali lalu, Golkar mengusung pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun.

Deng Ical pun memilih mundur dan memilih partai yang mengusungnya di Pilkada Makassar lalu.

“Kalau pasangan saya dokter Fadli Ananda sudah masuk di PDIP, sekarang dua mami pilihan saya, PKB dan Hanura, saya pilih PKB,” katanya.

Sebelumnya, Deng Ical komitmen memberi kontribusi terbaik untuk PKB dengan maju sebagai calon legislatif DPR RI Dapil Sulsel I.

Tanggung jawabnya sebagai kader baru yakni membesarkan PKB agar terpenuhi target kursi atau bahkan bertambah signifikan.

“Kan ada di depan mata pileg, kita kerjakan itu dulu sambil konsolidasi. Maju di pilwali butuh kursi toh? Nah, tanggung jawab saya membesarkan PKB supaya dapat kursi,” katanya.

Kendati demikian, perjalan di Pilwali Makassar belum berakhir.

Setelah Pileg, ia juga akan melihat peluang dan kembali menentukan sikap untuk maju atau tidak sebagai calon wali kota.

“Saya cuma melihat ada event politik, sambil bikin pintu nanti pikir lagi setelah pemilu tentukan sikap mau maju pilwali atau tidak,” ujarnya.

Basdir PKB

Sebelumnya, mantan Anggota Fraksi Demokrat DPRD Makassar Basdir membeberkan alasannya memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Anggota DPRD Kota Makassar dari Partai Demokrat, Basdir
Anggota DPRD Kota Makassar, Basdir (HASIM ARFAH/TRIBUN TIMUR)

Basdir mengaku memilih PKB karena melihat kepimpinan Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad yang luar biasa.

Begitu juga dengan kehebatan Fauzi Andi Wawo dalam memimpin PKB Makassar.

Basdir berkomitmen untuk membuat sejarah baru, dengan mengamankan kursi di Dapil II DPRD Makassar.

Basdir percaya diri karena ia sudah memiliki basis suara di Utara Kota Makassar.

Pada Pileg 2014 lalu, ia mengantongi 3.707 suara, lalu pada Pileg 2019 mengontrol 4.970 suara.

Meski mengalami kenaikan, namun Basdir gagal mempertahankan posisinya sebagai anggota DPRD Makassar.

Basdir urutan ketiga dengan jumlah suara di bawah Ray Suryadi Arsyad 8.741 suara, dan Fatmawati Wahyuddin 6.994 suara.

“Saya berkomitmen di PKB. Insya Allah, saya pribadi akan berusaha semaksimal mungkin membuat sejarah baru di Dapil II Makassar,” katanya.

“Saya juga tertantang menciptakan sejarah baru untuk diri saya, jarang sekali petahana pernah gagal dan maju lagi, saya akan buktikan,” katanya.

Diketahui, selain Basdir politisi Demokrat yang juga bergabung di PKB adalah Andi Muh Ridha.

Ia juga ikut diperkenalkan oleh Ketua PKB Sulsel Azhar Arsyad di salah satu resto di Jl Topaz, Makassar, Kamis (9/2/2023) lalu.

Diberitakan sebelumnya, giliran mantan anggota DPRD Makassar Shinta Mashita Molina pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Shinta Mashita

Shinta Mashita Molina mengawali karir politik di Partai Golkar Makassar pada 1996 silam.

Shinta Mashita Molina (kanan kedua) memaparkan alasannya hijrah dari Hanura ke PKB.
Shinta Mashita Molina (kanan kedua) memaparkan alasannya hijrah dari Hanura ke PKB. (SITI AMINAH/TRIBUN TIMUR)

Shinta Mashita Molina dipercayakan mewakili Golkar di Parlemen Makassar setahun setelah bergabung.

Sepuluh tahun berseragam partai berlambang pohon beringin, Shinta Mashita Molina memilih meninggalkan Golkar dan berlabuh ke Partai Hanura.

Melalui Hanura, Shinta Mashita Molina terpilih sebagai anggota DPRD Makassar selama dua periode.

Sayang, Shinta Mashita Molina gagal terpilih pada Pileg 2019 lalu.

Shinta Mashita Molina merupakan loyalitas mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura Makassar Akbar Jalaluddin.

Pada Muscab Hanura Makassar 2016 lalu, Akbar Jalaluddin mendapat lawan berat.

Dia adalah Ketua DPC Partai Hanura Makassar saat ini HM Yunus.

“Saya tidak ada masalah di Hanura. Saya mundur secara baik-baik dan memilih rumah besar ini PKB untuk perjalanan politik kedepan,” kata Shinta, Kamis (9/2) lalu.

Shinta Mashita Molina pun memastikan diri maju lagi bertarung pada Pemilu 2024 di Makassar.

Rencananya, Shinta Mashita Molina akan berjuang lewat Daerah Pemilihan (Dapil) V Makassar.

Dapil V Makassar meliputi tiga kecamatan, yakni Mamajang, Mariso, dan Tamalate.

Dapil V adalah basis suara Shinta Mashita Molina pada pemilu sebelumnya.

Minimal kata Shinta Mashita Molina, ia bisa membantu PKB untuk menambah jumlah kursi di DPRD Makassar.

“Semoga Hanura bisa mendapat satu fraksi di DPRD Makassar, tidak lagi fraksi gabungan,” Shinta menambahkan.

Saat ini, PKB mengontrol satu kursi DPRD Makassar.

PKB bergabung dengan Hanura dan Perindo membentuk satu fraksi bernama Nurani Indonesia Bangkit.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved