Kolom Economic Perspective
Kolom Ekonomic Perspective: Proyeksi Ekonomi dan Butterfly Effect
hingga wafat, Ratu Elizabeth II belum juga mendapatkan jawaban dari para ekonom atas pertanyaannya: why did no one see it coming?
Pergerakan nilai tukar Rupiah per Dollar AS tergantung pada beberapa indikator makro ekonomi. Atau disebut sebagai faktor fundamental. Baik atau buruknya kondisi fundamental menentukan posisi kurs Rupiah per Dollar AS.
Meese dan Rogoff (1983a), faktor fundamental yang menentukan pergerakan kurs adalah selisih pertumbuhan jumlah uang beredar, pertumbuhan ekonomi, suku bunga, dan keseimbangan perdagangan (trade balance) antara Indonesia dengan AS.
Kenaikan FFR menjadi 3,75 – 4,0 persen beberapa waktu lalu menyebabkan ekspektasi depresiasi Rupiah per Dollar AS meningkat. Kenaikan FFR membuat Rupiah tertekan, menuju ke titik terendah sepanjang tahun Rp. 15.573 per Dollar AS (25/11/22).
Kenaikan FFR menyebabkan capital outflow. Investor asing menyesuaikan kepemilikan portofolionya, beralih ke asset AS. Kebutuhan Dollar AS meningkat. Pendapatan memegang asset AS meningkat. Peralihan ke asset AS juga dipicu oleh fenomena home biased.
Home biased adalah kecenderungan investor untuk berinvestasi pada asset negaranya sendiri, meskipun pendapatan memegang asset negara lainnya lebih besar. Dimana 94 persen investor AS berinvestasi pada asset negaranya sendiri.
Fenomena home biased yang dapat menjelaskan mengapa model moneter penentuan nilai tukar tidak akurat menentukan posisi nilai tukar. Sama seperti meteorolog menentukan kondisi cuaca.
Alhasil, hingga wafat, Ratu Elizabeth II belum juga mendapatkan jawaban dari para ekonom atas pertanyaannya: why did no one see it coming? Ekonom dan ilmu ekonomi harus berbenah secara fundamental. Ingat “butterfly effect” dari Lorenz.(*)