Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gagal Ginjal Akut

Kadinkes Sulsel Imbau Anak Segera Dirujuk Jika Demam dan Sedikit Kencing

Hal tersebut untuk mencegah atau mendeteksi dini gejala penyakit gagal ginjal pada anak.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Muh. Irham
Tangkapan layar youtube Tribun Timur
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Rosmini Pandin 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) Rosmini Pandin mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan anaknya yang masih kecil.

Hal tersebut untuk mencegah atau mendeteksi dini gejala penyakit gagal ginjal pada anak.

Ia menjelaskan ada beberapa ciri-ciri gejala penyakit tersebut.

Di antaranya seperti demam, batuk, flu, dan diare. Ketika gejala tersebut mulai muncul, kata dia orangtua juga harus segera memeriksa urine atau kencing anaknya.

Sebab, jika ginjal memiliki gangguan, maka akan berpengaruh pada saluran kencing.

Normalnya, kata dia, anak kencing 3 sampai 8 kali dalam sehari semalam.

Jika ada anak demam dan dalam sehari semalam kencing hanya satu atau dua kali, orangtua harus segera membawa anaknya ke dokter.

"Jadi di situ poinnya. Kalau demam, kita harus berhati-hati. Segera periksa urinenya," katanya kepada media di Kantor Gubernuran Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Senin (24/10/2022).

Khusus di Sulsel, Rosmini Pandin mengatakan telah melakukan evaluasi data dengan stakeholder terkait.

Dari data yang dikumpulkan dan diselidiki, ada delapan anak dengan rentang usia delapan hingga 12 tahun.

Enam anak sebelumnya ditemukan sebelum Agustus 2022. Empat diantaranya meninggal dunia dan dua sembuh.

Rosmini belum bisa memastikan bahwa itu adalah penyakit gagal ginjal akut. Sebab keenamnya juga terkonfirmasi Covid-19.

Kemudian pada Oktober 2022, Dinkes juga menerima data dua anak. Satu telah meninggal dunia dari Luwu Timur dan satu lagi sementara pemeriksaan di Rumah Sakit di Parepare.

"Dari delapan anak itu, satu yang terpapar gagal ginjal anak. Itu yang meninggal dari Luwu Timur," katanya.

"Data itu yang akan dievaluasi dan diselidiki. Akan ditanya ke seluruh pasien dan akan didiskusikan secara tim oleh tim epidemiologi," tambahnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved