Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ditunjuk Dirjen Otoda, Makassar Jadi Percontohan Daerah Meteverse

Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, Makassar ditunjuk sebagai percontohan karena misinya untuk membangun blue print meteverse.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Wali Kota Makassar Danny Pomanto di Kantor Balai Kota Makassar, Jl Ahmad Yani, Selasa (1/11/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar ditunjuk menjadi percontohan daerah metaverse oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, Makassar ditunjuk sebagai percontohan karena misinya untuk membangun blue print meteverse.

Pada Rabu (17/11/2022) kemarin, Danny melakukan pertemuan dengan tim dari Dirjen Otoda di kediamannya, Jl Amirullah.

Program Makassar Meteverse telah dilaunching pada Februari 2022 lalu melalui pendampingan ahli, Daniel Surya.

Selain Daniel, Danny juga intens berkomunikasi dengan Pakar Teknologi Informasi Institut Teknologi Surabaya (ITS) Prof Mochammad Hariadi.

"Saya diskusi sama orang yang kuasai Metaverse Indonesia disamping Daniel Surya, namanya Prof Hariadi, saya undang nanti," ucap Danny Pomanto.

Pembangunan Meteverse kata Danny dimulai dari lorong. 

Hal tersebut untuk memudahkan pengumpulan data atau big data yang akan terangkum dalam command center.

Command center merupakan ruang pemantau kota yang didalamnya ada banyak aplikasi untuk mengontrol dan memonitoring keadaan kota.

Dari situ, Pemkot Makassar bisa melakukan mitigasi sosial terhadap permasalahan yang ditemui masyarakat.

Rencananya, command center yang akan dihadirkan menggunakan teknologi terbaru, namanya teknologi 8 K atau televisi dengan resolusi 8 K.

"Ini kebetulan kan saya lagi mau bikin command center, biayanya cukup tinggi karena teknologi terbaru, namanya teknologi 8 K. Sebagai perbandingan, televisi paling canggih sekarang adalah 4k jadi dua kali lipatnya," bebernya.

Untuk membangun metaverse, yang utama disiapkan adalah wall atau layarnya.

Kemudian menyiapkan server, serta menyiapkan aplikasinya.

"Jadi urutannya seperti itu. Jadi sudah benar Pemkot Makassar mempersiapkan Marvec (Makassar Economic Virtual Center)," jelasnya.

Semua masyarakat nantinya akan mempunyai avatar, dilengkapi dengan QR code untuk membaca identitasnya.

Untuk itu, Danny sedang berkoordinasi dengan pakar metaverse tersebut untuk mencari kamera yang canggih untuk merekam avatar masyarakat.

"Nah itu semua ada nanti di QR Code-nya. Derajat kesehatan-nya ada di QR Code-nya, identitasnya ada di QR Code-nya, kondisi keluarganya ada di QR Code-nya. Nanti QR Code-nya ditempel masuk di avatarnya. Nah saya lagi konsultasi untuk kamera avatar seperti apa. Jadi kita serius membangun," tuturnya.

Soal biayanya, Danny mengaku Meteverse digodok oleh milenial Makassar yang punya pengetahuan di bidang IT sehingga lebih murah.

"Kami karena pakai anak-anak Makassar itu biayanya apa yang ada. Kan tidak ada pernah kelihatan saya mau bikin Metaverse harganya Rp 1 triliun misalnya, nda ada kan," tegasnya.

Sementara Marvec sebagai hardwarenya kata Danny butuh anggaran Rp70 miliar.

Anggaran tersebut sudah diusulkan di APBD Pokok 2023. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved