Muktamar XV Asadiyah
Bunyamin Yafid: Ideologi Wasathiyah Asadiyah Sengkang Tameng Radikalisme di Indonesia
Hal tersebut juga yang mendasari Asadiyah memilih tema transformasi nilai-nilai moderat Asadiyah pada muktamar ke-XV.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
Asadiyah, kata dia, mengajarkan sikap moderat. Menurutnya, moderat merupakan ajaran agama yang adil.
"Asadiyah mengajarkan umat yang adil. Mengajarkan profesional, berlaku bersahaja, tidak dengan konsep radikalisme, ataupun konsep kiri dan kanan. Asadiyah berada di tengah-tengah," katanya.
Cikal bakal pesantren yang ada di Sulawesi Selatan, kata dia, berasal dari Asadiyah.
Menurutnya dakwah Asadiyah mudah diterima umat, karena tidak mengajarkan kekerasan dan radikalisme.
"Transformasi nilai-nilai moderat ini penting untuk diangkat karena salah satu wilayah yang pernah didapatkan terrorism itu di Sulsel," katanya.
"Jadi salah satu tamengnya itu adalah Asadiyah. Maka di Muktamar ini kita angkat transformasi nilai-nilai moderat itu," tambahnya.
Asadiyah juga berusaha memberikan pemahaman kepada umat pada umumnya bahwa konsep radikal dan ajaran kekerasan itu tidak sesuai dengan ajaran islam sesungguhnya.
"Itulah alasan kami mengangkat tema ini. Asadiyah mengajarkan islamiah yang moderat," katanya. (*)