Wawancara Khusus Kepala Basarnas Sulsel
Peran Basarnas Hadapi Cuaca Buruk di Sulsel
Kondisi ini sangat menghawatirkan dan perlu sikap antisipasi akan timbulnya bencana yang bisa menimpa kita.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Muh. Irham
Bisa cerita tentang kendala yang dihadapi?
Kendala kami juga cuacalah, karene pada saat melakukan pencarian dan evakuasi. Karena keselamatan pribadi itu penting sekali oleh personil tim SAR.
Kemudian kendala berikutnya kordinasi yang sering terputus oleh karena kurang cepatnya teman-teman dalam membantu. Tetapi dalam kekurangan tersebut, kami selalu mencoba memperbaiki dan menciptakan sinergitas dan memanfaatkan seluruh potesi-potensi SAR yang ada. Supaya kita bisa membagi tugas dengan baik.
Kita kembali masuk ke Basarnas, bagaimana sih caranya agar bisa masuk menjadi tim SAR?
Jadi SAR itu sebenarnya profesi, menjadi relawan untuk orang lain. Kalau Basarnas sih adalah tim ASN nya pemerintah. Karena kita ASN ini juga mengajak untuk bergabung menjadi potensi SAR dan anggota Basarnas.
Karena ini tidak mudah, karena kita bisa di darat, laut, dan darat. Dan semuanya punya ilmu. Karena di sana ada water rescue, ada juga junggle rescue dan masih banyak lagi secara internasional yang bisa dipelajari sesuai SOP-nya. Karena kita harus menguasai semua medan untuk bisa turun.
Kita Basarnas sekarang sudah diakui dan sudah masuk kedalam wilayah insarac. Kita sudah diobatkan lolos insarac, jadi kitas sudah bisa menolong di seluruh dunia. Termasuk potensi SAR kita yang ada di Indonesia.
Menarik di sosmed, sebagai anggota tim SAR Anda selalu berhadapan dengan hidup dan mati, bagaimana tanggapan Anda?
Jadi memang makanya di Basarnas itu ada tunjangan resiko tinggi. Jadi tunjangan itu ketika melakukan pertolongan itu beresiko tinggi.
Kita membahas durasi suatu pencarian?
Jadi sesuai UU pencarian itu ditetapkan selama seminggu. Ketika tujuh hari tidak ada tanda-tanda ditemukan, maka kami berhak untuk menghentikan sementara. Ketika ditemukan pertanda, maka kita buka lagi operasi pencarian selama tiga hari. Setelah tiga hari tidak ada tanda-tanda kita tutup kembali.
Ketika muncul kembali tanda, kami akan buka lagi selama tiga hari. Jika kondisinya nihil, kami akan hentikan dan kami akan sampaikan kepada perusahaan atau institusi kami bahwa tim SAR.
Namun ketika masa itu sudah lewat dan pihak keluarga meminta kami untuk melakukan pencarian, maka pihak keluarga harus memberikan biaya operasional kepada tim SAR yang turun ke lapangan.
Cerita dong pengalaman Anda setelah turun ke lapangan?
Yang paling berkesan itu waktu tsunami di Aceh. Di sana kan ada puluhan ribu korban yang berjatuhan dan perlu evakuasi. Jadi berat badan korban sudah bertambah karena membengkak. Selain itu juga psikis kami juga kena karena setiap hari melihat hal yang tidak normal.