Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Kilas Balik Kisah Syamsul Chaeruddin 2 Kali Tinggalkan PSM Makassar karena 'Ulah' Eks Pelatih Persib

Dalam karier sepakbolanya Syamsul Chaeruddin tak bisa mencatatkan PSM Makassar sebagai satu-satunya klub yang ia bela.

Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
Syamsul Chaeruddin dan logo PSM Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Jika disebutkan siapa legenda PSM Makassar era sepakbola modern, maka nama pertama yang muncul adalah Syamsul Chaeruddin alias Daeng Sila.

Namun, Syamsul Chaeruddin bukanlah legenda PSM Makassar yang jalan ceritanya seindah Totti di AS Roma.

Jika Totti menjadikan AS Roma sebagai satu-satunya klub yang ia bela karena kecintaan, Syamsul Chaeruddin pun ingin melakukan hal yang sama di PSM Makassar.

Hanya saja, dalam karier sepakbolanya Syamsul Chaeruddin tak bisa mencatatkan PSM Makassar sebagai satu-satunya klub yang ia bela.

Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Ini Alasan Mahasiswi CZ Buat Konten Threesome Bareng Pemeran Kebaya Merah

Bukan karena faktor cintanya ke PSM Makassar tak sama dengan cinta Totti ke AS Roma.

Baca juga: Alasan GoTo Gojek Tokopedia PHK 1.300 Karyawannya, Terbanyak Dibanding Facebook dan Twitter

Bagi Syamsul Chaeruddin PSM Makassar adalah segalanya.

Tak digaji pun ia rela tetap berseragam PSM Makassar.

"Asalkan saya masih dibutuhkan, saya tetap bertahan," ucapnya kepada Tribun Timur pada 2018 lalu.

Lahir di Limbung, Kabupaten Gowa, Syamsul Chaeruddin sejak masih duduk di sekolah dasar sudah menjadi fans fanatik PSM Makassar.

Nasib Polisi Berpangkat Briptu di Babel Usai Tiduri Istri Tersangka Narkoba, Modus Ringankan Hukuman

Meski jarak rumahnya ke stadion Mattoanging terbilang tak dekat, tapi setiap PSM Makassar bermain kandang ia rela datang memberikan dukungan langsung.

Pada akhirnya, Syamsul Chaeruddin bisa terpilih masuk PSM Makassar junior pada tahun 2000.

Setahun kemudian saat masih berusia 18 tahun, Syamsul Chaeruddin terpilh masuk skuad PSM Makassar senior.

'Waktu itu saya masih berusia 18 tahun, saya masih ingat dipanggil gabung ke tim senior sama Hamka Hamzah," ucap Syamsul melalui interview di channel youtube Ferdinand Sinaga.

Syamsul Chaeruddin pun menjelma menjadi salah satu gelandang hebat dan diperhitungkan di PSM Makassar.

Memiliki mobilitas tinggi, daya juang yang cukup besar membuatnya dijuluki sebagai Syamsul 'Nedved' Chaeruddin.

Di tahun 2000-an Nedved merupakan gelandang 'nafas kuda' yang didolakan lantaran bermain di Juventus.

Syamsul Chaeruddin pun sempat membela Timnas Indonesia mulai dari kelompok umur U-23 hingga Timnas Senior.

Ia bahkan disebut sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik Timnas Indonesia di masanya.

Singkat cerita, dengan kegemilangan saat mengolah si kulit bundar tak membuat Syamsul Chaeruddin tetap bisa berseragam PSM Makassar selamanya.

Pada musim 2010-2011 saat PSM Makassar bersiap menghadapi Indonesia Super League (ISL), Syamsul Chaeruddin membuat kejutan.

Ia memilih meninggalkan PSM Makassar menuju Persija Jakarta.

"Waktu itu saya ditelpon Coach Rahmad Darmawan (pelatih persija) kebetulan dia pelatih idola saya maka saya terima," ucapnya.

Tapi dibalik keputusannya hengkang ke Persija, Syamsul Chaeruddin mengakui bahwa dirinya berat meninggalkan PSM Makassar.

Hanya saja saat itu ia merasa pelatih tak lagi membutuhkannya.

"Di dalam tim itu kan pelatih punya pilihan pemain sesuai karakternya, jadi setiap pelatih beda-beda."

"Waktu itu karena saya sudah tidak dibutuhkan dalam PSM dan itu wajar dalam sepakbola makanya saya harus pergi," ungkapnya.

Adapun pelatih PSM Makassar di musim 2010-2011 kala itu yakni Robert Alberts yang juga eks pelatih Persib Bandung.

Belakangan, kejadian serupa kembali terjadi kepada Syamsul Chaeruddin.

Robert Alberts yang menukangi kembali PSM Makassar 2016-2018 kembali mendepak Syamsul Chaeruddin.

Tepatnya pada musim 2018 Syamsul Chaeruddin harus meninggalkan PSM Makassar selama-lamanya sebagai pemain dan memilih memperkuat PSS Sleman.

