Alasan GoTo Gojek Tokopedia PHK 1.300 Karyawannya, Terbanyak Dibanding Facebook dan Twitter
Sebanyak 1.300 karyawan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo dipecat atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
TRIBUN-TIMUR.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawannya.
Perampingan karyawan ini merupakan bagian dari langkah GoTo untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial dalam jangka panjang di tengah tantangan makro ekonomi global.
Adapun karyawan yang terdampak baru resmi menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja dalam Townhall, Jumat (18/11/2022).
Townhall ini dipimpin langsung oleh Chief Executive Officer Grup GoTo Andre Soelistyo.
GoTo mengungkapkan bahwa langkah PHK ini sebagai keputusan sulit yang tak bisa dihindari oleh perusahaan.
Menurut manajemen, PHK ini tak terjadi di Indonesia, namun juga seluruh wilayah GoTo beroperasi, seperti di Singapura dan Vietnam.
GoTo memastikan bahwa karyawan yang kena PHK bakal memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara di mana GoTo beroperasi.
GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial, antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu).
Tidak hanya itu, GoTo juga memberikan dukungan pencarian kerja serta layanan konseling.
Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan.
Karyawan yang terkena layoff juga dapat bergabung ke direktori alumni GoTo, di mana GoTo dapat memberikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Grup GoTo.
Selanjutnya, fasilitas konseling karir, keuangan, dan psikologi akan tersedia sampai akhir bulan Mei 2023
Manajemen GoTo menjelaskan bahwa keputusan ini tidak dapat dihindari agar perusahaan dapat lebih agile dan mampu menjaga pertumbuhan untuk dapat memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.
Untuk mengatasi tantangan ekonomi, manajemen menjalankan bahwa Perusahaan harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis yang berdikari secara finansial dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang.
Hal ini dilakukan antara lain dengan memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.