Opini
Penanaman Nilai Karakter melalui Makna Paseng dalam Elongmpugi (kajian semiotika)
Secara terminologi elongmpugi berarti nyanyian bugis atau nyanyian masyarakat bugis.
Masyarkat Bugis merupakan masyarakat yang berbudaya dengan demikian merupakan suatu keniscayaan untuk melestarikan dan memahami budaya bugis dalam rangka penanaman nilai-nilai karakter.
Berikut beberapa analisis elongmpugi yang telah ditelaah berdasarkan simbol-simbol yang terdapat di dalamnya.
Pertama, sellukka ri alek kabo, pusa.nawa-nawa, ati mallolongeng. ada tiga pedanda semiotis dalam elong ini.
Pertama sellukka ri alek kabo (saya memasuki sebuah hutan belantara), ini dimaknai dengan kehidupan seseorang yang berada dalam kesemerautan, kebimbangan, dan permasalahan.
Pendanda kedua pusa nawa-nawa (pemikiran tersesat) yang dimaknai dengan ketidak mampuan menemukan jalan dari sebuah permasalahan.
Penanda ketiga ati mallolongeng (hati menemukan) yang dimaknai untuk bertanya kepada kata hati jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Dengan demikian secara lengkap elong tersebut bermakna Jika engkau berada dalam sebuah kebimbangan, atau masalah yang rumit disaat pikiranpun tidak mampu menemukan jalan terbaik, maka bertanyalah pada hatimu, karena sesungguhnya di hati itulah jawabannya, maka jangan pernah membohongi kata hati.
Kedua, lele bulu tellele abisang. paseng ini sering sekali kita dengarkan. Tapi apa sebenarnya makna dari paseng ini.
Ada dua tanda semiotis dalam paseng ini, yang pertama adalah lele bulu yang jika diartikan gunung yang pindah.
Yang kedua telelele abiasang yang artinya tidak berpindah kebiasaan. Bulu atau gunung di sini disimbolkan suatu benda yang mustahil untuk pindah.
Kata ini selanjutnya diumpamakan dengan kebiasaan manusia yang tidak mau berubah.
kebiasaan yang dimaksud merupakan kebiasaan buruk. Sehingga dibuatkanlah sebuah perumpamaan gunung sudah berpindah namun kebiasannya belum berubah.
Paseng ini ditujukan kepada orang-orang yang memiliki peringai buruk namun tidak bisa berubah atau memperbaikinya sedikitpun.
Demikian dua contoh paseng yang terdapat dalam elongmpugi. Adapun nilai karakter yang terdapat dalam dua elongmpugi tersebut berdasarkan pemaknaannya sangat jelas.
Pertama ada dua perisai yang dapat dijadikan sandaran atau prinsip hidup untuk membentengi diri dari segala macam bentuk perbuatan keji manusia yaitu lempu atau kejujuran dan paccing atau kebersihan, baik itu kebersihan hati maupun kebersihan pikiran.
Yang kedua, Kebiasaan buruk harus diubah, jangan sampai gunung yang mustahil untuk pindah akan berpindah sementara kebiasaan buruk kita sama sekali tidak bisa diubah.(*)