PSK
PSK yang Sering Mangkal di Terminal Dangerakko Palopo Diduga Terinfeksi HIV/AIDS
Meski kerap dirazia, PSK tetap menjadikan terminal yang berada di jantung kota sebagai lokasi mangkal.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Muh. Irham
WARA, TRIBUN-TIMUR.COM - Terminal Dangerakko menjadi tempat favorit mangkal para Pekerja Seks Komersil (PSK) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Baru-baru ini, personel gabungan mengamankan satu PSK dan satu muncikari di kawasan itu.
Keberadaan PSK di Terminal Dangerakko bukan hal baru.
Meski kerap dirazia, PSK tetap menjadikan terminal yang berada di jantung kota sebagai lokasi mangkal.
Babinkamtibmas Kelurahan Dangerakko, Aiptu Ruslan membenarkan terminal yang berada di wilayah kerjanya kerap dijadikan PSK sebagai tempat menunggu pelanggan.
"Sebenarnya mereka sudah sering kami razia dan berikan imbauan, tapi tetap saja berbuat," kata Ruslan, Selasa (8/11/2022).
Ruslan bingung lantaran praktik prostitusi tidak pernah bisa hilang.
"Persoalannya setiap ada PSK yang diamankan dalam razia, tidak ditangani instansi terkait," katanya.
"Begitu dirazia dia di data kemudian dipulangkan. Setelah itu, mereka kembali beroperasi di kawasan Terminal Dangerakko," tuturnya.
Ruslan mengaku khawatir, karena beredar kabar ada dua PSK di kawasan itu yang terinfeksi HIV/AIDS.
"Kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka menjadi masalah kesehatan serius di kota ini. Penularan HIV/AIDS bisa saja semakin meluas, jadi perlu perhatian serius semua pihak terkait soal ini," ujar Ruslan.
Diketahui, aparat gabungan TNI, Polres, dan Pemkot Palopo melakukan razia di Terminal Dangerakko, Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Kamis (3/11/2022) malam.
Razia tersebut untuk memberantas penyakit masyarakat.
Seperti transaksi seks yang kerap terjadi di sekitaran Terminal Dangerakko pada malam hari.
Dalam razia petugas mengamankan seorang mucikari berinisial I dan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) berinisial A.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Dangerakko, Aiptu Ruslan mengatakan masyarakat resah dengan aktivitas mereka.
"Masyarakat resah dengan aktivitas di sekitar Terminal Dangerakko, makanya kita menggelar razia," kata Ruslan, Jumat (4/11/2022).
Pengakuan A, diketahui bahwa setiap kali berhubungan seks dengan pria hidung belang tarifnya antara Rp 300 hingga Rp 500 ribu.
"Kalau Rp 300 ribu, Rp 100 ribu untuk mucikari. Kalau Rp 500 ribu, Rp 200 untuk mucikari," bebernya.
A mengaku sudah setahun melakoni hidup sebagai penjaja seks.
Adapun tempat untuk melayani pria hidung belang di salah satu wisma dengan tarif Rp 50 untuk sekali kencan.
"Dalam semalam saya biasa melayani tiga sampai empat orang," ungkapnya.
Ironisnya perbuatan A diketahui oleh orangtuanya.
"Orangtuaku juga tahu saya bekerja begini," katanya.
Mucikari dan PSK kemudian dibawa ke rumah singgah Bhabinkamtibmas di Masjid Terminal Palopo.
Guna diberikan pembinaan agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Ruslan meminta kepada masyarakat agar turut berpartisipasi dalam menjaga kondusifitas kamtibmas di wilayah hukum Palopo.
Caranya dengan menginformasikan ke Call Center 110 dan kantor polisi terdekat.
"Atau menelpon nomor Call Dumas Polres Palopo 082188448253 apabila mengetahui adanya gangguan kamtibmas yang memerlukan kehadiran anggota polisi," kata Ruslan. (*)