Opini
Catatan Harlah IMDI ke-53 Tahun: IMDI dan Paradigma Praktis Kolaboratif
IMDI bukanlah organisasi yang egois dalam urusan keagamaan, lalu tidak memperhatikan kepentingan kebangsaan.
Oleh:
Hery Syahrullah
Ketua Umum PP IMDI
TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia, mahasiswa tak henti-hentinya berada
di garda terdepan dalam mengambil peran perubahan dan perbaikan. Tak terkecuali, Ikatan Mahasiswa Darud Da’wah wal Irsyad (IMDI).
IMDI merupakan organisasi kemahasiswaan yang menitikberatkan arah pengabdiannya untuk NKRI, melalui dua hal pokok. Yakni, pembangunan bangsa dan pengembangan agama.
IMDI bukanlah organisasi yang egois dalam urusan keagamaan, lalu tidak memperhatikan kepentingan kebangsaan.
Bukan pula yang menghabiskan waktu dalam urusan kebangsaan, lalu sama sekali tidak melirik soal keagamaan. Menyinergikan kepentingan agama dan bangsa adalah harga mati bagi organisasi yang lahir dari rahim Darud Da’wah wal Irsyad sekaliber IMDI.
Hingga usianya mencapai 53 Tahun, IMDI senantiasa konsisten pada jalur pengembangan agama dan bangsa, serta siap berada di garda terdepan dalam membendung segala gerakan yang berusaha menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
IMDI senantiasa menyadari bahwa untuk mengutuhkan NKRI, prinsip agama dan bangsa harus berjalan berdampingan dan tak terpisahkan. Tak ada cinta terhadap bangsa, tanpa kecintaan terhadap agama.
Cinta terhadap agama pun akan nihil dan sirna jikalau tanpa dibarengi perwujudan kecintaan terhadap bangsa. Dibutuhkan keharmonisan agama dan bangsa untuk menyempurnakan keutuhan NKRI.
Gagasan dasar inilah yang mesti dipegang teguh oleh IMDI dalam menjalankan roda organisasinya.
Atas dasar itu, Pimpinan Pusat IMDI Masa Bakti 2022-2025 merumuskan sebuah paradigma khusus dalam rangka memantik terealisasinya gagasan dasar tersebut di tubuh kader-kader IMDI. Paradigma itu kemudian diberi nama Praktis-Kolaboratif.
Praktis yang dimaksud di sini bukanlah memudahkan dan menggampangkan segala sesuatu. Namun, makna praktis yang dimaksud adalah berorientasi praktek dan pengamalan dalam menjalankan roda organisasi.
Sedapat mungkin, kader Ikatan Mahasiswa DDI meminimalisir bualan kosongnya, dan memaksimalkan kerja nyatanya.
Dalam bahasa sederhananya, ketika terjadi kegelapan, maka kader IMDI akan lebih memilih untuk menyalakan lilin dibanding menghabiskan waktu untuk mengutuk dan mencibir kegelapan itu.
Hanya saja, hal itu tidak bisa jikalau dilakukan sendiri, maka mesti ditopang oleh semangat kolaborasi yang diejawantahkan dalam gerakan pengembangan dan pemberdayaan seluruh potensi kader yang ada.
Di era disprupsi saat ini, IMDI mesti mulai berfikir berbasis asset dan potensi, bukan malah sibuk meratapi problem tanpa solusi. Jika itu dilakukan, maka kolaborasi akan mudah untuk diwujudkan.
Dari manifestasi paradigma itu, PP IMDI akan memassifkan perealisasian 3 item besar gerakan, yakni IMDI Membaca, IMDI Menulis, dan IMDI Mengabdi.
IMDI Membaca adalah gerakan yang bermuara pada pengakraban kader pada segala hal yang berkaitan dengan pengasahan pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk menunjang perealisasian Trilogi DDI yang pertama, yaitu pendidikan.
IMDI Menulis adalah gerakan yang bermuara pada pengasahan kemampuan berkreasi kader melalui karya tulis, agar mampu menghasilkan karya yang menarik dan berkualitas untuk disebarluaskan di ruang-ruang maya.
Apalagi, pertarungan yang sesungguhnya di era membeludaknya informasi saat ini adalah di gelanggang media.
Jika hal ini tak diisi oleh kader, maka akan dikuasai oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang kerap kali
berselancar di media dengan konten-konten hoax dan ujaran kebenciannya.
Gerakan IMDI Menulis adalah upaya dalam mewujudkan Trilogi DDI yang kedua yaitu Dakwah.
IMDI Mengabdi adalah gerakan yang bermuara pada aksi sosial untuk memberikan perubahan positif bagi kehidupan bermasyarakat.
Gerakan ini adalah ruang implementasi ilmu yang diperoleh melalui dua gerakan yang dijelaskan sebelumnya.
Kesusksesan kaderisasi di tubuh IMDI ditentukan oleh sejauh mana keterlibatannya dalam menebar kebermanfaatan untuk masyarakat secara luas.
Gerakan IMDI Mengabdi adalah ikhtiar dalam mewujudkan Trilogi DDI yang ketiga yaitu Usaha Sosial.
Semoga gerakan yang diusung oleh PP IMDI ini mampu diterjemahkan oleh seluruh kader
di mana pun berada.
Selamat Harlah IMDI ke-53
Salam Pengabdian !!!(*)