Podcast Series: Pemkot Makassar Bantu Pasarkan Produk UKM di Lorong Wisata
Camat Tallo Alamsyah Sahabuddin menjelaskan ada banyak kegiatan yang mendatangkan pendapatan bisa dilakukan warga di lorong wisata.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lorong Wisata diyakini bakal menjadi pusat ekonomi baru bagi masyarakat.
Lewat Lorong Wisata, masyarakat diberdayakan untuk menciptakan inovasi dan kreativitas.
Camat Tallo Alamsyah Sahabuddin menjelaskan ada banyak kegiatan yang mendatangkan pendapatan bisa dilakukan warga di lorong.
Mulai dari bercocok tanam, budidaya ikan tawar dan lobster tawar.
Kemudian menjual pakaian hingga menjajakan kuliner.
"Jika produk yang dijual masyarakat dilirik atau dibeli oleh pengunjung otomatis sudah mulai ada transaksi di dalamnya," ucap Alamsyah Sahabuddin dalam podcast series#1 HUT ke 415 Makassar.
Podcast ini ditayangkan di YouTube dan Fanpage Tribun Timur.
Podcast kali ini mengangkat tema Lorong Wisata dan Jalan Sehat.
Pemkot Makassar terus mendorong agar pelaku UKM lorong tumbuh dan bisa memasarkan produknya hingga ke ranah lebih luas.
Alamsyah membeberkan, Pemkot Makassar akan menyiapkan pasarnya, produk UKM warga lorong bakal dibuatkan platform agar bisa dijangkau orang banyak.
"Selain mengandalkan orang yang berkunjung kami juga harus siapkan atau bangun komunikasi dengan SKPD terkait bagaimana pemasaran skala besarnya," tuturnya.
Wali Kota Makassar juga telah menginstruksi agar rapat-rapat dilakukan di lorong wisata.
Rencananya, Kecamatan Tallo bakal mengagendakan rapat di lorong
Tujuannya agar produk UKM bisa dikonsumsi, dimulai dari yang paling dekat yakni pemerintah.
"Kami akan rakor tiap senin, akan uji coba daam lorong, snack atau kopi di lorong kita konsumsi," tuturnya.
Disamping itu, lorong wisata juga telah merambah ke digitalisasi.
Tiap lorong menyiapkan QR Code yang bisa diakses oleh pengunjung
Pengunjung bisa mengakses QR code tersebut untuk mendapatkan informasi yang ada di lorong.
Mulai dari jumlah penduduk, jumlah rumah, panjang atau luas lorong, hingga produk-produk dan pemberdayaan yang ada di lorong. (*)