Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

107 Tahun PSM Makassar

107 Tahun PSM Makassar : Inilah Deretan Bos Juku Eja dari Masa ke Masa, Siapa Paling Berprestasi?

Di usia 107 tahun hanya pemain atau jajaran pelatih, untuk urusan manajemen sudah silih berganti figur-figur memimpin PSM Makassar sebagai 'bos'.

Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
107 Tahun PSM Makassar sudah dinakhodai sejumlah petinggi untuk jajaran manajemen. Saat ini Sadikin Aksa menjabat Direktur Utama, sebelumnya ada nama Munafri Arifuddin kemudian Erwin Aksa hingga Nurdin Halid. 

Politisi senior Demokrat Reza Ali juga pernah memimpin PSM Makassar sebagai manajer tepatnya pada tahun 2001-2003.

Di bawah kepimpinannya PSM Makassar menjadi runner up Liga Indonesia 2001 dan semifinalis Liga Indonesia 2002.

Erwin Aksa (Manajer)

Tokoh Golkar, Erwin Aksa ingin tingkatkan kualitas SDM dengan pendidikan.
Tokoh Golkar, Erwin Aksa ingin tingkatkan kualitas SDM dengan pendidikan. (DOK GOLKAR)

Pengusaha dan Politisi Golkar Erwin Aksa tercatat sebagai manajer termuda PSM Makassar.

Pada tahun 2003 Erwin Aksa dipercaya sebagai manajer PSM Makassar dan saat ini ia masih berusia 24 tahun.

Tercatat Erwin Aksa menjabat sebagai manajer PSM Makassar dari 2003 hingga 2006.

Baca juga: Profil PSM Makassar Klub Tertua Liga 1 Indonesia Berusia 107 Tahun tapi Terusir dari Rumah Sendiri

Capaian Erwin Aksa saat menjadi manajer yakni dua kali runner up Liga Indonesia yakni tahun 2003 dan 2004.

Peringkat ketiga Liga Indonesia 2005 dan peringkat keempat Liga Indonesia 2006.

Rully Habibie (CEO)

CEO PSM Makassar Rully Habibie bersama manajemen Kompas TV, Buyung Wijaya Kusuma memperlihatkan jersey PSM dan KompasTV
CEO PSM Makassar Rully Habibie bersama manajemen Kompas TV, Buyung Wijaya Kusuma memperlihatkan jersey PSM dan KompasTV (dok tribun-Timur/kompas_TV)

Peralihan PSM Makassar dari kepemilikan Pemerintah Kota (Pemkot) menjadi Perusahaan Terbatas (PT) di tahun 2011 menempatkan Rully Habibie sebagai CEO.

Rully Habibie ditunjuk sebagai CEO PSM Makassar hingga tahun 2016.

Di tangannya PSM Makassar berkompetisi di dua kompetisi berbeda.

Musim 2010-2011 PSM Makassar di kompetisi ISL berada di peringkat kedua namun memilih mundur dari kompetisi.

Tahun 2011 PSM Makassar beralih ke IPL dimana PSM Makassar finish di peringkat ketiga.

Musim 2011-2012 PSM Makassar menjadi runner up.

Munafri Arifuddin (CEO dan Direktur Utama)

Direktur Utama PSM Makassar Munafri Arifuddin usai pertandingan PSM vs Arema FC di Stadion GBH Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/8/2022).
Direktur Utama PSM Makassar Munafri Arifuddin usai pertandingan PSM vs Arema FC di Stadion GBH Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/8/2022). (TRIBUN-TIMUR.COM/M YAUMIL)

Nama Munafri Arifuddin mulai dikenal sebagai pengurus PSM Makassar pada tahun 2016 lalu.

Saat itu PSM Makassar berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC).

Munafri Arifuddin mulai mengurus PSM Makassar di tahun tersebut menggantikan Rully Habibie sebagai CEO.

Secara otomatis segala keperluan PSM Makassar mulai diurus Munafri Arifuddin.

Gebrakan awalnya yakni mendatangkan Robert Alberts sebagai pelatih kepala menggantikan Luciano Leandro saat ISC 2016 masih berlangsung.

Keputusan Appi yang mendatangkan Robert Alberts terbilang sukses lantaran di ISC 2016 PSM Makassar finish peringkat ke-6 dengan materi pemain yang terbilang pas-pasan.

Barulah di tahun 2017 tepatnya saat kompetisi sepakbola Tanah Air mulai bergulir kembali bernama Liga 1 Indonesia gebrakan Appi makin terlihat.

Ia mampu mendatangkan sejumlah pemain bintang termasuk putra daerah seperti Hamka Hamzah dan Zulkifli Syukur.

Dengan komposisi pemain tersebut PSM Makassar finish di peringkat ketiga klasemen Liga 1 2017.

Pada Liga 1 2018 PSM Makassar nyaris menjadi juara, tetapi pada musim itu skuad Juku Eja beda satu poin dengan Persija Jakarta yang keluar sebagai juara.

Sedangkan pada tahun 2019 Appi membawa PSM Makassar menjuarai Piala Indonesia.

Tak hanya itu Appi juga mampu membawa PSM Makassar berpartisipasi di AFC Cup mulai tahun 2019, 2020 dan 2022.

Dari segi pengembangan infrastruktur di bawah kepemimpinannya, PSM juga membentuk Akademi.

Yang kini bermarkas di Mamuju, Sulawesi Barat.

Pengembangan lainnya yang dilakukan yakni mengubah logo PSM menjadi lebih modern.

Hingga menghadirkan official store dan kantor di stadion Mattoanging.

Tentu segala capaian ini belum sempurna.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved