Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Gempa Turki, WNI Ibu dan 2 Anaknya Hilang Kontak

KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.

Editor: Hasriyani Latif
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Pemandangan dari udara menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M Iqbal, mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi di Turki. 

"Diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan hancur," ungkapnya

Dubes Iqbal mengatakan proses evakuasi sangat sulit dilakukan pemerintah Turki karena selain kekuatan gempa yang luar biasa besar tetapi juga cuaca ekstrem yang mana dalam dua pekan terakhir ini terjadi badai salju.

Dari data KBRI Ankara, terdapat sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki.

Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang bertempat tinggal di area gempa dan sekitarnya.

Sebagian besar WNI adalah berstatus pelajar dan mahasiswa sedangkan sebagian lainnya menikah dengan warga setempat, serta pekerja di organisasi internasional.

Nihil Korban

KBRI Ankara dan KBRI Damaskus menyatakan belum ada catatan WNI yang menjadi korban jiwa atas musibah gempa dahsyat di Turki-Suriah.

Dikutip dari laman The Guardian, Selasa (7/2/2023), jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,8 skala richter di dua negara itu kini mencapai 5.021 orang.

Korban tewas di Turki mencapai 3.419 orang dan di Suriah sebagai daerah yang dikuasai pemberontak sebanyak 1.509 orang.

Baca juga: Dokter dari Unhas ke Turki Hari Ini

Tetapi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di dalamnya.

Duta Besar RI untuk Suriah Wajid FauzI mengatakan pihaknya sejauh ini tidak menerima laporan korban meninggal

“Alhamdulillah sejauh ini kita belum atau tidak menerima informasi mengenai adanya WNI yang terdampak,” kata Wajid.

Dubes Wajid menyebut terdapat lima provinsi di Suriah yang terdampak cukup parah, yaitu Provinsi Aleppo, Lattakia, Hamma, Homs, dan Tartus.

KBRI Damaskus sendiri telah membangun shelter atau penampungan di Aleppo dan Lattakia.

Saat ini tim KBRI melakukan perjalanan ke Hamma dan Aleppo untuk mencari informasi keberadaan WNI yang kemungkinan terdampak.

Adapun Dubes Wajid mengatakan, terdapat 116 WNI yang tinggal di lima provinsi terdampak, meliputi Aleppo (49 orang), Lattakia (34 orang), Tartus (20 orang), Hamma (10 orang), dan Homs (3 orang).(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved