Opini
Anies Baswedan dan Amran Sulaiman, Mungkinkah?
Sebagai seorang pengusaha dan profesional, tentu saja Amran Sulaiman layak untuk mendampingi Bung Anies di pemilu presiden 2024.
Oleh:
Amir Muhiddin
Dosen FISIP Unismuh Makassar
Penggiat Forum Dosen
TRIBUN-TIMUR.COM - Menarik pertemuan silaturrahmi antara Andi Amran Sulaiman dan Anies Baswedan di Empang milik AAS.
Pertemuan itu sekaligus diselingi diskusi bersama Forum Dosen yang anggotanya terdiri dari para dosen dan rektor beberapa pergruran tinggi di Makassar dipimpin oleh Dr. Adi Suryadi.
Meskipun silaturrahmi dan berdiskusi seputar isu-isu kekinian tentang Indonesia, tetapi tidak bisa dinafikkan bahwa pertemuan itu sarat dengan muatan politik yang orientasinya ingin agar Anis Baswedan disandingkan dengan Andi Amran Sulaiman pada pemilu 2024.
Mungkinkah? Ya, tentu sangat mungkin karena beberapa kali survay dilakukan oleh beberapa lembaga survey, ternyata Anies Baswedan selalu berada ditiga besar bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Angkanya nyaris sama, toh kalau berbeda, sedikit saja.
Hasil Survey tersebut menunjukkan bahwa wakil presiden sangat menentukan kemenangan diantara ketiganya.
Siapa yang tepat memilih wakilnya, maka kemungkinan dialah yang akan menang, tentu saja tanpa menafikkan variabel-variabel politik identitas seperti agama, suku dan ras, serta geo politik, dan jangan lupa intervensi kekuasaan.
Andi Amran Sulaiman. Mungkinkan AAS ?
Ya mungkin saja, sebab beliau secara geo politik berada di luar Jawa, dan refresentasi Indonenesia Timur.
Dari aspek popularitas, tentu saja tidak perlu diragukan sebab beliau pernah menjadi menteri pertanian dan dikenal sampai ke pelosok desa dengan berbagai program yang pro kepada rakyat.
Pengalaman sebagai menteri pertanian juga memberi bobot pada kemampuan menejerial dan tehnis yang memungkinkan berpikir dan bertindak pragmatis serta solutif.
Satu lagi bahwa beliau seorang pengusaha peribumi yang mengelola tambang secara profesional, mengerti dan memahami potensi serta keuntungan bisnis untuk rakyat, daerah dan untuk negara.
Saya beberapa kali mengikuti diskusi dengan beliau di beberapa tempat, ternyata pandangannya tentang rakyat, negara dan nasionalisme amat mempuni, dihati saya orang ini pantas jadi pemimpin besar.
Sebagai seorang pengusaha dan profesional dengan net working yang luas, tentu saja layak untuk mendampingi Bung Anies di pemilu presiden 2024.
Apalagi beliau punya modal finansial dan sosial yang tinggi, memungkinkan melakukan manuver dan lobi politik yang rasional, serta pendekatan-pendekatan yang humanis berbasis agama dan nasionalis.
Bersama Forum Dosen
Andi Amran Sulaiman (AAS) di sela-sela kunjungan Anies Baswedan di Sulawesi Selatan, sengaja menjamu calon presiden di Empang Panaikang yang tidak jauh dari Gedung ASS.
Jamuan santap siang itu diselingi hiburan dan diskusi bersama para ilmuan dan cendikiawan yang tergabung dalam Forum Dosen.
Ini menarik karena dua hal, pertama Mas Anies melihat secara langsung animo masyarakat Sulawesi Selatan yang mendukungnya dan kedua mendengar secara langsung apa keinginan dan harapan masyarakat yang diwakili oleh para ilmuan dan cendikianwan.
Diskusi yang dipandu oleh Koordinator Forum Dosen Dr. Adi Suryadi benar-benar menjadi bahan yang berharga bagi Bung Anis terutama dalam menyusun naskah Visi dan Misi seandainya ditakdirkan menjadi dan pemenang pemilihan presiden tahun 2024.
Prof. Marsuki DEA Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas sebagai kontributor pertama menyampaikan agar Indonesia, khususnya bagian Timur harus menjadi perhatian utama sebab di wilayah inilah tersimpan potensi alam yang laur biasa.
Kalau Qatar saja, negara yang hanya memiliki satu jenis sumber daya alam yaitu minyak, dan dengan itu rakyatnya menjadi sangat makmur dan sejahtera, mengapa Indonesia tidak demikian, padahal negeri ini memilki beragam sumber daya alam, mulai minyak, gas, batu bara, dan di Timur Indonesia banyak sekalai potensi tambang sepeti emas, nikel dan sebagainya.
Bukan hanya soal potensi alam yang dianggap bermasalah, tetapi juga kesenjangan terutama dari aspek infra sturukutur antara Barat dan Timur. Dr. Naidah Naing, seorang arsitek dan dosen dari Universitas Muslim Indonesia mempertanyakan itu dan mohon berkenan agar Anis Baswedan bisa mencari solusi ketika jadi presiden.
Masalah lain adalah krisis pendidikan kita, terutama terkait dengan kompetensi dan karakter anak didik kita sangat merosot.
Selain itu, mantan rektor Unismuh Makassar ini juga mengkitisi soal APK di Perguruan Tinggi Indonesia yang terendah di Asia Tenggra. Andai menjadi Presiden, strategi apa kira-kira yang bisa diambil oleh bung Anis agar anak-anak kita bisa lebih baik dan semakin mulia ahlaknya.
Prof. Bahakin, guru besar UIN Alauddin yang kini mengabdi di Unismuh Makassar, menyarankan kepada Anis agar kelak bila menjadi presiden maka ingatlah sair lagu ini.
“Padamu Negeri Kami berjanji, Padamu Negeri kami berbakti, Padamu Negeri kami mengabdi, Bagimu negeri jiwa raga kami".
Lagu yang dikarang Kusbini ini mengandung makna yang dalam untuk Indonesia, namun seringkali dilupakan, terutama para pejabat yang sudah memperoleh kenikmatan dalam kekuasaan.
Empat penanya dan kontributor pemikiran dari forum dosen di atas seakan mewakili apa yang selama ini menjadi keluhan masyarakat Kawasan Timur Indonesia terkait ketidakadilan politik dan ekonomi.
Menurut Andi Amran Sulaiman bahwa kekayaan alam yang melimpah di Kawasan Timur Indonesia belum memberi kemakmuran sebesar-besarnya untuk masyarakat secara inklusif.
Padahal, kalau ini dikelola dengan maksimal, apalagi diberi kepercayaan pada Pribumi Indonesia, hasilnya jauh lebih besar dibanding dengan dikelola oleh Asing.
Selama ini menurut beliau, tambang yang dikelola asing hanya menyisahkan sedikit keuntungan finansial, bahkan beliau berguarai, kalau aku diberi kesempatan besar, utang Indonesia akan kulunasi.
Ini memberi gambaran bahwa ternyata selama ini kita dibohongi disebabkan karena kita sendiri yang salah, memberi dan membuka lebar untuk investor dan melupakan kemampuan anak bangsa.
Calon presiden Anies Baswedan menyebut bahwa memang banyak kebijakan pemerintah yang selama ini dibuat, bukan menguntungkan kita bahkan menguntungkan asing dan merugikan bangsa sendiri.
Kita berharap mudah-mudahan pertemuan dan Silaturrahmi antara Anis Baswedan dan Andi Amran Sulaiman beserta Forum Dosen bisa memberi makna dan kontribusi untuk Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia.(*)