Tapi di musim 2018 Syamsul Chaeruddin mengaku ikhlas sebab faktor usia yang membuatnya tak ingin egois tetap berada di PSM.

"Dalam sepakbola yang namanya usai kan tidak bisa kita lawan juga, apalagi sudah banyak saya lihat pemain-pemain muda yang akan berkembang maka pilihan pelatih untuk pemain-pemain ini harus saya dukung," tutupnya.

Kembali ke PSM karena Sadikin Aksa

Selepas dari Persija, Syamsul Chaeruddin lantas direkrut Sriwijaya FC pada musim 2011-2012.

Tetapi saat bersama Sriwijaya Syamsul Chaeruddin tak bertahan selama semusim.

Cerita menarik hadir kala itu, saat dirinya sudah berada di Palembang, markas dari Sriwijaya FC.

Syamsul Chaeruddin bercerita bahwa saat itu merupakan kesempatan dirinya mengangkat trofi bersama Sriwijaya.

"Waktu itu kan Sriwijaya dilatih sama Rahmad Darmawan yang juara waktu itu, tahun itu saya gabung tapi saya tidak selesai satu musim," kata Syamsul kepada Tribun-Timur.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: 2 Kabar Buruk Hampiri PSM Makassar Jelang Bergulirnya Kembali Liga 1 2022/2023

Baca juga: 16 Stadion Layak untuk Lanjutan Liga 1, Bagaimana Nasib Kandang PSM Makassar Stadion BJ Habibie?

Alasannya hengkang dari Sriwijaya lantaran ia dihubungi oleh pihak manajemen PSM Makassar yang saat itu.

"Saya ditelpon sama Pak Sadikin (Sadikin Aksa) bilang kau pulang bantu PSM," kenangnya.

Tanpa pamit kepada pihak Sriwijaya, Syamsul memilih kabur dari mess dan terbang menuju Makassar.

"Tidak ada yang tahu saya waktu itu balik ke Makassar," katanya.

Ia mengungkapkan saat ditelepon oleh Sadikin Aksa, Syamsul tak pikir panjang.

Sebab menurutnya saat itu PSM Makassar tengah berjuang di fase playoff untuk bisa bertahan di Liga Indonesia.

"Istilahnya orang Makassar harus ada pacce ta', ini klub yang besarkan saya masa saya tidak bantu," ujarnya.

Syamsul Chaeruddin mengakhiri karier sepakbolanya pada tahun 2019 lalu.

Namun, pemilik nomor punggung 8 itu tak mengakhiri kariernya di PSM melainkan di PSS Sleman.

Terakhir kali ia berseragam PSM Makassar yakni pada tahun 2017 lalu.

Kiprah Syamsul Chaeruddin

PSM Makassar pernah memiliki seorang gelandang yang memiliki energi seperti kuda. Tak heran ia dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia.

Ia adalah Syamsul Bachri Chaeruddin. Syamsul kemudian menjelma menjadi ikon klub di medio 2000an yang kini menjadi legenda hidup PSM Makassar.

Syamsul Chaeruddin merupakan produk asli binaan akademi PSM Makassar yang promosi ke skuat utama pada musim 2001.

Skill-nya pun makin meningkat sebab sempat dimentori langsung oleh Bima Sakti kemudian berduet dengan Ponaryo Astaman.

Menurut catatan pengamat, pemain asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini memiliki kharisma sebagai pemimpin dan determinasi yang tinggi.

Dijuluki sebagai Pavel Nedved-nya Indonesia, Syamsul Chaeruddin memiliki gaya main yang sama dengan legenda Juventus tersebut.

Di PSM Makassar, Syamsul selalu identik dengan nomor punggung 8.

Ia memperkuat PSM Makassar sejak 2001 hingga 2010.

Syamsul sempat merantau untuk membela Persija Jakarta dan Sriwijaya FC kemudian kembali lagi berjersey Pasukan Ramang pada musim 2012.

Menjalani periode kedua bersama klub kebanggannya tersebut, Syamsul bertahan hingga akhir musim Liga 1 2017.

Laga perpisahannya pun terjadi pada pekan pamungkas kala PSM menjamu Madura United yang berakhir dengan kemenangan telak 6-1.
 
Sebagai laga perpisahan bersama klub yang sangat dicintainya, tentu saja Syamsul merasakan sedih yang amat dalam.

Apalagi ia gagal mempersembahkan gelar juara untuk PSM.

Cucuran air mata tak kuasa dibendungnya kala menghadiri sesi jumpa pers pasca laga.

Setelah tak bersama PSM lagi, Syamsul sempat memperkuat Borneo FC pada pra musim 2018 kemudian akhirnya berlabuh ke klub Liga 2 kala itu, PSS Sleman.

Akhirnya, pada akhir pria yang akrab disapa Daeng Sila' ini memutuskan untuk gantung sepatu.

Untuk sepak terjang bersama Timnas Indonesia, Syamsul telah menembus Timnas U-21 pada tahun 2002 dan naik ke U-23 setahun berselang.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved